13
Muhaimin 1993:110 menyatakan nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik,
benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah.Linda dan Richard Eyre dalam Sutarjo Adisusilo 2013: 57 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan nilai
adalah suatu standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Sedangkan menurut
Abu Ahmadi 1994:202 nilai adalah seperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola
pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku. Sunarto B. Agung Hartono 2008: 170 menyatakan bahwa nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu kemudian
dihayati dan didorong oleh moral, baru kemudian akan terbentuk sikap sesuai nilai-nilai yang dimaksud.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi serta menjiwai tindakan seseorang serta berisi konsep baik
maupun buruk yang berkembang di dalam masyarakat yang dijadikan alat untuk menentukan identiras seseorang dalam hal perilaku. Nilai sebagai pembimbing
serta sebagai panduan dalam menentukan tingkah laku untuk mencapai tujuan hidup seseorang. Apabila nilai-nilai itu baik, maka bisa menjadikan orang lebih
baik, menjalani hidup lebih baik, serta memperlakukan orang lain dengan lebih baik.
2. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa Latin yaitu kata mos, adat-istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, kelakuan, mores adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak
14
dan cara hidup Lorens Bagus dalam Sjarkawi 2006: 27. Moral merupakan suatu nilai-nilai yang dijadikan pedoman dalam bertingkah laku Fadlilillah, 2013:
68.Sedangkan Magnis Suseno dalam Asri Budiningsih 2013: 24 mengatakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya manusia sebagai
manusia sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikanya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur yang dipakai
masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. Helden dalam Sjarkawi, 2006:28 merumuskan pengertian moral sebagai suatu kepekaan dalam pikiran,
perasaan, dan tindakan dibandingkan dengan tindakan-tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Sedangkan Atkinson dalam Sjarkawi, 2006:28 mengemukakan moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat
dan tidak dapat dilakukan. Selain itu, moral juga merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Menurut Sjarkawi 2006: 34 moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah segala hal yang berurusan dengan
etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber. Dengan
demikian karakter yang dimilki oleh seseorang dapat dipengaruhi oleh cara-cara berpikir moral seseorang. Moral yang baik, bersumber dari cara-cara berpikir
moralnya yang tinggi berdasarkan pertimbangan moral yang bersumber dari perkembangan moral kognitifnya. Moral yang baik yang dimiliki seseorang akan
menghasilkan karakter yang baik pula.
15
Frankena dalam Deny Setiawan, 2013: 58 mengemukakan bahwa tujuan pendidikan
moralmencakup: 1
membantu peserta
didikuntuk dapat
mengembangkan tingkah-laku yang secara moral baik dan benar, 2 membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan refleksi secara otonom, 3
membantu peserta didik untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral, norma- norma dalam menghadapi kehidupan konkretnya, 4 membantu peserta
didikuntuk mengadopsi prinsip-prinsip universal, nilai-nilai kehidupan sebagai pijakan untuk pertimbangan moral dalam menentukansuatu keputusan, dan 5
membantu peserta didik untuk mampu membuat keputusan yang benar, bermoral, dan bijaksana. Sri Wening 2012: 57 menyatakan bahwa nilai moral diyakini
dapat mendasari prinsip dan norma yang memandu sikap dan perilaku dalam hidup sebagai pembentuk karakter seseorang
Lickona 1991: 85 menekankan dalam menanamkan nilai moral terdapat tiga unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu moral knowing, moral feeling,
dan moral action. Guru perlu memperhatikan ketiga unsur ini agar anak didik memahami nilai-nilai moral.
a. Moral Knowing Pengetahuan Moral
Komponen moral ini terbagi menjadi beberapa unsur yaitu a moral awarness kesadaran moral yaitu dengan menggunakan kecerdasan untuk menilai
situasi agar sesuai dengan nilai-nilai moral, b knowing moral value mengetahui nilai moral nilai-nilai moral tersebut antara lain: menghormati, tanggung jawab,
kejujuran, toleransi, dan kebebasan merupakan sekian cara untuk menjadi orang baik, c perspektif taking penentuan sudut pandang adalah kemampuan untuk
16
mengambil sudut pandang dari sudut pandang orang lain, melihat situasi sebagaimana seseorang melihatnya, membayangkan bagaimana seseorang
mungkin berfikir, bereaksi dan merasakan sesuatu, d moral reasoning pemikiran moral melibatkan pemahaman apa artinya menjadi bermoral dan mengapa harus
bermoral. Mengapa penting untuk menepati janji, mengapa harus melakukan yang terbaik, mengapa harus berbagi dengan orang lain, e decision making
pengambilan keputusan mampu untuk memikirkan salah satu jalan melewati masalah-masalah moral merupakan salah satu keterampilan yang mencerminkan
kemampuan pengambilan keputusan, f self-knowledgepengetahuan pribadi mengetahui diri sendiri adalah jenis pengetahuan moral yang paling sulit untuk
didapatkan. Menjadi orang yang bermoral memerlukan kemampuan untuk meninjau lagi perilaku diri sendiri dan mengevaluasinya secara kritis.
b. Moral feeling Perasaan Moral
Terdapat beberapa aspek dari perasaan yang perlu dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia yang berkarakter yaitu: a conscience hati
nurani memiliki dua sisi, sisi kognitifnya adalah tahu apa yang benar dan sisi perasaan emosionalnya adalah berkewajiban untuk melakukan apa yang di anggap
benar. Banyak orang yang tahu apa yang benar tapi mereka merasa sedikit kewajiban untuk bertindak sesuai dengan kebenaran tersebut, b self-esteem
harga diri, ketika seseorang memiliki ukuran yang benar tentang harga diri, maka akan bisa menilai diri sendiri, pikiran atau mengijinkan orang lain untuk
melecehken dirinya, c empaty empati adalah mengenali dan memahami keadaan orang lain. Hal itu merupakan sisi emosional dari mengambil sudut
17
pandang orang lain, d self-control pengenalan diri, emosi dapat terjadi karena berbagai alasan itulah mengapa pengendalian dirimembantu seseorang menjadi
beretika, ehumanity kerendahan hati adalah kebijakan moral yang sering diabaikan padahal merupakan bagian terpenting dari karakter yang baik.
Kerendahan membuat seseorang untuk bertindak mengoreksi kegagalan yang telah dilakukan.
c. Moral action tindakan moral
Perbuatan atau tindakan moral ini merupakan hasil outcome dari dua komponen moral lainya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang
seseorang dalam perbuatan yang baik act morality, maka harus dilihat tiga aspek lainya dari karakter yaitu: a competence kompetensi, kompetensi moral dapat
diartikan memiliki kemampuan untuk mengubah penilaian dan perasaan moral ke tindakan moral yang efektif, b will keinginan menentukan pilihan yang paling
tepat dalam situasi moral biasanya sulit untuk dilakukan. Menjadi baik merupakan tindakan nyata dari sebuah keinginan, juga sebagai mobilisasi energi untuk
melakukan apa yang harus dilakukan. Keinginan merupakan intik dari keberanian moral, c habit kebiasaan dalam berbagai situasi, perilaku bermoral merupakan
faedah kebiasaan. Orang-orang yang memiliki karakter baik akan melakukan hal yang benar dari kebiasaan yang dimiliki. Oleh karena itu, dalam pengembangan
karakter harus di berikan kesempatan yang luas utuk mengebangkan kebiasaan- kebiasaan yang baik dan mempraktikkan bagaimana menjadi orang.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah moral dapat diartikan sebagai sarana untuk mengukur benar tidaknya atau baik
18
tidaknya tindakan manusia. Moral dapat memberikan orientasi bagaimana seseorang harus melakukan suatu tindakan dalam hidupnya. Pendidikan moral
memuat pandangan tentang nilai dan norma yang terdapat pada sekelompok manusia. Hal ini berarti pendidikan moral yang didapat seseorang akan dapat
membantu orang tersebut dalam pembentukan moralitasnya. Dalam meningkatkan perkembangan moral, perlu adanya pendidikan moral yang dilakukan di rumah
maupun di sekolah. Pendidikan moral harus mengembangkan penalaran, perasaan dan tindakan moral. Selain itu perlu adanya perhatian dari guru maupun orang tua
untuk dapat memberikan stimulasi terkait dengan perkembangan moral anak sehingga anak lebih memahami tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang
seharusnya tidak dilakukan.
B. Pengetahuan Nilai Moral 1. Pengertian Pengetahuan Nilai Moral