Tentang Karaginan PENGERINGAN KARAGINAN DENGAN ZEOLITE

Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 43 dan aktifasi zeolite alam, percobaan pengeringan adsorpsi dengan zeolite, dan permodelan yang dilanjutkan dengan evaluasi tekno-ekonomi. Secara skematik implementasi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

a. Identifikasi Karaginan Lokal

Studi lapangan telah dilakukan pada UKM Unit Produksi Rumput Laut SMK 1, Jepara pada tanggal 20 April 2009. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kualitas karaginan lokal dan membandingkan dengan standar karaginan untuk industri lihat Tabel 3.1. Berdasarkan Tabel 3.1, kandungan air masih cukup tinggi dan derajat keputihan masih rendah, yang disebabkan oleh tingkat browning yang tinggi, terutama pada saat pengeringan. Jika kadar air bisa ditekan 10 dengan tingkat browning yang rendah, maka kandungan karbohidrat, dan serat akan lebih besar yang dapat meningkatkan kekuatan gel. Table 3.1:Komparasi karaginan lokal dengan standar SNI No. Parameter Kandungan SNI UKM Produksi Rumput Laut 1. Air 10.0 max 15.0 2. Protein 2.5-3.0 2.6 3. Lemak 2.0 max 1.4 4. Debu 15.0-20.0 10.0 5. Serat 6.0-7.0 6.0 6. Karbohidrat 65.0-70.0 65.0 Derajat Keputiihan ,white test meter standard 65 55 Kekuatan gel dynecm 2 670-680 632

b. Experimental Set Up

Tujuan dari tahap ini adalah:mendapatkan performansi real efisiensi energi dari pengering adsorpsi dengan zeolite, serta mengetahui pengaruh variasi suhu, kelembaban udara, dan kecepatan alir udara, tebal karaginan dalam pengering dan kadar air karaginan umpan, terhadap efisiensi dan kualitas karaginan kekuatan gel, derajat keputihan, dan kadar air. Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.4. 44 Mohamad Djaeni, dkk Gambar 3.4: Sistim Pengering Adsorpsi dengan Zeolite Cara kerja Pengering adsorpsi dengan zeolite memiliki dua kolom A dan B berdiameter 15 cm, dan tinggi 30 cm, yang berisi zeolite sebanyak 2 kg. Kedua kolom tersebut bekerja secara shift sebagai berikut Gambar 3.4: Udara luar dialirkan dengan blower kapasitas 90 m 3 jam diumpankan ke unit adsorber misalkan kolom A untuk menurunkan kadar airnya. Akibat penyerapan ini maka suhu udara mengalami kenaikan 5-10 o C diatas kondisi masuknya. Udara kering ini selanjutnya dipanaskan pada HE02 untuk mencapai kondisi yang diinginkan misalkan 60 o Cdigunakan untuk proses pengeringan karaginan di D01. Setelah waktu kurang lebih 1 jam, zeolite dalam kolom A akan jenuh air. Pada kondisi ini fungsi sebagai penyerap sudah tidak dapat dijalankan. Oleh karena itu, proses penyerapan udara dialihkan ke kolom B, sedangkan zeolite dalam kolom A diregenerasi dengan pemanasan. Kondisi ini terus menerus diulang-ulang, sampai kadar air dalam karaginan pada unit pengering D01 mencapai kadar 10. Pengaturan shif ini diatur secara manual dengan valve V1,V2,V3,dan V4. Sementara itu HE02 difungsikan jika udara pengering keluar dari adsorber dibawah 40 o C, atau jika menginginkan suhu proses pengeringan hingga 60 o C.