ANALISA DATA PENUTUP Pengaruh Pemekaran Kelurahan Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kota Tebing Tinggi

BAB V : ANALISA DATA

V.1. Pemekaran Kelurahan .....................................................83 V.2. Kualitas Pelayanan Publik ......................................................87 V.3. Pengaruh Pemekaran Kelurahan Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Kota Tebing Tinggi ......................................................90

BAB VI : PENUTUP

VI.1. Kesimpulan .......................................................96 VI.2. Saran .......................................................97 ABSTRAK Universitas Sumatera Utara Pemekaran Kelurahan adalah salah satu hasil dari kebijakan otonomi daerah yang memberikan hak kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri sesuai dengan kebutuhan daerahnya tersebut. Menurut PP No. 73 Tahun 2005 tentang kelurahan, yang dimaksud dengan kelurahan adalah perangkat daerah kabupatenkota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan dapat dilaksanakan stelah kelurahan induk telah berusia lebih dari lima tahun dengan mempertimbangkan syarat-syarat seperti jumlah penduduk, luas wilayah, bagian wilayah kerja, serta sarana dan prasarana. Di Kota Tebing Tinggi Pemekaran kelurahan dilaksanakan untuk memenuhi kriteria yang tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 5 ayat 5 Tentang Pemerintahan Daerah yang mensyaratkan bahwasannya sebuah kota harus terdiri dari minimal 4 empat kecamatan, sementara sebelumya kota Tebing Tinggi yang berdiri sejak tahun 1917 ini hanya terdiri dari 3 kecamatan dan 27 kelurahan. Untuk memenuhi ketentuan tersebut, maka sejak tanggal 1 Juli 2007 dilaksanakanlah pemekaran kelurahan ini, sehingga sekarang kota Tebing Tinggi sudah memiliki 5 kecamatan dan 35 kelurahan. Pemekaran kelurahan ini dilaksanakan juga mengingat karena jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi yang semakin meningkat, sehingga menuntut adanya peningkatan pula dalam hal urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kota Tebing Tinggi. Dengan dilaksanakannya pemekaran kelurahan ini, secara otomatis wilayah pemerintahan akan semakin kecil, dan aktivitas pelayanan publik pun semakin dekat dengan masyarakat, sehingga bisa leih efektif dan efisien. Selain itu span of control juga semakin kecil dan bisa dimaksimalkan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara pemekaran kelurahan dengan kualitas pelayanan publik di Kota Tebing Tinggi. Dari perhitungan korelasi product moment, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwasannya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat; untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik dipergunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 46,1; serta untuk melihat bagaimana pengaruh yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik adalah dengan analisis regresi sederhana yang diperoleh hasil positif dengan persamaan Y=94,115+1,126X. Kemudian untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka dengan mengkonsultasikan nilai r hitung dengan r tabel , diperoleh hasil r hitung sebesar 0,679 dan r tabel dengan taraf kepercayaan 95 adalah sebesar 0,220. r hitung tersebut lebih besar dari r tabel yang berarti pengaruh yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik adalah positif dan signifikan. Berarti hipotesis dierima. Kata Kunci : Pemekaran Kelurahan, Kualitas Pelayanan Publik, Pemerintahan Daerah, dan Otonomi Daerah. ABSTRACT Universitas Sumatera Utara Subdistricts blooming are one of the result of local autonomy that give rights to local government to carry out its own business according to the necessities. According to PP No.732005 about subdistrict, subdstrict is local ware of the regencytown in district area. Blooming a subdistrict into the two ones can be done after the mother subdistrict is more than 5 years old by considering amount of people, large of area, part of work area, and equipments. In Tebing Tinggi, subdistricts blooming were held to fulfill the criteria in UU No.322004 55 about local government that instruct a town must be insist of minimally 4 districts, meanwhile before it, Tebing Tinggi that stood since 1917 just insist of 3 districts and 27 subdistricts. To fulfill the rule , since 1 July 2007, subdistricts blooming were held, until now Tebing Tinggi has 5 districts and 35 subdistricts. This subdistricts blooming were held also remind of the amount of people in Tebing Tinggi are increase, so do demand increasing in quality of government activity, development, and people welfare. By subdistricts blooming, automatically a govern area became smaller and public services activity will be nearer to the people, so it could be more effective and efficient. Besides that, span of control also became smaller and could be maximalized, so it also could be minimized the wrong authority. This research was held to see if there is an influence between subdistricts blooming and public sevice quality in Tebing Tinggi. From the result of produt moment corelation shows that relation between both is STRONG; For knowing how many contribution from subditricts blooming to public service quality use determination formula that resulted 46,1; and to see how the inluence that is given by subdistricts blooming to public service quality through short regression analysis got positive result with formula Y=94,115 +1,126 X, and then to test the hypothesis by consultating the value from r count to r tabel , resulted r count 0,679 and r tabel with significancy degree 95 is 0,220. The r count is more than r tabel means that influence given by subdistricts blooming to public service quality is positive and significant. It means that the hypothesis is accepted. Keywords : Subdistricts blooming, public service quality, local government, and local autonomy. Universitas Sumatera Utara Pemekaran Kelurahan adalah salah satu hasil dari kebijakan otonomi daerah yang memberikan hak kepada daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri sesuai dengan kebutuhan daerahnya tersebut. Menurut PP No. 73 Tahun 2005 tentang kelurahan, yang dimaksud dengan kelurahan adalah perangkat daerah kabupatenkota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan dapat dilaksanakan stelah kelurahan induk telah berusia lebih dari lima tahun dengan mempertimbangkan syarat-syarat seperti jumlah penduduk, luas wilayah, bagian wilayah kerja, serta sarana dan prasarana. Di Kota Tebing Tinggi Pemekaran kelurahan dilaksanakan untuk memenuhi kriteria yang tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 5 ayat 5 Tentang Pemerintahan Daerah yang mensyaratkan bahwasannya sebuah kota harus terdiri dari minimal 4 empat kecamatan, sementara sebelumya kota Tebing Tinggi yang berdiri sejak tahun 1917 ini hanya terdiri dari 3 kecamatan dan 27 kelurahan. Untuk memenuhi ketentuan tersebut, maka sejak tanggal 1 Juli 2007 dilaksanakanlah pemekaran kelurahan ini, sehingga sekarang kota Tebing Tinggi sudah memiliki 5 kecamatan dan 35 kelurahan. Pemekaran kelurahan ini dilaksanakan juga mengingat karena jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi yang semakin meningkat, sehingga menuntut adanya peningkatan pula dalam hal urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kota Tebing Tinggi. Dengan dilaksanakannya pemekaran kelurahan ini, secara otomatis wilayah pemerintahan akan semakin kecil, dan aktivitas pelayanan publik pun semakin dekat dengan masyarakat, sehingga bisa leih efektif dan efisien. Selain itu span of control juga semakin kecil dan bisa dimaksimalkan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh antara pemekaran kelurahan dengan kualitas pelayanan publik di Kota Tebing Tinggi. Dari perhitungan korelasi product moment, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwasannya hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat; untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik dipergunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 46,1; serta untuk melihat bagaimana pengaruh yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik adalah dengan analisis regresi sederhana yang diperoleh hasil positif dengan persamaan Y=94,115+1,126X. Kemudian untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka dengan mengkonsultasikan nilai r hitung dengan r tabel , diperoleh hasil r hitung sebesar 0,679 dan r tabel dengan taraf kepercayaan 95 adalah sebesar 0,220. r hitung tersebut lebih besar dari r tabel yang berarti pengaruh yang diberikan oleh pemekaran kelurahan terhadap kualitas pelayanan publik adalah positif dan signifikan. Berarti hipotesis dierima. Kata Kunci : Pemekaran Kelurahan, Kualitas Pelayanan Publik, Pemerintahan Daerah, dan Otonomi Daerah. ABSTRACT Universitas Sumatera Utara Subdistricts blooming are one of the result of local autonomy that give rights to local government to carry out its own business according to the necessities. According to PP No.732005 about subdistrict, subdstrict is local ware of the regencytown in district area. Blooming a subdistrict into the two ones can be done after the mother subdistrict is more than 5 years old by considering amount of people, large of area, part of work area, and equipments. In Tebing Tinggi, subdistricts blooming were held to fulfill the criteria in UU No.322004 55 about local government that instruct a town must be insist of minimally 4 districts, meanwhile before it, Tebing Tinggi that stood since 1917 just insist of 3 districts and 27 subdistricts. To fulfill the rule , since 1 July 2007, subdistricts blooming were held, until now Tebing Tinggi has 5 districts and 35 subdistricts. This subdistricts blooming were held also remind of the amount of people in Tebing Tinggi are increase, so do demand increasing in quality of government activity, development, and people welfare. By subdistricts blooming, automatically a govern area became smaller and public services activity will be nearer to the people, so it could be more effective and efficient. Besides that, span of control also became smaller and could be maximalized, so it also could be minimized the wrong authority. This research was held to see if there is an influence between subdistricts blooming and public sevice quality in Tebing Tinggi. From the result of produt moment corelation shows that relation between both is STRONG; For knowing how many contribution from subditricts blooming to public service quality use determination formula that resulted 46,1; and to see how the inluence that is given by subdistricts blooming to public service quality through short regression analysis got positive result with formula Y=94,115 +1,126 X, and then to test the hypothesis by consultating the value from r count to r tabel , resulted r count 0,679 and r tabel with significancy degree 95 is 0,220. The r count is more than r tabel means that influence given by subdistricts blooming to public service quality is positive and significant. It means that the hypothesis is accepted. Keywords : Subdistricts blooming, public service quality, local government, and local autonomy. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN