Hal-hal teoritik dan informasi-informasi mendasar terkait dengan

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hal-hal teoritik dan informasi-informasi mendasar terkait dengan

masalah yang diteliti 1. Analisis Menurut Tim Reality 2008, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Masih dalam buku menurut Tim Reality 2008, pengertian analisis data adalah penelaah dan penguraian atas data hingga menghasilkan simpulan akhir. Sedangkan menurut Roy Hollands 1984, analisis adalah peristiwa pemisahan ke dalam bagian- bagian. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis pada penelitian ini adalah usaha menyelidiki suatu pokok permasalahan dengan cara pemisahan ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya permasalahan supaya mendapatkan suatu kesimpulan. 2. Kesalahan Menurut Tim Reality 2008, kesalahan merupakan tidak benar; tidak betul; menyimpang dari yang seharusnya. Sedangkan menurut Robert B. Ashlock 1994: 4 kesalahan dalam perhitungan yaitu kesalahan yang belum tentu hanya akibat kecerobohan atau tidak mengerti untuk proses penyelesaiannya. Dalam penelitian ini, kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan siswa dalam proses mengerjakan soal. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan matematika adalah suatu proses penyelesaian soal matematika yang masih menyimpang atau keliru. 3. Analisis Kesalahan Dari pengertian analisis dan kesalahan diatas, dapat disimpulkan analisis kesalahan adalah suatu usaha penyelidikan terhadap hasil pekerjaan siswa yang masih menyimpang dengan pemisahan ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang masih dialami oleh siswa. 4. Klasifikasi Jenis Kesalahan Berikut ini 2 klasifikasi jenis kesalahan : a. Model klasifikasi kesalahan menurut Hadar dkk 1987 adalah sebagai berikut: 1 Kesalahan data Kesalahan ini meliputi kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaiaan antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh peserta tes. Kategori ini meliputi: a Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal b Mengabaikan data penting yang diberikan c Menguraikan syarat-syarat dalam pembuktian, perhitungan yang sebenarnya tidak dibutuhkan dalam masalah d Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya e Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai f Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain g Salah menyalin soal 2 Kesalahan menginterpretasikan bahasa Kategori kesalahan menginterpretasikan bahasa meliputi: a Mengubah bahasa sehari-hari kedalam bentuk persamaan matematika dengan arti yang berbeda b Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda c Salah mengartikan grafik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Kesalahan menggunakan logika dalam menarik kesimpulan Pada umumnya, yang termasuk kategori ini adalah kesalahan- kesalahan dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, antara lain: a Kesimpulan dari pernyataan � ⇒ dengan kebalikan baik bentuk positif ⇒ � atau dalam bentuk negative ~� ⇒ ~ b Dari pernyataan bentuk implikasi � ⇒ , peserta menarik kesimpulan sebagai berikut: i. Bila diketahui terjadi, maka � pasti terjadi ii. Bila diketahui � salah, maka pasti juga salah c Menyimpulkan bahwa � ⇒ ketika bukan merupakan akibat � d Menggunakan bilangan logika seperti “semua”, “ada”, atau “paling sedikit” pada tempat yang salah e Mengambil lompatan kesimpulan yang tidak logis, misalkan diberikan sebagai akibat dari � tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang benar. 4 Kesalahan menggunakan definisi atau teorema Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas. Kesalahan- kesalahan ini meliputi: a Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai. b Menerapkan sifat distributif untuk fungsi yang bukan distributif atau operasi. Misalnya + = + c Tidak tepat dalam mengutip definisi, teorema, atau rumus. Misalnya − = + − 5 Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh peserta tes benar, tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut. 6 Kesalahan teknis Kategori kesalahan teknis meliputi: a Kesalahan-kesalahan dalam perhitungan, misalnya × = b Kesalahan dalam mengutip data dari table c Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar b. Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman, 2012: 213 kesalahan umum yang dilakukan oleh anak dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang matematika antara lain: 1 Kekurangan Pemahaman tentang Simbol Anak-anak umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan jika kepada mereka disajikan soal-soal seperti 4+3=... , atau 8- 5=...; tetapi akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal-soal seperti 4 +... = 7; 8 =... + 5; ...+ 3 = 6; atau ...- 4 = 7; atau 8 - ... = 5. Kesulitan semacam ini umumnya karena anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak mampu memahami simbol-simbol seperti sama dengan =, tidak sama dengan ≠, tambah +, kurang -, dan sebagainya. Agar anak dapat menyelesaikan soal-soal matematika, mereka harus lebih dahulu memahami simbol- simbol tersebut. 2 Kekurangan Pemahaman Nilai Tempat Ada anak yang belum memahami nilai tempat seperti satuan, puluhan, ratusan, dan seterusnya. Ketidakpahaman nilai tempat akan semakin mempersulit anak jika kepada mereka dihadapkan pada lambang bilangan basis bukan sepuluh. Ketidakpahaman terhadap nilai tempat banyak diperlihatkan oleh anak-anak seperti berikut ini: anak yang mengalami kekeliruan semacam itu dapat juga karena lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan tersusun ke bawah, sehingga kepada anak tidak cukup hanya diajak memahami nilai tempat tetapi juga diberi latihan yang cukup. 3 Penggunaan Proses yang Keliru Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat dilihat pada contoh berikut ini: a Mempertukarkan simbol-simbol. b Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Semua digit ditambahkan bersama algoritma yang keliru dan tidak memperhatikan nilai tempat. d Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai tempat. e Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan. 4 Perhitungan Ada anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian, tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah. Kesalahan tersebut umumnya tampak sebagai berikut: daftar perkalian mungkin dapat membantu memperbaiki kekeliruan anak jika anak telah memahami konsep perkalian. 5 Tulisan yang Tidak Dapat Dibaca Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentuk-bentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis. Akibatnya, anak banyak menghalami kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. Berdasarkan kategori klasifikasi kesalahan di atas, peneliti menggunakan kategori kesalahan sebagai berikut: 1 Kesalahan data K1 Kesalahan ini meliputi kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh peserta tes. Kesalahan data antara lain: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal K1a b Mengabaikan data penting yang diberikan K1b c Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya K1c d Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak sesuai K1d e Salah menyalin soal K1e 2 Kesalahan menggunakan definisi atau teorema K2 Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas yang terjadi yaitu tidak tepat dalam mengutip definisi, teorema, atau rumus antara lain: a Kesalahan dalam menggunakan rumus rotasi K2a b Kesalahan konsep menggambar bidang kartesius yang tidak sesuai dengan definisi dan aturan dalam menggambarkan bidang kartesius. K2b 3 Kesalahan mengintepretasikan bahasa K3 Kesalahan mengintepretasikan bahasa yang terjadi yaitu: menuliskan simbol-simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda yaitu kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol pada rotasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Siswa Berikut merupakan faktor-faktor kesalahan antara lain: a. Faktor kognitif Menurut Suwarsono 1982 berpendapat bahwa faktor-faktor kognitif adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dan cara memproses dalam mencerna dalam pikirannya materi matematika seperti soal-soal, argumen-argumen, dan lain-lain. Ranah kognitif menurut Benjamin Bloom dkk dalam John Santrock, 2009: 147 yaitu 1 Pengetahuan Siswa-siswa mempunyai kemampuan untuk mengingat informasi. 2 Pemahaman Siswa-siswa memahami informasi dan bisa menjelaskan dengan kata-kata mereka sendiri. 3 Aplikasi Siswa-siswa menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. 4 Analisis Siswa-siswa memecah informasi ang kompleks menjadi bagian-bagia yang lebih kecil dan menghubungkan satu informasi dengan informasi lain. 5 Sistesis Siswa-siswa mengkombinasikan elemen-elemen dan menciptakan informasi baru 6 Evaluasi Siswa-siswa membuat penilaian dan keputusan yang bagus. b. Faktor nonkognitif Menurut Burton dalam Entang, 1984: 13 mengelompokkan faktor- faktor yang dialami oleh siswa menjadi dua kategori, yaitu: 1 Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: a Kelemahan secara fisik, seperti: i. Suatu pusat syaraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, atau sakit, sehingga sering membawa ganguan emosional; ii. Penyakit menahun asama, dan sebagainya menghambat usaha-usaha belajar secara optimal b Kelemahan-kelemahan secara mental baik kelemahan yang dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain: i. Kelemahan mental taraf kecerdasannya yang masih kurang; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. Nampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya: kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat kurang gizi, kelelahan overwork dan sebagainya, kurang menguasai keterampilan dan kebiasaan fundanmental dalam belajar. c Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: i. Terdapatnya rasa tidak aman insecurity; ii. Penyesuaian yang salah adjugment terhadap orang- orang, situasi, dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan; iii. Tercekam rasa pobia takut, benci, dan antipati, mekanisme pertahanan diri; iv. Tidak matangan immaturity d Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan- kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: i. Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar; ii. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian; iii. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab; iv. Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran; v. Gugup. e Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti: i. Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial meningkat dan berurutan, kurang menguasai bahasa asing. ii. Memiliki kebiasaan belajar atau cara bekerja yang salah. 2 Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa situasi sekolah dan masyarakat, antara lain: a Kurikulum yang seragam uniform, bahan dan buku-buku sumber yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu. b Ketidaksesuaian standar administrasi sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan, dan pengalaman mengajar, dan sebagainya. c Terlalu berat beban belajar siswa dan atau mengajar guru, terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya. d Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas dan sebagainya. e Kelemahan dari sistem belajar pada tingkat-tingkat pendidikan dasar asal sebelumnya. f Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga pendidikan, status sosial ekonomi, keutuhan keluarga, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ketentraman dan keamanan sosial psikologi dan sebagainya. g Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular. h Kekurangan makan gizi dan sebaginya. 6. Tes Diagnostik Berikut merupakan pengertian tes diagnostik menurut beberapa ahli dalam Suwarto, 2013: 113 antara lain: a Menurut Brueckner dan Melby, tes diagnostik digunakan untuk menentukan elemen-elemen dalam suatu mata pelajaran yang mempunyai kelemahan-kelemahan khusus dan menyediakan alat untuk menemukan penyebab kekurangan tersebut. b Menurut Hughes menyatakan bahwa tes diagnostik dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam belajar. Tes diagnostik adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengindentifikasi kesulitan belajar. c Menurut Mehrens dan Lehmann tes diagnostik yang baik dapat memberikan gambaran yang akurat tentang miskonsepsi yang dimiliki siswa berdasarkan informasi kesalahan yang dibuatnya . d Menurut Zeilik tes diagnostik digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa terhadap konsep-konsep kunci key concepts pada topik tertentu, secara khusus untuk konsep-konsep yang cenderung dipahami secara salah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e Menurut Suwarto tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan miskonsepsi pada topik tertentu dan mendapatkan masukan tentang repons siswa untuk memperbaiki kelemahanya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan tes diagnostik adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa, mencari tahu letak kelemahan-kelemahan siswa, dan memberikan gambaran akurat mengenai miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada matapelajaran tertentu. 7. Rotasi perputaran a. Menurut Ved Dudeja dan V. Madhavi 2013: 205 definisi rotasi atau perputaran adalah transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang ke titik lainnya dengan cara memutar pada pusat titik tertentu. b. Menurut Susanta 1990: 59 definisi rotasi adalah perputaran P terhadap sudut � dengan lambang � �,� ialah pemetaan yang memenuhi : 1 � �,� P = P 2 � �,� A = �′ dengan ��′ =�� � ∠��� ′ = � PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.1 Pemetaan Rotasi Titik P disebut pusat putaran dan � disebut sudut putar. Seperti biasa, sudut � positif bila arah putarnya berlawanan arah jarum jam. Jelas bahwa jika � = maka � �, = �, sedang untuk � ≠ � satu- satunya titik tetap ialah pusat lingkaran, sebab titik lain akan dibawa ke titik di luar dirinya. Juga jelas bahwa � �, = � �,− , artinya setengah putaran adalah kejadian khusus dari putaran. Rotasi yang arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif, sedangkan yang searah dengan arah perputaran jarum jam disebut arah negatif. Suatu rotasi perputaran pada bidang datar ditentukan oleh: pusat rotasi, besar sudut jarak rotasi, dan arah rotasi searah atau berlawanan arah dengan putaran jarum jam. 1 Sifat-sifat rotasi a Bangun yang diputar rotasi tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran. b Bangun yang diputar rotasi mengalami perubahan posisi. �′ � � � 2 Rotasi pada bidang kartesius Rumus perputaran terhadap , yaitu [ ′ ′ ] = [ cos � − sin � sin � cos � ] [ ] atau { ′ = ′ = cos � − �� � sin � + cos � Dari rumus perputaran di atas, maka didapatkan rumus-rumus rotasi sebagai berikut: a Rotasi − dengan pusat rotasi , , maka: � , � �,− ° → � ′ , − b Rotasi dengan pusat rotasi , , maka: � , � �, ° → � ′ − , c Rotasi dengan pusat rotasi , , maka: � , � �, ° → � ′ − , − Untuk rotasi − ° dengan pusat rotasi , sama dengan rotasi °. d Rotasi ° dengan pusat rotasi , , maka: � , � �, ° → � ′ , − Dari pengertian rotasi di atas, dapat disimpulkan pengertian rotasi adalah suatu transformasi yang memenuhi: 1. � �,� P = P 2. � �,� A = �′ dengan ��′ =��a � ∠��� ′ = � PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.2 Pemetaan Rotasi Titik P disebut pusat putaran dan � disebut sudut putar.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

1 4 19

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

0 1 17

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN PANDUAN KRITERIA Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Lingkaran Dengan Panduan Kriteria Watson.

0 0 15

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Lingkaran Dengan Panduan Kriteria Watson.

0 0 16

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar(Studi Kasus Pada Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 1 Surakar

0 1 15

Analisis kesalahan siswa kelas VII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang tahun ajaran 2015/2016 dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan rotasi.

0 1 412

Analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada topik operasi bentuk aljabar kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2015/2016.

0 7 109

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas VII D SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016.

0 1 202

Analisis kesalahan siswa kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2013/2014 dalam mengerjakan soal matematika pada pokok bahasan bilangan bulat dan pecahan.

0 2 224

Analisis kesalahan siswa kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Sedayu dalam menyelesaikan soal materi segitiga tahun ajaran 2013/2014.

0 0 282