62
C. Perancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mencipta desain busana pada mata diklat menggambar busana di kelas II.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan: “Perencanaan-Tindakan-Observasi-Refleksi”, dan tindakan dilakukan
secara kolaborasi oleh guru pengampu dan peneliti yang bertugas mengamati dan mencatat setiap perkembangan yang ada. Masing-masing siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan. Adapun perancangan pelaksanan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Secara lebih rinci, langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut: 1
menemukan masalah dikelas, fase ini dilakukan melalui diskusi dengan guru mata diklat menggambar busana serta melalui observasi didalam
kelas ketika guru mengajar 2
mencari penyebab dari masalah-masalah yang ada dikelas selama guru mengajar
3 memilih masalah yang akan diangkat dalam penelitian melalui diskusi
dengan guru menggambar busana 4
merancang instrument sebagai pedoman observasi dalam pelaksanaan pembelajaran
5 merencanakan langkah-langkah pembelajaran serta materi yang akan
diajarkan mulai dari pertemuan 1 sampai 3. Metode yang digunakan
63
diawal pertemuan adalah metode ceramah dengan menyampaikan materi yang akan menjadi pokok diskusi, kemudian menggelompokkan siswa
dalam kelompok-kelompok kecil dan memberikan tugas-tugas untuk dikerjakan secara kelompok. Selain itu setiap individu di beri tugas untuk
mengetahui tingkat kreativitas mencipta desain pada mata diklat menggambar busana. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan akan diisi oleh peneliti sebagai pengamat dan observer. Setelah memperoleh hasil kreativitas
desain siswa, maka peneliti dan kolaborator mendiskusikan masalah yang dihadapi siswa dalam mencipta desain tersebut pada pertemuan 1.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan dilaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang
telah dibuat. Perencanaan yang dibuat bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Tindakan dimulai dengan
mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional, maupun fisik untuk menerima pelajaran baru, dengan
langkah-langkah sebagai berikut : 1
Membuka pelajaran 2
Mengulang sekilas pelajaran yang lalu yang mempunyai hubungan dengan bahan yang akan diajarkan Apersepsi
64
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan tentang
pembelajaran kooperatif dan menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif STAD
adalah pembelajaran kelompok, meskipun penilaian diambil secara kelompok dan individu.
4 Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen sesuai tingkat
kreativitas mencipta desain yang telah ditentukan sebelumnya. 5
Siswa duduk berkelompok sambil mendengarkan guru menyampaikan materi atau informasi melalui ceramah, presentasi, pemutaran film, dan
sebagainya. 6
Memastikan siswa memahami konsep bekerja secara kelompok dengan memberikan pertanyaan secara lisan, siswa menjawab pertanyaan guru,
ataupun sebaliknya siswa mengajukan pertanyaan umpan balik. 7
Siswa didorong untuk membuat desain yang berbeda satu anggota dengan anggota yang lain meski dengan satu tema, baik dalam siluet, warna,
proporsi, maupun pusat perhatiannya, sehingga kreativitas masing-masing siswa dapat terlihat.
8 Guru berkeliling memantau dan memastikan bahwa siswa bekerja secara
kelompok, meskipun membuat tugas desain dengan tema yang sama dalam satu kelompok, diharapkan hasil desain anggota satu dengan yang
lainnya berbeda dan menghasilkan ciri khas desain masing-masing siswa. 9
Mengulang kembali materi yang telah diajarkan dan membuat kesimpulan 10
Mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
65
c. Observasi
Peneliti mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan
tindakan yang telah ditetapkan. Adapun pengamatan ini dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan pedoman observasi dan catatan
dilapangan. Observasi atau pengamatan adalah proses untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan interaksinya dengan
siswa. Observasi dilakukan sedini mungkin bersamaan dengan implementasi tindakan. Hal ini untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah
sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan apakah telah terjadi perubahan, perkembangan atau peningkatan dalam pembelajaran sesuai yang
diinginkan. Ada beberapa kemungkinan jawaban antara lain : 1 pelaksanaan
sesuai rencana, hasil belum terlihat, maka konsekuensinya meneruskan pelaksanaan; 2 pelaksanaan kurang sesuai rencana, hasil belum terlihat,
maka rencana diperbaiki; 3 pelaksanaan sesuai rencana, hasil belum terlihat, konsekuensi rencana diperbaiki, dan 4 pelaksanaan kurang sesuai, hasil
terlihat, maka perlu didiskusikan apa yang sebenarnya terjadi. d.
Refleksi Peneliti dan guru mata diklat menggambar busana mendiskusikan hasil
pengamatan selama tindakan berlangsung. Kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan
66
selanjutnya. Demikian seterusnya, sehingga siklus berikutnya akan berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
Pada penelitian ini kegiatan refleksi dilakukan tiga tahap yaitu: 1 tahap penemuan masalah, peneliti dan guru membahas kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam pembelajaran atau yang dialami di kelas, merumuskan permasalahan tersebut secara operasional, merencanakan tindakan yang akan
digunakan untuk perbaikan pembelajaran 2 tahap merancang tindakan yaitu pembuatan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif
berbasis STAD dituangkan dalam bentuk satuan pelajaran. dan 3 tahap pelaksanaan dimana peneliti dan guru mata pelajaran mendiskusikan hasil
pengamatan yang dilakukan untuk menyimpulkan data dan informasi yang akan dikumpulkan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan ulang.
2. Siklus II