Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
91
b. Novel
Novel yaitu jenis prosa yang menceritakan masalah yang dihadapi tokoh dalam lingkup hidupnya, tetapi tidak bercerita hingga sang tokoh meninggal. Novel
juga berusaha menangkap momen penting yang dilalui sang tokoh utamanya, tetapi disampaikan dengan lebih rinci dan pengaluran yang lebih renggang,
tidak padat. Novel terkenal yang ada dalam sejarah sastra diantaranya. Layar Terkembang karya Suatn Takdir Alisjahbana, Burung-Burung Manyar karya YB
Mangun Wijaya dan Saman karya Ayu Utami.
c. Roman
Roman yaitu prosa yang bercerita dalam lingkup hidup hingga sang tokoh meninggal. Biasanya tokoh yang diceritakan mengalami perubahan nasib di
akhir cerita. Roman juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaotu: roman sejarah, sosial, bertendens, dan psikologis.
d. Novelet
Novelet merupakan jenis prosa yang lebih panjang dari cerpen tetapi terlalu pendek jika dikategorikan sebagai novel. Biasanaya novel berkisar antara lima
puluh hingga seratus halaman. Novelet banyak dijumpai dalam karya-karya populer yang bersifat komedi. Karya-karya Hilman Hariwijaya dapat
dikategorikan dalam jenis ini sebagai contoh Lupus, Olga dan Sepatu Roda, sedangkan untuk yang berkategori sastra yang dapat digolongkan ke dalam
novelet misalnya Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam. Drama
Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti dialog dalam bentuk prosa atau puisi dengan keterangan laku. Unsur-unsur terpenting dalam drama untuk dapat
dipentaskan adalah sebagai berikut. 1.
Naskah lakon, berguna untuk menetapkan urutan adegan dan dialog yang ada dalam drama.
2. Sutradara, yaitu orang yang mengatur dan mengonsep drama yang akan
dimainkan. 3.
Pemain yaitu orang yang memainkan peran di panggung.
Kegiatan Pembelajaran 6
92
Drama di Indonesia berkembang pada masa drama tradisonal dan modern. Sebelum drama moderen dikenal di Indonesia, drama tradisonal telah lebih dahulu
berkembang di tanah air. Drama tardisonal dipergunakan dengan merujuk pada pakem-pakem yang berlaku dan dipertahankan secara turun menurun sesuai
dengan keasliannya. Setiap drama tradisional memiliki aturan atau pakem yang berbeda seperti ludruk di Jawa Timur misalnya merupakan drama tradisional yang
mengutamakan humor dan komedi. Hingga kini ludruk pun tetap bertahan pada aturan ini. Contoh bentuk drama trasdional lainnya adalah: Ketoprak dari Jawa
Tengah, Ubrug dari Banten, Longser dari Jawa Barat, Mamanda dari Kalimantan Selatan, dan Lenong dari Betawi.
Dalam situasi bahasa tersebut terdapat dialog yang terdiri atas unit-unit dialog., Unit-unit dialog tersebut disebut juga giliran bicara yang akan diucapkan oleh
tokoh. Sebuah dialog minimal terdiri atas dua giliran bicara yang didukung sekurang-kurangnya oleh dua pelaku; bahan pembicaraan tidak boleh berubah.
Konvensi tersebut merupakan konvensi ideal. Namun, bila konvensi yang ideal ini diganggu karena pelaku angkat bicara dengan tidak teratur atau tidak
membicarakan bahan yang sama mustahil akan terbentuk dialog dan alur cerita yang dimaksudkan. Pelaku drama akan berdialog dalam ruang dan waktu yang
sama., Keadaan tersebut dalam drama disebut dengan latar bagi sebuah dialog.
2. Apresiasi Sastra
Banyak ahli mengartikan apresiasi sebagai sebuah penghargaan, untuk itu diperlukan sebuah penilaian untuk dapat mengaparesiasi sastra. Menurut
Sayuti 2009 apresiasi sastra merupakan hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki karya sastra melalui pemahaman dan
penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan dalam bentuk tertulis. Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra, perlu dilakukan pengamatan, penilaian,
dan pemberian penghargaan terhadap karya sastra tersebut. Berikut dijelaskan tahap-tahap untuk mengapresiasi sastra.
a. Tahap mengenal dan menikmati yaitu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan mendengarkan suatu karya sastra.