69
e. Uji Asumsi Autokorelasi
Hasil uji asumsi autokorelasi menunjukkan bahwa model regresi bebas dari problem autokorelasi. Hal ini tergambar dalam nilai Durbin Watson pada
tabel 24. Nilai Durbin Watson d = 1,882. Mengacu pada tabel Durbin Watson, diperoleh nilai dU = 1,789 untuk jumlah variabel bebas k = 2; jumlah sampel n
= 394. Dengan demikian, nilai d terletak antara dU dan 4-dU, autokorelasi tidak terjadi.
dU d 4-dU = 1,789 1,882 2,211
Tabel 24. Model Summary Nilai Durbin Watson
Model Summary Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .323
a
.104 .102
4.41772 2
.494
b
.244 .240
4.06463 1.882
a. Predictors: Constant, Modal
b. Predictors: Constant, Modal, KKK
c.
Dependent Variable: Keterikatan
4. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menjawab hipotesis yang diajukan, digunakan teknik Analisis Regresi Berganda. Hipotesis yang diajukan adalah kualitas kehidupan kerja dan
modal psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterikatan kerja karyawan.
Berdasarkan tabel 25 hasil analisis Anova diketahui bahwa nilai F hitung = 63,015 dengan p = 0,000 p 0,05. Ini berarti model regresi dapat dipakai untuk
memprediksi keterikatan kerja karyawan. Tingkat modal psikologis dan kualitas
Universitas Sumatera Utara
70 kehidupan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat keterikatan
kerja karyawan pada taraf kepercayaan 95. Dengan demikian, maka hipotesis diterima.
Tabel 25. Anova Analisis Regresi Berganda
ANOVA
Model Sum of
Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
2082.175
2 1041.088
63.015 .000
Residual 6459.787
391 16.521
Total 8541.962
393
Predictors: Constant, Modal, KKK Dependent Variable: Keterikatan
Sesuai rangkuman hasil analisis pada tabel 26 terlihat koefisien determinasi berganda konstanta modal psikologis dan kualitas kehidupan kerja
adalah 0,240 dilihat dari Adjusted R Square yang berarti 24,0 variansi keterikatan kerja yang dimiliki karyawan dipengaruhi oleh modal psikologis dan
kualitas kehidupan kerja karyawan.
Tabel 26. Model Summary Prediktor Keterikatan Kerja
Model Summary Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .494
.244 .240
4.06463
Predictors: Constant, Modal, KKK
Analisis regresi ganda juga menghasilkan nilai t dan signifikansi yang berguna untuk mengetahui bobot variabel bebas terhadap variabel tergantung.
Sebagaimana tabel 27, maka untuk variabel modal psikologis mempunyai nilai signifikansi 0,003 p 0,05, artinya variabel tersebut mempengaruhi tingkat
keterikatan kerja karyawan secara signifikan. Demikian juga variabel kualitas
Universitas Sumatera Utara
71 kehidupan kerja mempunyai nilai signifikansi 0,000 p 0,05, artinya variabel
tersebut mempengaruhi keterikatan kerja secara signifikan.
Tabel 27. Koefisien Variabel Bebas dan Variabel Tergantung
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 28.212
2.419 11.663
.000 Modal
.071 .024
.147 3.019
.003 KKK
.144 .017
.413 8.489
.000
Dependent Variable : Keterikatan
Selanjutnya dari tabel diatas dapat dirumuskan garis persamaan regresinya sebagai berikut :
Persamaan diatas menggambarkan bahwa peningkatan satu satuan variabel modal psikologis, maka model regresi akan memprediksi peningkatan keterikatan
kerja sebesar 0,071. Jika terjadi peningkatan satu satuan variabel kualitas kehidupan kerja, maka model regresi akan memprediksi terjadinya peningkatan
keterikatan kerja sebesar 0,144.
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal psikologis mepengaruhi keterikatan kerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi modal psikologis
karyawan, semakin tinggi pula keterikatan kerjanya. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pengaruh modal psikologis terhadap keterikatan kerja.
Keterikatan Kerja = 28,212 + 0,071 Modal Psikologis + 0,144 Kualitas Kehidupan Kerja
Universitas Sumatera Utara