Penetuan waktu pencuplikan darah hewan uji
Hasil analisis statistik serum ALT menunjukkan distribusi data normal dan variansi data homogen, sehingga data dapat dianalisis menggunakan analisis
variansi satu arah. Hasil analisis variansi satu arah dari data aktivitas serum ALT menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 p0,05, yang berarti bahwa
terdapat perbedaan bermakna antar kelompok. Oleh karena itu untuk melihat perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil uji Scheffe
aktivitas serum ditunjukkan pada tabel IV.
Tabel IV. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT pada selang waktu 0, 24 dan
48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok Jam ke-0
jam ke- 24
jam ke-48 Jam ke-0
BB BTB
Jam ke-24 BB
BB Jam ke-48
BTB BB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna p0,05, BTB = Berbeda tidak bermakna p0,05
Dari tabel III dan gambar 4 terlihat bahwa aktivitas serum ALT yang paling tinggi ditunjukkan pada jam ke-24 198,4 ± 23,8 UL. jika dibandingkan
dengan jam ke-0 54,0 ± 3,5 aktivitas serum mengalami kenaikan sekitar 3 kali, sedangkan pada pencuplikan darah ke-48 74,0 ± 8,2 aktivitas serum ALT telah
mengalami penurunan. Hal ini juga ditunjukkan pada tabel IV, aktivitas serum ALT pada jam ke-0 memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap jam ke-48,
yang berarti bahwa aktivitas serum ALT pada jam ke-48 telah kembali normal seperti pada jam ke-0.
Tabel V.
Purata aktivitas serum AST ± SE pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Gambar 6. Diagram batang purata aktivitas serum AST pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mgKgBB
Hasil analisis statistik serum AST menunjukkan distribusi data normal dan variansi data homogen sehingga data dapat dianilis dengan menggunakan analisis
variansi satu arah. Hasil analisis variansi satu arah dari data aktivitas serum AST menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 p0,05 yang berarti bahwa terdapat
perbedaan bermakna antar kelompok. Untuk melihat perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST ditampilkan
pada tabel VI.
Selang Waktu Jam Purata aktivitas serum ALT ± SE UL
100,2 ± 9,9 24
461,2 ± 46,2 48
177,2 ± 17,05
Tabel VI. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST pada selang waktu 0, 24 dan
48 jam setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kelompok Jam ke-0
jam ke-24 jam ke-48
Jam ke-0 BB
BTB Jam ke-24
BB BB
Jam ke-48 BTB
BB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna p0,05, BTB = Berbeda tidak bermakna p0,05
Dari tabel 5 dan gambar 6 terlihat bahwa aktivitas serum AST yang paling tinggi ditunjukkan pada jam ke-24
46,2 ± 46,2 UL. jika dibandingkan dengan jam ke-0 100,2 ± 9,9 UL aktivitas serum AST mengalami kenaikan sekitar 4
kali, sedangkan pada pencuplikan darah ke-48 177,2 ± 17,05 UL aktivitas serum AST telah mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil aktivitas serum ALT dan AST pada peneltian ini, karbon tetraklorida memiliki efek hepatotoksik yang paling tinggi pada jam ke-24,
sehingga waktu pencuplikan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklordia 2 mLkgBB secara i.p atau
intraperitoneal.