Latar Belakang Karaginan adalah bahan tambahan additive yang penting sebagai stabiliser

Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 41 Gambar 3.2: Diagram alir proses produksi karaginan Prasetyaningrum dan Nur, 2007 Tahapan proses pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan sebagai berikut Prasetyaningrum, dkk, 2007: 1. Rumput laut dicuci dengan air tawar kemudian dikeringkan sampai kadar air menjadi 15 – 25 . 2. Rumput laut kering diesktraksi dengan ditambah air panas dan kalsium hidroksida atau natrium hidrosida. Selama ekstraksi terjadi penghancuran dan hasilnya berupa pasta. Penghancuran ini bertujuan untuk memperluas permukaan rumput laut sehingga proses pelarutan karaginan akan lebih mudah. 3. Pasta selanjutnya dimasukkan ke tangki atau bejana dan dipanaskan selama 24 jam pada suhu 90 – 95 C. 4. Setelah itu pindahkan ke tangki lain atau bejana dan dipanaskan selama 24 jam pada suhu 90 – 95 C. 5. Setelah mendidih disaring dengan filter aid atau tanah diatomea. Hasilnya disaring lagi dengan filter press. 6. Filtrate yang dihasilkan dipompa ke dalam tangki yang berisi propil alkohol dan akan didapatkan serat karaginan. 7. Serat karaginan dipress, kemudian dicuci dengan alkohol segar dan dipress lagi. 42 Mohamad Djaeni, dkk 8. Lembaran karaginan yang didapat dikeringkandengan rotary dryer dengan suhu 120 C. Untuk mendapatkan tepung karaginan lembaran tersebut digiling.

3.3. Implementasi Kegiatan Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari road map panjang penelitian yang dipapaprkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3: Skema implementasi kegiatan penelitian Tahap aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu karaginan, menghemat kebutuhan energi proses pengeringan meningkatkan energi efisiensi, menghasilkan desain pengering karaginan yang fisibel berdasarkan kajian tekno- ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan 4 tahap utama yaitu: identifikasi karaginan lokal Survey dan analisa bahan: -identifikasi masalah; -sampling karaginan -analisa karagingan Preparasi Zeolite -identifikasi sifat fisik dan kimia -aktifasi zeolite -uji performansi zeolite aktif Sorption-isotherm Experimental Set Up: -Konstruksi alat -Uji Performansi Pengering Adsorpsi dengan zeolite - Evaluasi dan pengolahan data Permodelan: -Parameter estimasi -Sensitivitas proses -Optimasi proses Desain Pengering skala UKM dan Industri: -Evaluasi Tekno-Ekonomi Output 1: Seminar Internasional Output 2: Journal Drying Technology Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 43 dan aktifasi zeolite alam, percobaan pengeringan adsorpsi dengan zeolite, dan permodelan yang dilanjutkan dengan evaluasi tekno-ekonomi. Secara skematik implementasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

a. Identifikasi Karaginan Lokal

Studi lapangan telah dilakukan pada UKM Unit Produksi Rumput Laut SMK 1, Jepara pada tanggal 20 April 2009. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kualitas karaginan lokal dan membandingkan dengan standar karaginan untuk industri lihat Tabel 3.1. Berdasarkan Tabel 3.1, kandungan air masih cukup tinggi dan derajat keputihan masih rendah, yang disebabkan oleh tingkat browning yang tinggi, terutama pada saat pengeringan. Jika kadar air bisa ditekan 10 dengan tingkat browning yang rendah, maka kandungan karbohidrat, dan serat akan lebih besar yang dapat meningkatkan kekuatan gel. Table 3.1:Komparasi karaginan lokal dengan standar SNI No. Parameter Kandungan SNI UKM Produksi Rumput Laut 1. Air 10.0 max 15.0 2. Protein 2.5-3.0 2.6 3. Lemak 2.0 max 1.4 4. Debu 15.0-20.0 10.0 5. Serat 6.0-7.0 6.0 6. Karbohidrat 65.0-70.0 65.0 Derajat Keputiihan ,white test meter standard 65 55 Kekuatan gel dynecm 2 670-680 632

b. Experimental Set Up

Tujuan dari tahap ini adalah:mendapatkan performansi real efisiensi energi dari pengering adsorpsi dengan zeolite, serta mengetahui pengaruh variasi suhu, kelembaban udara, dan kecepatan alir udara, tebal karaginan dalam pengering dan kadar air karaginan umpan, terhadap efisiensi dan kualitas karaginan kekuatan gel, derajat keputihan, dan kadar air. Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.4.