4.3.2.2. Uji Parsial atau Uji t
Dari hasil Uji Parsial atau Uji t dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis
hubungan secara parsial, dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai berikut :
Tabel 4.11 : Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial
Variabel t hitung
Sig Correlation
partial r
2
Keterangan
Perputaran kas X1 -1,804
0,083 -0,333
0,111 Tidak berpengaruh
Perputaran piutang X2 -1,932
0,064 -0,354
0,125 Tidak berpengaruh
Perputaran persediaan X3 -2,542
0,017 -0,446
0,199 Berpengaruh
Sumber ; Lampiran. 6
Berdasarkan dari tabel 4.11 di atas dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh Perputaran Kas X
1
Terhadap Laba Usaha Y
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung
sebesar -1,804, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083 lebih besar dari 0,05, maka H
1
ditolak dan H diterima yang berarti
perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel perputaran kas terhadap laba usaha, dapat diketahui dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat
dilihat bahwa nilai Correlation Partial r = 0,333
2
= 0,111, yang berarti bahwa variabel perputaran kas mampu mempengaruhi laba
usaha yaitu sebesar 0,111 atau sebesar 11,1.
2. Pengaruh Perputaran Piutang X
2
Terhadap Laba Usaha Y
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung
sebesar -1,932, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,064 lebih besar dari 0,05, maka H
1
ditolak dan H diterima yang berarti
perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel perputaran piutang terhadap laba usaha, dapat diketahui
dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial r = 0,354
2
= 0,125, yang berarti bahwa variabel perputaran piutang mampu
mempengaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,125 atau sebesar 12,5.
3. Pengaruh Perputaran Persediaan X
3
Terhadap Laba Usaha Y
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung
sebesar -2,542, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,017 lebih kecil dari 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima yang berarti perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap laba usaha.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel perputaran persediaan terhadap laba usaha, dapat diketahui
dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial r = 0,446
2
= 0,199, yang berarti bahwa variabel perputaran persediaan mampu
mempengaruhi laba usaha yaitu sebesar 0,199 atau sebesar 19,9 Berdasarkan hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan uji
parsial atau uji t menunjukan bahwa besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran persediaan dalam mempenaruhi laba
usaha yaitu sebesar 0,199 atau sebesar 19,9 dari besarnya kemampuan yang dimiliki oleh variabel perputaran kas yaitu sebesar
0,111 atau sebesar 11,1, dan oleh variabel perputaran piutang yaitu sebesar 0,125 atau sebesar 12,5, sehingga dapat diambil kesimpulan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap laba usaha pada perusahaan dagang trade retail yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hipotesis kedua yang menduga perputaran persediaan yang memiliki pengaruh yang paling
dominan terhadap perolehan laba pada perusahaan dagang trade retail di Bursa Efek Indonesia yang diajukan teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan