dan bahan uji berupa herba Sonchus arvensis L. yang dipanen dari Cangkringan Kaliurang Sleman Yogyakarta. Serta cara penyimpanan serbuk herba Sonchus
arvensis L. b. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah kondisi patologis dari tikus jantan.
3. Definisi operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Ekstrak etanol 50 herba Sonchus arvensis L.
Ekstrak etanol 50 herba Sonchus arvensis L. adalah ekstrak kental yang didapatkan dengan cara maserasi ekstrak campuran etanol 50 500 ml dengan
serbuk herba Sonchus arvensis L. 50 mg yang kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator dan waterbath selama 10 jam sampai bobot tetap.
b. Dosis efektif Dosis efektif adalah besaran dosis tertentu yang dapat memberikan efek
yang dikehendaki. c. Efek hepatoprotektif
Efek hepatoprotektif adalah kemampuan ekstrak etanol 50 herba Sonchus arvensis L.pada dosis tertentu dapat melindungi hepar dari hepatotoksin.
d. Jangka panjang Pemberian ektrak etanol 50 herba sonchus arvensis L. satu kali sehari
selama enam hari berturut-turut.
C. Bahan Penelitian
1. Bahan utama
a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan, umur 2-3 bulan dengan berat badan berkisar antara 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium Imono
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Bahan uji berupa herba Sonchus arvensis L. yang masih segar dan berwarna
hijau dipanen dari daerah Kaliurang Sleman Yogyakarta.
2. Bahan kimia
a. Pelarut ekstrak yang digunakan adalah etanol 70 dan aquadest yang diperoleh dari Toko Kimia Aldrich Yogyakarta dan Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Bahan hepatotoksin yang digunakan yaitu karbon tetraklorida, berupa cairan berwarna bening yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. c. CMC 1 sebagai bahan pen-suspensi ekstrak yang berupa cairan yang
diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
d. Kontrol negatif dan pelarut karbon tetraklorida digunakan olive oil yang diperoleh dari PT. Brataco C.H.
e. Blanko pengujian AST-ALT menggunakan aqua bidestilata yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis dan Instrumental, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta,
f. Reagen ALT yang digunakan adalah reagen ALT DiaSys. Komposisi dan konsentrasi dari reagen ALT adalah sebagai berikut:
Tabel I. Komposisi dan Konsentrasi reagen ALT
Komposisi pH
Konsentrasi R1: TRIS
7.15 140 mmolL
L-Alanine 700 mmolL
LDH Lactate dehydrogenase
≥2300 UL R2 : 2-Oxyglutarate
85 mmolL NADH
1 mmolL Pyridoxal-5 phosphate FS :
Good’s buffer Pyridoxal-5-phosphate
9.6 100 mmolL
13mmolL
Reagen AST yang digunakan adalah reagen AST DiaSys. Komposisi dan konsentrasi dari reagen AST adalah sebagai berikut:
Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen AST
Komposisi pH
Konsentrasi R1: TRIS
7.65 110 mmolL
L-Aspartate 320 mmolL
MDH Malate dehydrogenase
≥800 UL LDH Lactate
dehydrogenase ≥1200 UL
R2 : 2-Oxyglutarate 65 mmolL
NADH 1 mmolL
Pyridoxal-5 phosphate FS : Good’s buffer
Pyridoxal-5-phosphate 9.6
100 mmolL 13mmolL
C. Alat Penelitian
1. Alat pembuatan serbuk Sonchus arvensis L. Alat yang digunakan antara lain oven, mesin penyerbuk dan ayakan.
2. Alat ekstraksi Sonchus arvensis L. Alat-alat yang digunakan antara lain beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu
ukur, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk, shaker dan timbangan analitik 3. Alat uji penetapan kadar air
Moisture balance, beaker glass, sendok 4. Alat uji hepatoprotektif
Seperangkat alat gelas berupa beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes, labu takar, batang pengaduk Pyrex Iwaki Glass®, timbangan analitik Mettler
Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific®, vortex Genie Wilten®, spuit injeksi per-oral, spuit injeksi i.p., pipa kapiler, micropipette, blue tip, yellow tip, tabung
Eppendorf, Microlab 200 Merck®, dan stopwatch.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi herba Sonchus arvensis L. Determinasi herba Sonchus arvensis L. dilakukan dengan melihat dan
mencocokan ciri-ciri dari herba Sonchus arvensis L.dengan menggunakan buku acuan Backer Soegihardjo, 1984.
2. Pengumpulan bahan Bahan uji yang digunakan adalah herba Sonchus arvensis L. yang masih
segar dan diperoleh dari Cangkringan Kaliurang Sleman Yogyakarta. 3. Pembuatan serbuk
Herba Sonchus arvensis L. dicuci bersih dibawah air mengalir. Setelah bersih daun diangin-anginkan hingga herba tidak tampak basah kemudian
dilakukan pengeringan menggunakan oven pada suhu 50° C selama 24 jam.
Setelah herba kering kemudian dibuat menjadi serbuk dan diayak menggunakan ayakan nomor 50 dengan tujuan agar kandungan fitokimia yang terkandung dalam
herba Sonchus arvensis L. lebih mudah terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar.
4. Penetapan kadar air serbuk Serbuk kering herba Sonchus arvensis L. yang sudah diayak, dimasukkan
ke dalam moisture balance sebanyak 5 g kemudian diratakan. Bobot kering herba tersebut ditetapkan sebagai bobot sebelum pemanasan bobot A, setelah itu
dipanaskan pada suhu 110105 C selama 15 menit. Serbuk kering Sonchus
arvensis L. ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan bobot B. perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang
merupakan kadar air serbuk Sonchus arvensis L. 5. Pembuatan etanol 50
Dengan menggunakan rumus V1.C1 = V2.C2, etanol 96 diencerkan dengan menggunakan aquadest sehingga konsentrasinya menjadi 50.
6. Pembuatan esktrak etanol 50 herba Sonchus arvensis L. Sebanyak 50 g serbuk kering herba Sonchus arvensis L. diekstraksi secara
maserasi dengan melarutkan serbuk dalam 400 ml pelarut etanol 50 dan digojog dengan menggunakan shaker selama 3 x 24 jam. Pada hari ke-4 kemudian di re-
maserasi dengan 100 ml pelarut etanol. Tujuan dilarutkan dalam pelarut etanol agar senyawa kimia yang terkandung dalam herba Sonchus arvensis L. dapat larut
dalam pelarut. Setelah dilakukan perendaman, hasil maserasi disaring dengan kertas saring. Larutan hasil saringan dipindahkan dalam cawan porselen yang