Kegiatan Pembelajaran 6
94
c. Bahasa Kias
Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katannya atau rangkaian katannya digunakan
dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu Abrams, 1981. Bahasa kias memiliki beberapa jenis yaitu: personifikasi, metafora, perumpamaan, simile,
metonimia, sinekdoki, dan alegori Pradopo, 1978. Bahasa kias yang hadir dalam puisi diantaranya:
Perbandingan perumpamaansimile; yaitu menyamakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata perbandingan seperti: bagai, bak, seperti,
seumpama, laksana, sepantun, dan afiks se- lainnya yang menunjukkan perbandingan. Seperti yang terdapat dalam petikan puisi di bawah ini.
Sahabat Sejatiku Karya: Annisa Sekar Salsabila
Sahabat, Kau bagai malaikat bagiku
Kau bagaikan bidadari untukku Semua kebajikan ada padamu
Metafora yaitu bahasa kias seperti perbandingan tetapi tidak menggunakan kata pembanding. Metafora ini melihat sesuatu dengan perantara benda yang lain
Becker, 1978:317. Seperti puisi di bawah ini yang memetaforkan kasih sayangnya sebagai jasa yang akan terbalas, hutang yang tidak akan terbayar.
IBU Karya: Agus Salim
Ibu ... kasih dan sayangmu padaku adalah jasa yang tak akan terbalas
adalah hutang yang tak akan terbayar sungguh banyak yang telah aku terima
Darimu .... wahai ibu Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda mati
dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia. Personifikasi ini
Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
95
dipergunakan para penyair dari dahulu hingga sekarang. Personifikasi ini membuat hidup lukisan, di samping itu memberi kejelasan dan memberikan bayangan angan
yang konkret. Seperti yang terdapat dalam penggalan puisi karya Rustam Effendi berikut ini.
Anak Molek V Malas dan malu nyala pelita
Seperti meratap mencuri mata Seisi kamar berduka cita
Seperti takut, gentar berkata.
Metonimia adalah bahasa kiasan yang jarang dijumpai pemakaiannya dalam puisi, apalagi puisi anak. Dalam bahasa Indonesia metonimia seringkali disebut kiasan
pengganti nama. Bahasa kias ini berupa penggunaan sebuah atribut, objek, atau penggunaan sesuatu yang dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan
objek tersebut. Contoh penggunaan metonimia dapat dilihat dalam petikan puisi Toto Sudarto Bachtiar berikut ini.
Ibu Kota Senja Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
…… Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Di bawah bayangan samar istana kajang O, kota kekasih setelah senja
Klakson dan lonceng dapat menggantikan orang atau partai politik yang sedang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan mengganti Sungai Ciliwung. Istana
mengganti kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti istana. Kota kekasih adalah Jakarta.
Sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian penting, suatu benda untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdok dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan
2. Totem pro parte; keselurahan untuk sebagian.