52
Mohamad Djaeni, dkk
Dari sisi kualitas yaitu derajat keputihan, semakin cepat laju alir maka kualitas karagina juga semakin bagus dengan semakin tingginya derajat keputihan.
Hal ini disebabkan, dengan cepatnya proses pengeringan maka kontak bahan dengan media pengering yang bersuhu medium semakin pendek, sehingga proses
terjadinya browning juga makin kecil. Meski demikian, pada tahap ini secara keseluruhan produk masih memenuhi kualitas standar.
c. Pengaruh ketebalan karaginan
Pada tahap ini, tebal karaginan divariasi dengan cara mengurangi atau menambah volume karaginan basah tiap tray, sehingga untuk luasan yang sama
akan didapt tebal yang berbeda. Hasil dapat dilihat pada Gambar 3.7 dan Tabel 3.6. Dari grafik terlihat bahawa semakin tebal karaginan maka semakin sulit air
diuapkan, karena air terjebak dalam karaginan dengan kata lain jumlah air bebas semakin menurun. Disamping itu dengan makin tipisnya permukaan maka udara
semakin mudah mendifusi dalam karaginan, sehingga air yang teruapkan akan semakin banyak, dan karaginan menjadi cepat kering. Dengan demikian energi
efisiensi meningkat, sedangkan mutu karaginan dapat dipertahankan.
Kadar air karaginan lawan waktu menit
4 8
12 16
30 60
90 120
150
waktu menit
B e
ra t
k a
ra g
in a
n g
ra m
Tebal 1 mm Tebal 2 mm
Tebal 3 mm
Gambar 3.7: Pengaruh tebal karaginan terhadap kecepatan pengeringan
Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif
53
Tabel 3.6: Pengaruh variasi tebal karaginan pada laju alir udara 1 mdetik, dan
suhu 40
o
C
Tebal karaginan, mm
Kecepatan pengeringan 1detik
Waktu pengeringan jam
Efisiensi energi Kadar air
Derajat keputihan
1.00 0.0014
1.25 60
8 63.5
2.00 0.0010
1.50 56
9 61.0
3.00 0.0005
2.50 40
14 56.0
Berdasarkan derajat keputihan, semakin tebal karaginan derajat keputihan semakin rendah karena waktu pengeringan yang lebih lama. Dengan demikian,
maka kontak bahan dengan media pengering semakin lama dan probabilitas terjadinya browning makin besar. Dari tabel terlihat bahwa ketebalan 1-2 mm, masih
diijinkan dalam proses pengeringan denga hasil derajat keputihan 61-64 standar industri 60.
d. Model matematika Konstanta sorption-isoterm
Zeolite yang telah diaktivasi diletkan dalam tanki sorption isotherm, yang telah diatur suhu dan kelembabannya. Setelah 48 jam, zeolite ditimbang. Korelasi
antara suhu, kelembaban udara, dan air yang terserap zeolite, dimodelkan. Sehingga untuk mendapatkan harga konstanta prosesnya. Hasil dapat dilihat pada
Gambar 3.8 dan Gambar 3.9. Pada gambar terlihat bahwa perhitungan air terserap dalam zeolite berdasarkan model dan experiment adalah hampir sama.
0.04 0.05
0.06 0.07
0.08 0.09
0.1 0.11
0.12
30 35
40 45
50 55
60 65
Temperature C
k g
w a
te r
k g
d r
y z
e o
li te
Xe_model Xe_experiment
Gambar 3.8: Kestimbangan moisture isotherm pada berbagai suhu C
2
=0.074; C
3
=0.3600