5. 6. Pengaruh Pemekaran Kelurahan terhadap Kualitas Pelayanan Publik

I. 5. 6. Pengaruh Pemekaran Kelurahan terhadap Kualitas Pelayanan Publik

Pengaruh dari aktivitas pemekaran kelurahan variabel X terhadap kualitas pelayanan publik variabel Y dapat dilihat melalui alur kerangka berpikir sebagai berikut gambar 1.1: Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1 :Kerangka Berpikir Hubungan Pemekaran Kelurahan Terhadap Kualitas Pelayanan Publik OTONOMI DAERAH Daerah mempunyai wewenang untuk mengurusi wilayahnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. PEMEKARAN KELURAHAN DI KOTA TEBING TINGGI Meningkatnya volume kegiatan di bidang pemerintahan, pelayanan,dan kemasyarakatan sebagai akibat dari bertambahnya jumlah penduduk Komposisi jumlah Penduduk, luas wilayah, dan sarana prasarana memadai. Wilayah pemerintahan semakin kecil Lokus Pengambilan keputusan semakin dekat dengan masyarakat Pelayanan semakin efektif dan efisien Span of Control menjadi lebih kecil dan bisa dimaksimalkan. Kota Tebing Tinggi terdiri dari 3 kecamatan Universitas Sumatera Utara Keterangan : Dari bagan tersebut di atas dapat dilihat bahwasannya dengan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yang berpedoman pada UU No. 32 Tahun 2004, maka daerah mempunyai wewenang untuk mengurusi wilayahnya sendiri sesuai dengan kebutuhannnya, hal ini mengingat bahwa sebenarnya yang mengetahui segala permasalahan yang terjadi di daerah adalah pemerintah daerah, bukan pemerintah pusat. Selain itu, UU tersebut juga mensyaratkan bahwa sebuah kota harus terdiri dari minimal 4 kecamatan. Dalam hal ini, Kota Tebing Tinggi masih tediri dari 3 tiga kecamatan, sehingga perlu segera dilaksanakan pemekaran kelurahan. Semakin meningkatnya volume kegiatan di bidang pemerintahan, pelayanan, dan kemasyarakatan serta dengan meningkatnya komposisi jumlah penduduk, luas wilayah yang cukup, dan memiliki saranaprasarana yang memadai sebagai prasyarat pendirian kelurahan, maka pemerintah Kota Tebing Tinggi merasa siap untuk mengeluarkan kebijakan pemekaran kelurahan tersebut. Dengan adanya pemekaran kelurahan tersebut, secara otomatis wilayah pemerintahan semakin kecil, sehingga lokus pengambilan keputusan semakin dekat dengan masyarakat. Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Sedu Wono Sastro, direktur pengkajian pemerintahan IPDN, yaitu bahwasannya dengan semakin kecilnya wilayah pemerintahan, maka lokus pengambilan keputusan semakin dekat dengan masyarakat, sehingga pada akhirnya cita-cita untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat akan dapat tercapai. Disamping itu pula, mekanisme pengawasan Universitas Sumatera Utara terhadap kinerja aparat pemerintah kelurahan dapat dengan mudah dilaksanakan span of control menjadi lebih kecil dan bisa dimaksimalkan.

I. 6. Hipotesis