Pengertian Pembelajaran Seni Tari Surakarta

36 menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memberikan proses belajar. Menurut Nyoman S. Degeng 2013: 20 teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar. Oleh karena itu teori pembelajaran berkaitan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam pembelajara Tari Surakarta juga memperhatikan aspek maupun variabel di atas, sehingga didapat hasil dari pembelajaran Tari Surakarta yang sesuai dengan apa yang telah dirumuskan oleh pendidik. Pembelajaran Tari Surakarta dapat dikatakan bahwa bagaimana pendidik dapat mempengaruhi peserta didik supaya dapat melakukan proses belajar yang tentunya pendidik juga memperhatikan variabel dari pembelajaran.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Tari Surakarta

Pembelajaran mata pelajaran Seni dan Budaya memiliki tujuan dan hasil yang akan dicapai oleh peserta didik. Akan tetapi dalam proses pembelajaran terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari sebuah proses pembelajaran mata pelajaran Seni dan Budaya. Faktor tersebut jika dapat diatasi oleh guru sebagai pengendali situasi dan kondisi didalam proses 37 pembelajaran maka akan tercapai hasil yang sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan oleh guru. Menurut Yudhi Munadi 2013: 24-32 terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu: a. Faktor Internal 1 Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Selain itu kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. 2 Faktor Psikologis Setiap siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda- beda terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Faktor psikologis dapat diuraikan lagi menjadi beberapa aspek meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar. b. Faktor Eksternal 1 Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, 38 kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil lainnya. 2 Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor- faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas dan guru.

C. Karakteristik Siswa SMP.

Siswa SMP memiliki usia rata-rata 13-15 tahun. Pada masa usia tersebut merupakan awal dari masa remaja. Menurut Hurlock dalam Rita, 2008: 124 menyatakan awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia enam belas atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Akan tetapi periodisasi masa remaja ini bersifat relatif karena masing- masing ahli dan setiap negara memiliki pandangan yang berbeda mengenai hal ini. Masa remaja memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan masa yang sebelumnya maupun masa yang sesudahnya, jadi masa remaja ini memiliki ciri- ciri yang secara khusus hanya ada pada periodisasi masa remaja saja. Menurut Hurlock dalam Rita, 2008: 124-126 ciri-ciri masa remaja sebagai berikut: 39 a. Masa remaja sebagai periode penting, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap, perilaku dan akibat jangka panjangnya serta akibat fisik dan akibat psikologis. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat menimbulkan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru. b. Masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, sehingga mereka harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan serta mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantkan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. c. Masa remaja sebagai periode perubahan, selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat pesat, juga perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Sebaliknya jika perubahan fisik menurun maka diikuti perubahan sikap dan perilaku yang menurun juga. Menurut Hurlock dalam Rita, 2008: 125 ada empat macam perubahan yaitu: meningginya emosi; perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan; berubahnya minat dan pola perilaku serta adanya sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, pada masa ini mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti pada masa sebelumnya. Namun adanya sifat yang mendua, dalam beberapa kasus menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan krisis identitas. Pada saat ini remaja berusaha untuk menunjukkan siapa diri dan peranannya dalam kehidupan masyarakat.