29 Rules.  Dalam  kegiatan  bermain  tahap  ini,  anak  sudah  memahami  dan  bersedia
mematuhi  aturan  permainan.  Anak  juga  memahami  bahwa  peraturan  tersebut dapat  dan  boleh  diubah  sesuai  kesepakatan  pemain  asalkan  tidak  terlalu
menyimpang  jauh  dari  aturan  umumnya.  Misalnya  pada  permainan  kasti,  gobak sodor, ular tangga, monopoli, dan sebagainya.
Dari  uraian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  dalam  perkembangan    kognitif individu, siswa kelas lanjut Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret
dimana  anak  membutuhkan  benda  yang  konkret  untuk  memahami  sesuatu. Penerapan dalam pembelajaran di sekolah yaitu dengan penggunaan media dalam
pembelajaran.  Sementara  dalam  perkembangan  bermain  individu,  siswa  kelas lanjut  Sekolah  Dasar  berada  pada  tahap  permainan  menggunakan  aturan  games
with  rules.  Oleh  karena  itu,  media  yang  dikembangkan  dalam  penelitian  ini adalah  media  Tali  Andha  Aksara  Jawa  di  mana  media  ini  merupakan  modifikasi
dari  permainan  ular  tangga  yang  memiliki  aturan-aturan  umum  yang  harus dipatuhi oleh pemain.
D. Kajian Mengenai Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang secara harfiah diartikan sebagai perantara atau pengantar. Sementara itu, pembelajaran merupakan proses
kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang  ada,  baik  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa  maupun  dari  luar  diri  siswa
untuk  mencapai  tujuan  belajar  Wina  Sanjaya,  2008:  26.  Jadi  secara  sederhana
30 media  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  perantara  yang  digunakan  oleh  guru
dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain  pengertian  sederhana  tersebut,  masih  banyak  definisi  lain  yang
menerangkan arti media pembelajaran. Menurut Rossi dan Breidle Wina Sanjaya, 2008:  204  media  pembelajaran  merupakan  seluruh  alat  dan  bahan  yang  dapat
dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.  Hal  yang  hampir  sama  diungkapkan  oleh  Briggs  Arief  S  Sadiman,
2009:  6  yang  berpendapat  bahwa  media  pembelajaran  adalah  segala  alat  fisik yang  dapat  menyajikan  pesan  serta  merangsang  siswa  untuk  belajar.  Alat  fisik
yang dimaksud dapat berupa buku, film, kaset, dan film bingkai. Namun  demikian,  menurut  Gerlach    Ely  Wina  Sanjaya,  2008:  204  media
bukan hanya berupa  alat dan bahan saja tetapi  meliputi orang dan kegiatan  yang menciptakan  kondisi  yang  memungkinkan  siswa  memperoleh  pengetahuan,
keterampilan  dan  sikap.  Arief  S  Sadiman  2009:  7  menjelaskan  bahwa  media pembelajaran  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  untuk  menyalurkan
pesan  dari  pengirim  ke  penerima  sehingga  dapat  merangsang  pikiran,  perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. Dari berbagai pendapat di atas, dapat didefinisikan bahwa media pembelajaran
adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  untuk  menyampaikan  pesan  serta merangsang  minat  siswa  untuk  belajar.  Dengan  demikian,  tujuan  dari
pembelajaran dapat tercapai.