Pengertian Siswa Kelas Lanjut Sekolah Dasar
28 Siswa kelas lanjut Sekolah Dasar berada pada usia sekitar 910
– 1112 tahun. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget, pada usia ini anak berada pada
tahap operasional konkret. Menurut Santrock 2007: 50, pada tahap ini pemikiran logis mengantikan pemikiran intuitif asalkan pemikiran tersebut dapat
diaplikasikan menjadi contoh-contoh yang konkret dan spesifik. Artinya, kemampuan berpikir anak dalam memahami sesuatu secara logis sudah mulai
berkembang namun perlu didukung dengan objek-objek yang konkret atau nyata. Anak belum dapat benar-benar berpikir abstrak sebagaimana masa remaja yang
sudah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan kogntif, Jean Piaget Andang Ismail, 2006: 36
juga mengemukakan bahwa individu juga memiliki tahapan perkembangan dalam bermain. Tahapan perkembangan bermain tersebut yaitu:
a. Sensory Motor Play 3 atau 4 bulan – setengah tahun
b. Symbolic atau Make Believe Play 2 – 7 tahun
c. Social Play Games and Rules 8 – 11 tahun
d. Games with Rules and Sports 11 tahun ke atas
Dalam tahap perkembangan bermain di atas, siswa kelas lanjut Sekolah Dasar termasuk ke dalam tahap Social Play Games and Rules. Pada tahap ini, anak lebih
banyak terlibat dalam kegiatan games with rules, di mana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan.
Senada dengan pendapat Piaget, menurut Rubin, Fein, Vandenberg dan Smith Andang Ismail, 2006: 42, siswa kelas lanjut Sekolah Dasar termasuk ke dalam
tahap perkembangan kognitif bermain Permainan dengan Peraturan Games with
29 Rules. Dalam kegiatan bermain tahap ini, anak sudah memahami dan bersedia
mematuhi aturan permainan. Anak juga memahami bahwa peraturan tersebut dapat dan boleh diubah sesuai kesepakatan pemain asalkan tidak terlalu
menyimpang jauh dari aturan umumnya. Misalnya pada permainan kasti, gobak sodor, ular tangga, monopoli, dan sebagainya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan kognitif individu, siswa kelas lanjut Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret
dimana anak membutuhkan benda yang konkret untuk memahami sesuatu. Penerapan dalam pembelajaran di sekolah yaitu dengan penggunaan media dalam
pembelajaran. Sementara dalam perkembangan bermain individu, siswa kelas lanjut Sekolah Dasar berada pada tahap permainan menggunakan aturan games
with rules. Oleh karena itu, media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media Tali Andha Aksara Jawa di mana media ini merupakan modifikasi
dari permainan ular tangga yang memiliki aturan-aturan umum yang harus dipatuhi oleh pemain.