Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
93
b. Tahap menghargai yaitu merasakan kegunaan atau manfaat karya sastra,
misalnya memberikan kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas pandangan hidup.
c. Tahap pemahaman yaitu berupa melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang membangun karya sastra, baik unsur
instrinsik maupun unsur ekstrinsik. d. Tahap penghayatan yaitu membuat interpretasi atau penfasiran terhadap
karya sastra. e. Tahap aplikasi atau penerapan yaitu mewujudkan nilai-nilai yang
diperoleh dalam karya sastra dalam kehidupan sehari-hari. Analisis Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Unsur Intrinsik puisi, yaitu:
a. Bunyi
Unsur bunyi merupakan salah satu unsur yang menonjol untuk membedakan antara bahasa puisi dan bahasa prosa. Bahasa puisi cenderung menggunakan
unsur perulangan bunyi. Bunyi memiliki peran antara lain adalah agar puisi terdengar merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi
merupakan salah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan Sayuti, 2002.
b. Diksi
Unsur diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra Abrams, 1981. Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang
ingin diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan KBBI, 2005: 264. Diksi yang dipilih penyair bertujuan menghadirkan efek kepuitisan, namun
juga untuk mendapatkan nilai estetik.
Kegiatan Pembelajaran 6
94
c. Bahasa Kias
Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan
dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu Abrams, 1981. Bahasa kias memiliki beberapa jenis yaitu: personifikasi, metafora, perumpamaan, simile,
metonimia, sinekdoki, dan alegori Pradopo, 1978. Bahasa kias yang hadir dalam puisi diantaranya:
Perbandingan perumpamaansimile; yaitu menyamakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata perbandingan seperti: bagai, bak, seperti,
seumpama, laksana, sepantun, dan afiks se- lainnya yang menunjukkan perbandingan. Seperti yang terdapat dalam petikan puisi di bawah ini.
Sahabat Sejatiku Karya: Annisa Sekar Salsabila
Sahabat, Kau bagai malaikat bagiku
Kau bagaikan bidadari untukku Semua kebajikan ada padamu
Metafora yaitu bahasa kias seperti perbandingan tetapi tidak menggunakan kata pembanding. Metafora ini melihat sesuatu dengan perantara benda yang lain
Becker, 1978:317. Seperti puisi di bawah ini yang memetaforkan kasih sayangnya sebagai jasa yang akan terbalas, hutang yang tidak akan terbayar.
IBU Karya: Agus Salim
Ibu ... kasih dan sayangmu padaku adalah jasa yang tak akan terbalas
adalah hutang yang tak akan terbayar sungguh banyak yang telah aku terima
Darimu .... wahai ibu Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda mati
dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia. Personifikasi ini