Menurut Munawir 2002: 80 untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja
rata-rata tersebut working capital turn over. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan
banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya
kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
2.2.1.4. Jenis-jenis Modal Kerja
Modal kerja yang dipergunakan oleh perusahaan harus mencukupi jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran
atau operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan
kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Menurut Riyanto 1997: 61, modal kerja dalam suatu
perusahaan dapat digolongkan menjadi: 1.
Modal kerja permanen Permanent-Working Capital Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat
berfungsi dengan baik dalam suatu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Modal kerja primer Primary Working Capital, yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan usahanya. b. Modal kerja normal Normal-Working Capital yaitu sejumlah
modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.
2. Modal kerja variabel Variabel-Working Capital
Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam
satu periode, modal kerja dibedakan menjadi: a. Modal kerja musiman Seasonal-Working Capital yaitu sejumlah
modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang disebabkan oleh perubahan musim.
b. Modal kerja siklis Cyclical-Working Capital yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh
perubahan permintaan produk. c. Modal kerja darurat Emergency-Working Capital yaitu modal
kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya.
2.2.1.5. Unsur-unsur Modal Kerja
Mengacu konsep kuantitatif modal kerja, yaitu keseluruhan dari aktiva lancar, maka unsur-unsur modal kerja yang pada hakekatnya
merupakan unsur dari aktiva lancar Munawir, 2002: 14 terdiri dari:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Uang kas dan bank.
2. Surat berharga atau investasi jangka pendek.
3. Piutang wesel, piutang dagang.
4. Persediaan.
5. Piutang penghasilan yang masih harus diterima.
6. Biaya yang dibayar dimuka.
Dalam penelitian ini penulis membahas tiga unsur dari modal kerja yaitu kas, piutang, dan persediaan, karena ketiga komponen tersebut
merupakan komponen pokok dalam perputaran modal kerja. Kas diperlukan oleh setiap perusahaan yang sedang menjalankan
operasinya dan juga dibutuhkan untuk investasi dalam aktiva tetap. Menurut Munawir 2002: 14 mengemukakan definisi dari kas yaitu uang
tunai yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian kas yang cukup harus disediakan oleh
perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menjaga kontinuitas usahanya dan kas yang cukup juga perlu untuk menilai likuidasi dari
suatu perusahaan. Menurut Munawir 2002: 15 Piutang adalah tagihan kepada pihak
lain kepada pihak kreditor atau langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Piutang merupakan unsur yang
paling penting dalam neraca sebagian besar perusahaan. Prosedur yang wajar dan cara pengamanan yang cukup terhadap piutang bukan saja
untuk keberhasilan perusahaan tetapi juga untuk memelihara hubungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang memuaskan dengan para pelanggan. Piutang yang terjadi dalam perusahaan dagang yaitu, penjualan yang dilakukan dengan sistem kredit.
Dengan demikian piutang ini merupakan aset perusahaan yang timbul karena telah melaksanakan kebijakan kredit dalam menjual barang
dagangannya. Persediaan adalah semua barang yang diperdagangkan tetapi
barang-barang tersebut masih terdapat gudang atau belum dalam laku terjual, termasuk juga bahan baku yang masih dalam produksi.
Persediaan menurut SAK 2009: 14.1 yaitu: a.
Tersdia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa. b.
Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau c.
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan berpengaruh terhadap laba rugi dan neraca yang berdampak pada
kesalahan jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok penjualan laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, penghasilan
deviden dan laba rugi ditahan dan kesalahan-kesalahan itu akan terbawa juga pada periode berikutnya. Karena itu penanaman modal kerja yang
besar pada persediaan itu akan mengalami kerusakan, keusangan dan turunnya kualitas barang sehingga akan memperkecil laba perusahaan.
2.2.2. Investasi Dalam Kas