Latihan Kasus Tugas Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Kegiatan Pembelajaran 2 20 Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa, biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut: 1. Tahap satu kata atau Holofrastis Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan. Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada benda- benda yang dijumpai sehari-hari. Pada usia ini, sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata, satu frase, atau kalimat, yang berarti bahwa satu kata yang diucapkan anak itu merupakan satu konsep yang lengkap. Misalnya “mam” Saya minta makan; “pa” Saya mau papa ada di sini. 2. Tahap dua kata, Satu frase Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan papa ikut. Kalau pada tahap holofratis ujaran yang diucapkan si anak belum tentu dapat ditentukan makna, pada tahap dua kata ini, ujaran si anak harus ditafsirkan sesuai dengan konteksnya. Pada tahap ini pula anak sudah mulai berpikir secara “subjek + predikat” meskipun hubungan-hubungan seperti infleksi, kata ganti orang dan jamak belum dapat digunakan. Dalam pikiran anak itu, subjek + predikat” dapat terdiri atas kata benda + kata benda, seperti “Difa mainan” yang berarti “Difa sedang bermain dengan mainan”. 3. Ujaran Telegrafis Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda multiple- wordutterences atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Kosakata anak berkembang dengan pesat mencapai beratus-ratus kata dan cara pengucapan kata-kata semakin mirip dengan bahasa orang dewasa. Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi 21 Pemerolehan dalam bidang fonologi Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang terdengar dengan jelas. Proses bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang telah diterjemahkan menjadi dekutan Dardjowidjojo 2000: 63. Anak mendekutkan bermacam-macam bunyi yang belum jelas identitasnya. Pada sekitar umur 6 bulan, anak mulai mencampur konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa yang dalam bahasa Inggris dinamakan babbling, yang telah diterjemahkan menjadi celotehan Darmowidjojo: 2000: 63. Celotehan dimulai dengan konsonan dan diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah a dengan demikian, strukturnya adalah KV. Sehingga muncullah struktur seperti berikut: KV KV KV……papapa mamama ….. Konsonan dan vokalnya secara gradual berubah sehingga muncullah kata-kata seperti dadi, dida, dan sebagainya. Pemerolehan dalam bidang Sintaksis Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata atau bagian kata. Kata ini, bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat itu. Yang menjadi pertanyaan adalah kata mana yang dia pilih? Seandainya anak itu bernama Dodi dan yang ingin ia sampaikan adalah Dodi mau bobok, dia akan memilih di untuk Dodi, mau untuk mau, ataukah bok untuk bobok? Kita pasti akan menerka bahwa dia akan memilih bok. Pemerolehan dalam bidang Semantik Dari segi sintaksis, USK Ujaran Satu Kata sangatlah sederhana karena memang hanya terdiri dari satu kata saja, bahkan untuk bahasa seperti bahasa Indonesia hanya sebagian saja dari kata itu. Namun dari segi semantiknya, USK adalah kompleks karena satu kata ini bisa memiliki lebih dari satu makna. Anak yang mengatakan bil untuk mobil bisa bermaksud mengatakan: Ma, itu mobil. Aku mau ke mobil. Papa ada di mobil, dsb.nya. Kegiatan Pembelajaran 2 22 Senada dengan uraian Dardjowidjojo di atas Zuchdi 2001 menjelaskan tahap-tahap pemeroleh bahasa anak sebagai berikut. 1. Mendekut mengeluarkan bunyi vokal Bayi pada umumnya sanggup memroduksi bunyi dari dirinya sendiri. Bunyi yang paling dominan dalam komunikasi bayi adalam melalui tangisan. Namun, berdasarkan kemahiran berbahasanya mendekut cooing adalah ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vokal. 2. MerabanMengoceh mengandung konsonan dan bunyi vokal Bunyi-bunyian yang dihasilkan anak pada tahap ini adalah produksi yang dipilih oleh bayi terkait fonem-fonem yang dipilih baik bunyi vokal maupun konsonan yang merupakan ciri asal bahasa bayi. Meraban babbling ini berbeda pada setiap bayi, sedangkan mendekut cooing seluruh bayi sama. 3. Ucapan Satu Kata Yang dimaksud ucapan dalam tahap ini terbatas pada bunyi vokal dan konsonan yang digunakan Ingram, 1999. Bayi menggunakan suku kata ini, holofrastis, untuk menyampaikan intense, keinginan, atau tuntutan. Biasanya kata-kata yang diungkapkan adalah kata benda konkret yang dikenalnya seperti: mobil, buku, bola, dll atau bisa juga keinginan seperti papa, mama, kue, bobo, dll. Pada usia 18 bulan, anak-anak biasanya memiliki tiga sampai 100 kata. Namun, kosakata yang dimiliki terkadang tidak mencukupi untuk mengungkapkan keinginannya, akibatnya mereka sering melakukan kesalahan. 4. Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik Secara bertahap antara usia 1,5 sampai dengan 2,5 tahun anak mulai mengombinasikan kata-kata tunggal untuk menghasilkan ucapan dua kata. Komunikasi ini tampaknya lebih mirip dengan telegram daripada percakapan. Kata depan, kata sambung, dan fungsi morfem lainnya yang biasanya ditinggalkan. Oleh karena itu, para ahli bahasa menyebutkan ucapan-ucapan awal ini mirip di dalam telegram.