Gambar 4.4: Kadar air jagung terhadap waktu laju alir 4 mdetik a dan 6 mdetik

Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 71 DAFTAR PUSTAKA Djaeni, M.; Bartels, P.; Sanders, J.; Straten, G. van; Boxtel, A.J.B. van. 2007. Process Integration for Food Drying with Air Dehumidified by Zeolites. Drying Technology, 251, 225 - 239 Djaeni, M. 2008. Energy Efficient Multistage Zeolite Drying for Heat Sensitive Products. Doctoral Thesis, Wageningen University, The Netherlands, ISBN:978-90-8585-209-4, Djaeni, M.; Bartels P.V.; Sanders J.P.M.; van Straten, G.; van Boxtel, A.J.B. 2008. CFD for Multistage Zeolite Dryer Design. Drying Technology, 26 4; 487 - 502 Djaeni, M.; Bartels P.V.; van Asselt, C.J.; Sanders J.P.M.; van Straten, G.; van Boxtel, A.J.B. 2009. Assesment of a Two-Stage Zeolite Dryer for Energy Efficient Drying. Drying Technology 2711; 1205 - 1216 Djaeni, M.; Bartels P.V.; Sanders J.P.M.; van Straten, G.; van Boxtel, A.J.B. Energy Efficiency of Low Temperature Multistage Adsorption Drying. Journal of Drying Tech. 2009, 274 Hu, X.; Zhang Y.; Hu, C.; Tao, M.; Chen S. 1988. A Comparison of Methods for Drying Seeds: VacuumFreeze-Drier versus Silica Gel. Seed Science Research; vol. 8, paper 7 Mastekbayeva G.A; Leon M.A; Kumar S. 1998. Performance Evaluation of A Solar Tunnel Dryer for Chilli Drying. ASEAN Seminar and Workshop on Drying Technology, Bangkok, Thailand; 3-5 June Ratti, C.2001. Hot Air and Freeze-Drying of High-Value Foods: A Review. Journal of Food Engineering vol. 49, 311-319 Revilla, G.O.; Velázquez, T.G.; Cortés, S.L.; Cárdenas, S.A. 2006. Immersion Drying of Wheat Using Al-PILC, Zzeolite, Clay, and Sand as Particulate Media. Drying Technology, 248; 1033 - 1038 Data-data dan pembahasan BAB IV ini diambil dari Penelitian Program S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro 2011, atas nama Dyah Setiani dan Anggi Agusniar, dengan judul: Pengeringan Jagung Dengan Metode Mixed Adsorption Drying Menggunakan Zeolite pada Unggun Terfluidisasi, Pembimbing Dr Mohamad Djaeni 72 Mohamad Djaeni, dkk Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 73

BAB V PENGERINGAN PADI DENGAN MEDIA UDARA

TERDEHUMIDIFIKASI

5.1. Pendahuluan

Gabah hasil panen tanaman padi atau yang dikenal dengan nama ”Gabah Kering Panen GKP” biasanya mempunyai kandungan air 18 – 25 . Gabah harus memenuhi syarat kandungan air gabah agar gabah layak disimpan atau digiling, yaitu kandungan airnya sekitar 14, sedangkan agar gabah dapat langsung digiling, kandungan airnya harus 12-13. Gabah Kering Panen ini harus secepatnya dikeringkan karena jika tidak langsung dikeringkan, akan muncul permasalahan- permasalahan, yaitu akan terjadi kerusakan pada butir beras yang dihasilkan, ditandai dengan warna beras yang agak kecoklatan, menyebabkan harga jual rendah sehingga merugikan petani dan dengan kadar air tersebut gabah tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan. Pada saat ini gabah diperoleh dengan dua cara yaitu pengeringan dengan sinar matahari dan fluidisasi dengan pemanas buatan. Kualitas gabah hasil pengeringan matahari sangat dipengaruhi oleh cuaca baik kontinyuitas maupun kualitasnya Taib dkk, 1988. Pada musim panas mampu menghasilkan gabah berkadar air rendah 12-14 sesuai untuk disimpan dan digiling dalam waktu 2 hari. Sedangkan pada musim hujan dengan waktu pengeringan 3-4 hari menghasilkan gabah berkadar air 15 terlalu tinggi, sehingga pecah dan banyak yang hancur jika digiling, serta cepat mengalami penjamuran, degradasi nutrisi dan timbulnya toksik saat disimpan FAO, 2003; Chrastil, 1994; Barber, 1972. Sementara pengering unggun terfluidisasi konvensional yang beroperasi pada suhu 60 o C dengan pemanas buatan tidak tergantung musim dan berlangsung cepat 45-60 menit, namun boros energi efisiensi 60, biaya operasi tinggi, serta menghasilkan gabah yang berkadar air 12, sehingga teksturnya kaku dan mudah pecah saat digiling.