Aktivitas Pembelajaran Latihan Kasus Tugas

Kegiatan Pembelajaran 3 30 Sedangkan tata istilah berhubungan dengan seluk beluk pembentukan istilah. Dalam bahasa Indonesia seluk beluk pembentukan istilah diatur melalui sebuah pedoman, yaitu Pedoman Pembentukan Istilah.

a. Tata Bentukan 1 Konsep-konsep Dasar dalam Morfologi

a Morfem Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang mengandung makna yang sudah tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil Zaenal Arifin, 2008:2. Morfem ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem bebas {di}, {lari}, {lihat}, {pandang}, dan {orang}, dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem terikat baru memiliki makna setelah bergabung dengan morfem yang lain yang biasanya berupa morfem bebas. Morfem {ber-}, {di-}, atau {me-}, sebagai morfem terikat,baru bermakna apabila muncul bersama morfem lainnya, seperti pada kata berlari, dilihat, memandang. b Alomorf Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama Hasan Alwi, 2003: 29. Alomorf adalah variasi bentuk atau variasi bunyi dari sebuah morfem. Variasi bentuk atau variasi bunyi itu terjadikarenadipengaruhioleh bunyi-bunyi yang berada di lingkungan yang dimasukinya Gorys Keraf, 1991: 43. Morfem {ber-}, misalnya, dalam realisasi pemakaiannya pada lingkungan tertentu bisa memiliki variasi bentukatau variasi bunyi ber-, be-, dan bel-. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variasi bunyi ber-, be-, dan bel- yang dimiliki oleh morfem {ber} tersebut hanya merupakan alomorf atau variasi bunyi. 2 Bentuk, Fungsi, dan Makna Kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri dari kata monomorfemis dan kata polimorfemis. Kata monomorfemis adalah kata yang hanya terdiri Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi 31 dari satu morfem dan kata polimorfemis ialah kata yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Kata polimorfemis biasanya disebut kata jadian. Kata jadian dapat dibentuk dari dua macam bentuk dasar, yakni bentuk dasar bebas ataubentuk dasar terikat, melalui proses morfologis tertentu, yaitu afiksasi pengimbuhan, reduplikasi pengulangan, komponisasi pemajemukan, dan abreviasi penyingkatan. Proses morfologis itu memiliki menghasilkan bentuk tertentu, memiliki fungsi tertentu, dan membangun makna tertentu. Pengimbuhan atau afiksasi adalah proses penambahan imbuhan afiks pada bentuk dasar tertentu. Afiks dalam bahasa Indonesia terdiri dari awalan atau prefiks misalnyaber-, se-, me-, di-, ke-, pe-, ter-, sisipan atau infiks misalnya - em-, -el-, -er-, akhiran atau sufiks misalnya -i, -kan, -an, -nya, imbuhan terbagiatau konfiks misalnya pe-an, per-an, ke-an, dan gabungan afiks misalnyame-i, me-kan, memper-, memper-i. Di bawah ini dijelaskan awalan ber-, dan me- untuk bentuk, fungsi, dan maknanya. a Prefiks atau Awalan ber- 1 Bentuk Dalam proses pembentukan kata, awalanber- dirangkaikan atau dilekatkan padabagian depan sebuah bentuk dasar atau kata dasar tertentu. Dalam proses itu, awalanber- bisa tidak mengalami perubahan bentuk dan bisa mengalami perubahan bentuk menjadi be- atau bel-. Apabila kata atau bentuk dasar itu diawali oleh fonem l, s, d, k, t, awalan ber- tidak mengalami perubahan bentuk. Apabila kata atau bentuk dasar itu berawal fonem r atau suku kata pertamanya mengandung er,awalan ber- berubah bentuk menjadi be- dan apabila awalan ber- itu dilekatkan pada bentuk dasar ajar, akan mengalami perubahan bentuk menjadi bel-. Perhatikan beberapa contoh berikut ini. ber + kuda berkuda ber + raja beraja