26 keadaan positif dan negatif yang berkaitan dengan titik pandang seseorang secara
umum. Orang yang optimis menganggap situasi negatif sebagai faktor eksternal, temporal, sebaliknya orang yang pesimis menganggap situasi negatif sebagai
faktor internal, konstan dan umum. Hope adalah suatu keadaan motivasional termasuk di dalamnya keyakinan untuk dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Hope merupakan suatu kondisi motivasi positif yang didasarkan pada pencapaian tujuan. Hal ini melibatkan proses mengidentifikasi tujuan secara personal, mencari
berbagai macam cara untuk mencapainya dan menyediakan sumber daya untuk mencapai tujuan. Resiliency didefenisikan sebagai suatu kemampuan psikologis
untuk membalikkan keadaan dari konflik dan kegagalan. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa modal psikologis
merupakan sumber daya psikologis positif dalam diri individu yang dapat membawa menuju kesuksesan.
2. Komponen Modal Psikologis
Luthans, Youssef Avolio 2007 mengatakan bahwa modal psikologis merupakan konstruk inti yang terdiri dari sumber daya psikologi positif, yaitu
hope, optimism, self efficacy dan resiliency. Hope digambarkan Luthans et al 2007 sebagai suatu keadaan
motivasional yang positif untuk mencapai kesuksesan yang merupakan hasil interaksi energi yang diarahkan ke sasaran agency dan rencana untuk mencapai
sasaran pathways. Yungsiana, Widyarini Silviandari 2013 menguraikan bahwa individu yang memiliki harapan yang tinggi cenderung termotivasi dan
Universitas Sumatera Utara
27 lebih percaya diri dalam mengambil tugas, memiliki energi dan keinginan yang
kuat serta determinasi yang tinggi untuk memenuhi harapannya, dan cenderung memiliki cara alternatif ketika hambatan muncul, sehingga menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi. Optimism digambarkan Luthans et al 2007 sebagai suatu ekspektasi
positif ke depan yang terbuka terhadap pengembangan. Yungsiana et al 2013 menguraikan bahwa individu yang optimis memiliki harapan bahwa hal-hal baik
akan terjadi pada dirinya, tidak mudah menyerah dan biasanya cenderung memiliki rencana tindakan dalam kondisi sesulit apapun. Mereka berusaha
menggapai harapan dengan pemikiran yang positif, bekerja keras dalam menghadapi stres dan tantangan sehari-hari secara efektif, memiliki impian untuk
mencapai tujuan, berjuang sekuat tenaga, tidak ingin duduk berdiam diri menanti keberhasilan yang akan diberikan oleh orang lain, ingin melakukan sendiri segala
sesuatunya dan tidak ingin memikirkan ketidakberhasilan sebelum mencoba, dan berpikir yang terbaik.
Self Efficacy digambarkan Luthans et al 2007 sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk menggerakkan motivasi, sumber daya
kognitif dan tindakan yang dibutuhkan agar sukses dalam melaksanakan suatu tugas spesifik. Yungsiana et al 2013 menguraikan individu yang memiliki self
efficacy tinggi, yakin bahwa dirinya mampu menangani secara efektif peristiwa dan situasi yang dihadapi, tekun dalam menyelesaikan tugas, percaya pada
kemampuan diri yang dimiliki, memandang kesulitan sebagai tantangan bukan ancaman, suka mencari situasi baru, menetapkan sendiri tujuan yang menantang
Universitas Sumatera Utara
28 dan meningkatkan komitmen yang kuat terhadap dirinya, menanamkan usaha
yang kuat terhadap apa yang dilakukannya dan meningkatkan usaha pada saat menghadapi kegagalan, fokus pada tugas dan memikirkan strategi dalam
menghadapi kesulitan, dan menghadapi stressor atau ancaman dengan keyakinan bahwa dirinya mampu mengontrolnya.
Resiliency digambarkan Luthans et al 2007 sebagai kapasitas untuk mengatasi atau bangkit kembali dari kesulitan, konflik, kegagalan atau tanggung
jawab yang meningkat. Yungsiana et al 2013 menguraikan individu yang memiliki resiliency yang tinggi biasanya cepat memulihkan rasa mampu setelah
mengalami kegagalan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa modal psikologis
memiliki empat komponen, yaitu : hope kemampuan untuk mengarahkan diri mencapai tujuan dengan tekun, optimism membuat atribusi positif tentang
keberhasilan saat ini dan di masa yang akan datang, self efficacy keyakinan untuk mencapai kesuksesan pada tugas-tugas yang menantang dan resiliency
kemampuan untuk bertahan dan bangkit kembali dari kesulitan dan kegagalan.
D. Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Keterikatan Kerja