28
Indikator-indikator ini berfungsi sebagai penanda bahwa anak telah mengetahui nilai-nilai moral sesuai dengan yang diharapkan.
4. Mengembangkan Pengetahuan Nilai Moral
Sudiati 2009: 218 menyatakan untuk mengembangkan pendidikan nilai moral diperlukan beberapa metode, baikberupa metode langsung maupun tidak
langsung. Metode langsung dimulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik sebagaiupaya indoktrinasi berbagai ajaran. Caranya dengan memusatkan perhatian
secara langsung pada ajaran melalui mendiskusikan, mengilustrasikan, menghafalkan, dan mengucapkannya. Metode tidak langsung tidak dimulai
dengan menentukan perilaku yang diinginkan, tetapi dengan menciptakan situasi yang memungkinkan perilaku yang baik dapat dipraktikkan. Keseluruhan
pengalaman yang ada di sekolah harus dimanfaatkan untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang baik.Syamsu Yusuf 2006: 134 mengatakan dalam
mengembangkan pengetahuan nilai moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara sebagai berikut:
a. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang
tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orangtua, guru atau orang dewasa lainya. Disamping itu, yang paling penting
dalam pendidikan moral ini, adalah keteladanan dari orangtua, guru atau orang dewasa lainya dalam melakukan nilai-nilai moral
b. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru
penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. seperti orangtua, gutu, artis atau orang dewasa lainya
c. Proses coba-coba trial error, yaitu dengan cara mengembangkan
tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah
laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.
29
Ronald Duska 1982: 113 menyatakan bahwa terdapat pedoman yang bisa digunakan pendidik dalam mengembangkan nilai moral yaitu:
a. Berusaha sungguh-sungguh untuk menciptakan kelas sebagai suatu lingkungan,
di mana para warganya dapat hidup dan belajar bersama dalam suasana hormat menghormati.
b. Memberi kesempatan pada anak-anak untuk bersuara dalam menentukan
aturan-aturan kelas c.
Memilih hukuman-hukuman yang hubunganya dengan pelanggaran, dan bila mungkin hukuman-hukuman yang menunjukkan kepada anak akibat-akibat
tindakanya terhadap kelompok. d.
Dalam berdiskusi tentang pengalaman sehari-hari, bantu anak dalam memikirkan perasaan orang lain, baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun
fiktif. e.
Berdiskusi dengan anak-anak di kelas apa yang mereka anggap sebagai tata cara dan hubungan-hubungan dalam kelas.
f. Mencari kesempatan untuk mendengarkan jawaban tiap anak terhadap
pertanyaan tentang nilai-nilai moral dan pancinglah diskusi-diskusi yang akan menariknya ke penalaran tahap yang lebih tinggi.
Djahiri dalam Muhammad Ali, dkk, 2007: 67 menyatakan terdapat pendekatan dalam pendidikan moral yaitu sebagai berikut:
a. Evocation, yaitu pendekatan agar peserta didik diberi kesempatan dan
kebebasan untuk mengekspresikan respon afektifnya terhadap stimulus yang diterimanya.
30
b. Inculcation, yaitu pendekatan agar peserta didik menerima stimulus yang
diarahkan menuju kondisi siap. c.
Moral Reasoning, yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual taksonomik tinggi dalam mencari permasalahan suatu masalah.
d. Value Clarification, yaitu pendekatan melalui stimulus terarah agar anak diajak
mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai moral. e.
Value Analysis, pendekatan agar anak dirangsang untuk melakukan analisis nilai moral.
f. Moral Awarness, yaitu pendekatan agar anak menerima stimulus dan
dibangkitkan kesadaranya akan nilai tertentu g.
Commitment Approach, yaitu pendekatan agar anak sejak awal diajak menyepakati adanya suatu pola pikir dalam proses pendidikan nilai.
h. Union Approach, yaitu pendekatan agaranak sejak awal diajak untuk
melaksanakan secara riil dalam suatu kehidupan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
mengembangkan pengetahuan nilai moral dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pendidikan dapat dilakukan dengan pendidikan langsung, yaitu
melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang baik dan buruk. Pendidik perlu memberi pertanyaan kepada anak terkait dengan nilai-nilai
moral.Anak perlu diarahkan untuk membedakan nilai-nilai yang meliputi nilai yang benar dan salah. Guru perlu untuk melakukan diskusi mendalam kepada
anak sertamendengarkan jawaban setiap anak untuk mengetahui tingkat pengetahuan nilai moral yang dimiliki.
31
C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran