Pengertian Media Pembelajaran Tali Andha Aksara Jawa

42 Cara bermain media Tali Andha Aksara Jawa sama dengan permainan ular tangga, namun beberapa aturan perlu ditambahkan untuk memaksimalkan fungsi dari media. Cara bermain media Tali Andha Aksara Jawa adalah sebagai berikut. a. Media Tali Andha Aksara Jawa bisa dimainkan minimal oleh 2 anak dan maksimal oleh 4 anak. b. Para pemain diundi untuk menentukan siapa yang jalan pertama kali dan seterusnya. Undian bisa ditentukan menggunakan suit atau hompimpa. Setiap anak yang bermain memilih satu bidak untuk melakukan permainan. c. Untuk memulai permainan, semua bidak diletakkan di kotak wiwitan. Jumlah kotak yang dilalui bidak sama dengan jumlah gambar wayang yang ditunjukkan dadu setelah dikocok dan dilempar. d. Bidak yang berhenti di kotak piwulang, maka pemain yang memiliki bidak tersebut boleh mengambil satu kertu piwulang secara bebas. e. Bidak yang berhenti pada kotak bergambar anak laki-laki dan kaki tangga, maka pemain yang memiliki bidak tersebut wajib mengambil kertu sayembara yang sesuai dengan nomor kotak dimana bidak berhenti dan harus melaksanakan perintah yang ada pada kertu sayembara. Apabila dilaksanakan dengan benar, maka bidak naik ke kotak tempat ujung tangga berakhir. Apabila salah, maka bidak berhenti. f. Bidak yang berhenti pada bergambar anak laik-laki dan talian tali, maka pemain yang memiliki bidak tersebut wajib mengambil kertu sayembara yang sesuai dengan nomor kotak dimana bidak berhenti dan harus melaksanakan perintah yang ada pada kertu sayembara. Apabila dilaksanakan dengan benar, 43 maka bidak berhenti. Apabila salah, maka bidak turun ke kotak tempat ujung tali berakhir. g. Kertu kunci sayembara digunakan untuk mencocokkan benar tidaknya pemain dalam melaksanakan perintah di kertu sayembara. Jawaban dicocokkan oleh pemain yang mendapat giliran selanjutnya. h. Kertu sayembara dan kertu kunci sayembara yang sudah digunakan, diletakkan di tempat tersendiri. i. Pemain yang memiliki bidak yang pertama kali tiba di kotak pungkasan adalah pemenangnya.

F. Kerangka Pikir

Dalam Peraturan Gubernur DIY No.64 Tahun 2013 ditetapkan bahwa mata pelajaran muatan lokal wajib di DIY adalah Bahasa Jawa. Hal ini berarti pembelajaran Bahasa Jawa wajib dilaksanakan di seluruh sekolah di DIY baik di tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki fungsi dan tujuan yang adiluhung yaitu untuk menyemaikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Jawa serta melestarikan bahasa, sastra, dan budaya Jawa. Mengingat pentingnya fungsi dan tujuan tersebut, maka pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah perlu dilaksanakan dengan sebaik mungkin seperti menggunakan media pembelajaran yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Jawa adalah aksara Jawa. Aksara Jawa merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Pembelajaran membaca aksara Jawa di kelas V dimulai dari membaca kata dilanjutkan kalimat sederhana beraksara Jawa legena yang mengandung