didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan
keuntungan yang diperolehnya. Fungsi dari persediaan adalah untuk memenuhi permintaan
pelanggan tanpa harus tergantung dari supplier, melalui penyimpanan persediaan perusahaan juga dapat mengurangi biaya yang timbul karena
adanya pembelian barang setiap kali akan melaksanakn proses produksi dan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi di dalam melakukan
proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan karena adanya kekurangan bahan baku untuk melakukan persediaan ekstra yang
disebut persediaan pengaman.
2.2.4.2. Peranan Persediaan
Peranan dari persediaan adalah sangat besar sekali di dalam menentukan maju tidaknya suatu perusahaan, karena itu semua perusahaan
baik perusahaan industri, dagang maupun jasa selalu mengadakan persediaan karena tanpa adanya persediaan apabila langganan meminta
barang atau jasa di luar kemampuan produksi perusahaan, dengan adanya persediaan maka hal tersebut akan dapat teratasi, sehingga peluang untuk
mendapatkan keuntungan akan selalu terbuka.
2.2.4.3. Metode Penilaian Persediaan
Pada akhir periode akuntansi, total biaya persediaan harus dialokasikan ke persediaan yang masih ada untuk dilaporkan di neraca
sebagai aktiva dan ke persediaan yang terjual selama periode tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk dilaporkan di laporan laba rugi sebagai beban harga pokok penjualan. Menurut Stice 2004: 667-670 metode-metode yang paling
umum adalah: 1.
Identifikasi khusus specific identification Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode
berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya actual dari unit tersebut. Metode identifikasi
khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya historis dari unit persediaan.
2. Biaya rata-rata average cost
Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang
terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga.
3. Metode masuk pertama, keluar pertama first-in, first-out-FIFO
Metode masuk pertama, keluar pertama didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu unit yang lebih
dulu masuk. Selain itu, dalam FIFO, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang
dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode end-of-period replacement cost.
4. Metode masuk terakhir, keluar pertama last in, first out-LIFO
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Metode masuk terakhir, keluar pertama didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Metode ini tidak
cocok dengan arus barang yang terjadi dalam sebuah perusahaan. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan
angka harga pokok penjualan yang ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam
pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini.
2.2.4.4. Perputaran Persediaan