Pendahuluan PENGERINGAN BAWANG MERAH

Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 123 Cara kerja: Udara luar dialirkan dengan blower kapasitas 20000 m 3 jam diumpankan ke unit adsorber misalkan kolom A yang berisi zeolite 20 kg zeolite. Akibatnya kelembaban udara turun menjadi 0.1-0.2 ppm dan suhu udara mengalami kenaikan 5-10 o C. Udara kering ini dipanaskan pada HE01 dengan sumber pemanas matahari atau sekam untuk mengeringkan bawang merah dalam pengering. Setelah waktu 1 jam, zeolite dalam kolom A akan jenuh air. Pada kondisi ini fungsi sebagai penyerap sudah tidak dapat dijalankan. Oleh karena itu, proses penyerapan udara dialihkan ke kolom B, sedangkan zeolite dalam kolom A diregenerasi dengan pemanasan.

b. Perhitungan Efisiensi Energi

Efisiensi energi dihitung sebagai berikut [7]: 100 max , int rec r evap Q Q Q   η 1 evap Q adalah panas untuk menguapkan air dari produk kJ berdasarkan kelembaban udara masuk dan keluar pengering in d v q , , out d v q , , dan laju alir udara kering masuk d a F , dalam kgjam diturunkan dari pengukuran F1 . Sehingga total panas untuk menguapkan air adalah : dt q q H F Q tf t t in d v out d v evap d a evap       , , , 2 Dimana harga kelembaban udara in d v q , , out d v q , diperoleh dari T-RH2 and T-RH3. r Q int adalah total panas dari utilitas pemanas yang diintroduksikan dalam sistim kJ yang dihitung sebagai berikut: Q intr = Q HE,02 + Q reg, zeolite 3 Q pemanas = F a,d cp air +q in v,d cp v xT d -T a,ads tf 4 Q HE,01 , Q reg, zeolite adalah panas untuk menaikan suhu udara TH1 kJ, dan untuk meregenerasi zeolite dalam kJ; cp air , cp v adalah panas spesifik udara dan uap air kJkg o C; T d , T a,ads adalah suhu masuk dan keluar pengering o C. 124 Mohamad Djaeni, dkk

c.Optimalisasi Proses Pengeringan

Variasi percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh: suhu, kelembaban dan kecepatan alir udara, serta berat zeolite dalam kolom terhadap waktu pengeringan menit, efisiensi energi dan kualitas bawang merah Tabel 8.1. Dari variasi tersebut dan dengan pengembangan model matematika dapat diketahui kondisi pengeringan relatif baik dan efisien. Tabel 8.1:Variasi variable proses pengeringan Variabel bebas input Variasi Efisiensi energi , Kadar air , Waktu pengeringan menit Mutu bawang merah nutrisi, kadar air, kecerahan Laju alir air udara 2-10 mdet step 2 mdet Suhu udara pengeringan 30-60 o C, step 10 o C Berat zeolite 10-30 kg, step 5 kg Kelembaban relative udara 10-100 step 10 Berat bawang merah 100- 300 kgbatch step 50 kg

8.4. Hasil dan Pembahasan a. Pengaruh Suhu

Sistem pengering dengan zeolite telah telah dievaluasi unjuk kerjanya pada berbagai suhu. Pengeringan ini juga dibandingkan dengan pengeringan bawang tanpa zeolite pada kapasitas 2 kgbatch Gambar 8.2. Hasil menunjukkan bahwa kecepatan pengeringan sebanding dengan kenaikan suhu udara. Hal ini dapat dimengerti sebab semakin tinggi suhu, kapabilitas udara dalam membawa atau pun menguapkan air dari bahan akan semakin meningkat. Selain pengaruh suhu, adanya zeolite juga meningkatkan driving force proses pengeringan, dimana adanya zeolite akan menurunkan kelembaban udara. Dengan udara berkelembaban rendah, proses perpindahan masa air dari bahan ke udara akan semakin tinggi. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya, dimana kenaikan suhu akan meningkatkan kecepatan penguapan air dari bahan ke udara. Aplikasi Sistem Pengering Adsorpsi Untuk Bahan Pangan dan Aditif 125 Gambar 8.2: Pengaruh suhu dan zeolite terhadap pengeringan bawang, pada laju udara 4 meterdetik

b. Pengaruh laju udara

Pada pengeringan ini, laju udara divariasi pada kecepatan 4, dan 9 meterdetik, untuk pengeringan dengan zeolite. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan udara, kecepatan pengeringan semakin tinggi Gambar 8.3. Dari grafik terlihat bahwa walaupun inisiasi kadar air sedikit berbeda, namun jika dihitung secara gradien berdasarkan kadar air total diuapkan selama 120 menit, nampak bahwa pada laju 9 meterdetik penguapan air rata-rata 0.006menit, sedangkan pada laju 4 meterdetik, laju penguapan air 0.004 menit. Hal ini sangat sesuai dengan teori, bahwa semakin tinggi udara kapabilitas untuk menguapkan air menjadi lebih tinggi, sehingga proses lebih cepat. Disini nampak bahwa kenaikan laju udara 2 kali lipat, tidak serta merta menaikkan kecepatan penguapan air dua kalinya. Hal ini disebabkan adanya pengaruh zeolite pada laju udara rendah akan memberikan pengurangan relatif humidity yang lebih besar Tabel 8.2. Selain itu,