Pengaruh laju udara Evaluasi mutu bawang merah

Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 129 Gambar 8.5: Kadar air bawang selama pengeringan dengan bahan bakar sekam tanpa zeolite Gambar 8.6: Kadar air bawang selama pengeringan dengan bahan bakar sekam dengan zeolite 130 Mohamad Djaeni, dkk Efisiensi Energi Evaluasi proses pengeringan telah dilakukan mulai dari kapasitas laboratorium sampai sekala pilot. Hasil menunjukkan bahwa efisiensi proses pengeringan yang dirancang sangat positif walaupun belum dapat bersaing dengan sinar matahari. Sebagai contoh, untuk pengeringan 120 kg bawang basah diperlukan waktu 12 jam. Selama waktu 12 jam tersebut diperlukan sekam sebanyak 24 kg. Dengan panas pembakaran sekam 15 MJkg, maka energi yang tersedia sebesar 340 MJ. Dalam waktu 12 jam tersebut, pengering mampu menguapkan air dari 93 menjadi 75 kurang lebih penurunan 18 basah. Artinya air yang menguap, sebesar 86,4 kg air menguap. Dengan panas penguapan air 2,5 MJ, maka energi yang diperlukan untuk menguapkan air sebesar 216 MJ. Efisiensi yang dicapai adalah 100x216340, yaitu kurang lebih 60. Efisiensi ini belum memperhitungkan energi untuk blower, serta memasukkan sekam ke furnace, serta membersihkan furnace, dan energi lainnya, seperti regenerasi zeolite. Perbaikan sistem perlu dilakukan, antara lain dengan aliran udara yang lebih banyak ke pengering. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar pipa yang masuk pengering. Dengan kecepatan udara minimal 2 meterdetik, proses penguapan air dari daun akan lebih cepat. Selain itu, suhu furnace yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk meregenarasi zeolite, sehingga tidak diperlukan panas tambahan. Gambar 8.7 dan 8.8 adalah rangkaian alat yang telah berhasil didesain dan dikonstruksi. Alat ini telah diujicoba untuk bawang dari Brebes. a. b. Gambar 8.7: Bahan Baku Bawang a dan Rancangan desain b Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 131 a b Gambar 8.8: Alat terpasang dengan kapasitas maksimum 200 kgbatch a yang dilengkapi furnace dengan bahan bakar sekam b

8.5. Kesimpulan

Dari skala penelitian laboratorium dengan memvariasi suhu dan laju alir udara pengeringan, kemudian percobaan di scale up dengan kapasitas yang lebih besar. Untuk pengeringan 120 kg bawang basah diperlukan waktu 12 jam. Dalam waktu 12 jam tersebut, pengering mampu menguapkan air dari 93 menjadi 75 kurang lebih penurunan 18 basah. Artinya air yang menguap, sebesar 86,4 kg air menguap. Efisiensi yang dicapai adalah 100x216340, yaitu kurang lebih 60. Efisiensi ini belum memperhitungkan energi untuk blower, serta memasukkan sekam ke furnace, serta membersihkan furnace, dan energi lainnya, seperti regenerasi zeolite.Perbaikan sistem perlu dilakukan, antara lain dengan aliran udara yang lebih banyak ke pengering. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar pipa yang masuk pengering. Selain itu, suhu furnace yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk meregenarasi zeolite, sehingga tidak diperlukan panas tambahan. Dengan system ini, diharapkan proses akan berjalan dengan lebih efisien.