Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan cara melihat, mempelajari dan mengutip
catatan-catatan yang diperoleh berupa laporan keuangan khususnya pada neraca dan laporan laba rugi.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Asumsi Klasik
Ghozali 2009: 159 menyatakan bahwa teknik estimasi variabel dependen yang melandasi analisis regresi disebut Ordinary Least Square
OLS atau pangkat terkecil biasa. Regresi dengan model estimasi OLS akan memberikan hasil yang Best Linier Unbiased Estimator BLUE
jika memenuhi semua asumsi klasik. Hasil asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk memastikan bahwa sebaran data yang digunakan bersifat normal. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distibusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah
pedomannya Soemarsono, 2004: 43 adalah: a.
Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusinya adalah tidak normal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari
5 maka distibusi adalah normal.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali,
2009: 125. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman Algifari, 2000:
86. Menurut Santoso 2002: 301 deteksi adanya
heteroskedastisitas adalah: a
Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b
Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.
3. Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson DW-Test. Suatu observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika
nilai Durbin Watson terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du Ghozali, 2009: 99.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas k dan
jumlah data n sehingga diketahui d ι dan dν maka dapat diperoleh
distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi. Pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji D
w
dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.1. Klasifikasi Durbin Waston
D
w
Kesimpulan Kurang dari -2
Ada Autokorelasi Positif Diantara -2 sampai +2 Tidak ada autokorelasi
Diatas +2 Ada autokorelasi negatif
Sumber: Santoso 2002: 218
4. Multikolinearitas
Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor VIF.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation factor VIF 10, dan mempunyai angka tolerance
mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas
multikolinieritas Ghozali, 2009: 96.
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis