e. Evaluasi proses kelompok Evaluasi dilakukan untuk melihat proses kerja sama dalam kelompok dan hasil
kerja sama siswa agar tercipta kerja sama yang baik dan efektif.
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Kindsvater dkk, dalam Suparno 2007:135, pembelajaran kooperatif memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama kelompok yang memungkinkan siswa belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama,
sehingga masing-masing mendapatkan hasil positif. b. Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa
lemah menjadi minder. Dengan belajar kompetitif siswa yang lemah akan sulit maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai. Sedangkan dengan belajar
bersama ini justru yang lemah dibantu untuk maju. c. Memajukan kerja sama kelompok antar manusia. Dengan belajar, hubungan
antar siswa makin akrab dan kerja sama antar mereka akan semakin lebih baik. d. Bagi siswa-siswa yang mempunyai intelegensi interpersonal tinggi, cara belajar
ini sangat cocok dan memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan lewat bekerja sama dengan teman, dan belajar bersama dengan
teman daripada sendirian.
4. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
a. JIGSAW Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-
rekannya 1978. Dalam metode ini, siswa dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 anggota dengan karakteristik yang heterogen.
Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari satu bagian dari materi yang disampaikan oleh guru dan bertanggungjawab untuk mempelajari materi
tersebut. Kemudian setiap siswa menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain dengan topik yang sama. Selanjutnya para siswa kembali ke
kelompok asal untuk mengajar kembali sesama anggota yang lain mengenai materi yang telah dipelajari bersama tersebut. Setelah berdiskusi dalam kelompok,
para siswa dievaluasi secara individu mengenai materi yang telah disampaikan oleh guru.
Keunggulan metode
pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
adalah meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
pembelajaran orang lain. Keunggulan yang lain adalah meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
b. Teams Game Tournament TGT Metode ini dirancang dan dikembangkan oleh Slavin dan De Vries pada
tahun 1990. Dalam metode ini siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat sampai enam orang yang merupakan campuran menurut
tingkat akademik, kinerja, jenis kelamin dan suku. Metode TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa sebagai
tutor bagi sesamanya serta mengandung unsur permainan dan penguatan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif ini memungkinkan siswa untuk dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan yang sehat dan
keterlibatan belajar. Metode ini juga memiliki kelemahan yaitu penggunaan waktu yang relatif
lama dan biaya yang besar, serta jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai maka pembelajaran kooperatif tipe TGT tak dapat
berjalan dengan baik. c. Group Investigation GI
Dasar-dasar metode GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dan kawan-kawan dari universitas Tel Aviv. Metode GI
melibatkan siswa sejak perencanaan awal baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk
berkemampuan yang baik dalam komunikasi dan ketrampilan proses memiliki kelompok. Dalam metode ini para siswa bekerja dalam kelompok kecil
menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif. Para siswa dibebaskan untuk memilih anggotanya sendiri
dengan jumlah empat hingga lima siswa. Kelompok ini kemudian memilih topik- topik dari bab yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini
menjadi tugas-tugas pribadi dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Secara umum langkah-langkah metode GI
adalah seleksi topik, merencanakan kerja sama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir dan evaluasi.
d. Team Accelerated Instruction TAI Metode kooperatif tipe TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan
pengajaran individual yang dirancang khusus bagi siswa yang belum siap untuk menerima materi yang lebih kompleks atau mendalam. Pada metode ini, tim
belajar terdiri atas tiga sampai empat orang yang memiliki kemampuan berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja yang baik.
e. Numbered Head Together NHT Metode NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berkomunikasi secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas siswa. Selain itu teknik ini juga mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerjas sama mereka. Langkah-langkah pembelajaran metode NHT adalah; siswa dibagi dalam
kelompok yang heterogen dan setiap siswa mendapatkan nomor, guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok
memutuskan jawaban yang dianggap benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini, dan terakhir adalah guru memanggil satu
nomor dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. f.
Think Pair Share TPS
TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola pikir siswa.Metode ini
memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja
samadengan orang lain. Dalam tipe ini tim belajar siswa terdiri atas tiga sampai empat orang. Keunggulan dari TPS adalah optimalisasi partisipasi siswa.Bila
dibandingkan dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, maka metode ini memberi
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Langkah-langkah metode TPS adalah guru menyajikan materi secara klasikal, menyampaikan persoalan kepada siswa, dan siswa berpasangan dengan teman
sebangku, presentase kelompok, kuis individual, membuat skor perkembangan tiap siswa, mengumumkan hasil kuis dan memberikan penghargaan.
g. Student Team Achievment Division STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen. Unsur-unsur penting dalam STAD adalah guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim,
kemudian seluruh siswa diberikan tes mengenai materi yang telah dipelajari. Pada saat tes siswa diminta untuk bekerja sendiri.
Pembahasan selengkapnya mengenai STAD akan dibicarakan pada sub bab berikut.
5. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif