Faktor – Faktor Kesulitan Belajar

19 secara tepat sehingga belum mampu menghasilkan desain busana kerja wanita sesuai kriteria yang ditetapkan. Bisa ditarik kesimpulan berdasarkan uraian sebelumnya bahwa kesulitan belajar adalah keadaan dimana siswa tidak dapat mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas waktu tertentu dikarenakan adanya hambatan – hambatan yang dialami. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa gejala tersebut dapat terlihat dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif dalam proses belajar maupun hasil belajar yang dicapai. Maka dalam penelitian ini peneliti akan melihat gejala kesulitan belajar kompetensi penerapan prinsip desain pada pembuatan desain busana wanita dilihat dari hasil belajarnya dalam menerapakan seluruh prinsip desain yaitu prinsip keselarasan, perbandingan, irama, keseimbangan dan pusat perhatian dalam pembuatan desain busana kerja wanita.

3. Faktor – Faktor Kesulitan Belajar

Siswa yang mengalami kesulitan belajar ditandai dengan hasil belajar yang belum mencapai kriteria yang telah ditetapkan hal ini disebabkan oleh berbagai hal yang telah dikemukakan sebelumnya maka untuk memudahkan proses identifikasi faktor kesulitan belajar yang dilihat dari gejala yang dialami siswa. Maka kita perlu mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut. Berikut ini adalah berbagai penyebab faktor kesulitan belajar menurut Loore dalam Abin Syamsuddin 2004: 323-325: a. Stimulus Variables, mancakup : 1 Learning experience variables, antaralain mengenai : 20 a Methods variables, yang antara lain menyangkut, kuat lemahnya motIvasi untuk belajar, intensif tidaknya bimbingan guru, ada tidaknya kesempatan berlatih atau praktek, ada tidaknya upaya dan kesempatan reinformence. b Task variables, yang mencakup menarik tidaknya apa yang dipelajari, bermakna atau tidaknya apa yang dipelajari, sesuai tidaknya apa yang dipelajari. 2 Enviromental variables, menyangkut iklim belajar yang bergantung pada faktor – faktor tersedia tidaknya tempat yang memadai, cukup tidaknya waktu serta tepat tidaknya penggunaan waktu tersebut untuk waktu belajar, harmonis tidaknya hubungan manusia di sekolah, rumah, lingkungan dan masyarakat. b. Organismic variable yang mencakup : 1 Charasteristic of the learners, antara lain tingkat intelegensi, usia, taraf dan taraf kematangan untuk belajar. Dengan demikian kelemahan sering disebabkan oleh kurangnya kemampuan dan ketrampilan kognitif, terbatasnya kemampuan menghimpun dan mengintegrasikan informasi, kurang gairah belajar karena kurang jelasnya tujuan. 2 Mediating process, kondisi yang lazim terdapat dalam diri antaralain intelegensi, persepsi, motivasi, dorongan, lapar, takut, cemas, kesiapan, konflik, tekanan batin dan sebagainya yang turut berperan pula dalam proses berperilaku belajar. 21 c. Response variables , sebagaimana kita kelompokan berdasarkan tujuan – tujuan pendidikan yaitu : 1 Tujuan – tujuan kognitif seperti pengetahuan, konsep, ketrampilan dan pemecahan masalah 2 Tujuan – tujuan afektif seperti sikap - sikap, nilai – nilai, minat dan apresiasi 3 Tujuan – tujuan pola – pola bertindak antarlain ketrampilan psikomotor seperti menulis, mengetik, kegiatan pendidikan jasmani atau olahraga, melukis dan sebagainya; kompetensi – kompetensi untuk menyelenggarakan pertemuan, pidato, memimpin diskusi, pertunjukan dan sebagainya; kebiasaan – kebiasaan berupa kebiasan hidup sehat, keamanan, kebersihan, keberanian disertai kesopanan, ketegasan, ketekunan, kejujuran, kerapian, keserasian dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa yang secara lebih khusus dikategorikan berdasarkan variabel yang mempengaruhi seperti stimulus saat proses belajar, iklim atau lingkungan belajar dan tujuan – tujuan pendidikan. Faktor kesulitan belajar penerapan prinsip – prinsip desain pada pembuatan desain busana kerja wanita dilihat dari hambatan - hambatan dan gejala yang dialami siswa kelas X di SMK N 1 Pengasih termasuk pada faktor response variable karena belum tercapainya tujuan – tujuan pendidikan dari segi afektif, kognitif dan psikomotor pada kompetensi penerapan prinsip desain. Tujuan kognitif yang belum tercapai adalah kurangnya pemahaman 22 dan pengetahuan siswa tentang materi penerapan prinsip desain, tujuan afektif yang belum tercapai ialah sikap siswa yang belum memenuhi standar kriteria penilaian yang telah ditetapkan sedangkan tujuan psikomotor yang belum tercapai adalah belum mampu menerapkan prinsip – prinsip desain yaitu prinsip keselarasan, prinsip perbandingan, prinsip keseimbangan, prinsip irama, prinsip pusat perhatian dalam pembuatan desain busana kerja wanita. Belum tercapainya tujuan – tujuan tersebut merupakan tanda kesulitan belajar yang termasuk pada faktor response variable.

4. Tes Diagnostik Kesulitan Belajar