Disiplin Kerja TINJAUAN PUSTAKA

25 d. Faktor psikologis Menurut Moh. As’ad 1982:106 faktor psikologis meliputi: cita-cita dan pandangan hidup, minat dan kemauan, sikap, bakat, dan kecakapan. Sedangkan menurut Heidjrachman dan Suad Husnan 1982:184, faktor psikologi meliputi: 1. Pekerjaan yang berarti. Keinginan ini perwujudan dari kebutuhan untuk berprestasi. 2. Organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat. Setiap orang pasti menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dicita- citakan, karena itu dalam bekerja karyawan ingin menghasilkan sesuatu yang dihargai oleh karyawan lain, pimpinan maupun orang disekitar lingkungannya. Demikian juga dalam pemilihan tempat diman karyawan ingin bekerja, mereka menginginkan tempat kerja yang baik apabila hal ini dapat terpenuhi, maka dalam bekerja mereka akan merasa bangga dan puas.

E. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja Menurut etimologinya disiplin kerja berasal dari bahasa latin yang berarti ajaran, ilmu atau tata tertib. Kemudian dalam pembahasan selanjutnya penulis mengartikan disiplin sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tata tertib. Secara sederhana disiplin adalah suatu sikap dan perilaku yang sesuai dengan aturan dan tata tertibyang sudah disepakati untuk dijalankan. Sementara Alex PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 S. Niti Semito 1982:199 mendefinisikan bahwa disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Imam Bernadif 1986:26, disiplin kerja menyangkut pengawasan diri self controlling. Yang dimaksud pengawasan diri adalah pengendalian tingkah laku seseorang sehingga tercapai kepercayaan terhadap diri sendiri. Dengan disiplin yang dilandasi oleh rasa percaya diri akan dapat mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan sehingga tercapai hasil kerja yang efektif. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diartikan bahwa disiplin merupakan urusan pengendalian diri dan tidak dapat mendidik tingkah laku seseorang kearah yang bermoral. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin dapat mendidik pengendalian tingkah laku yang bermoral guna mencapai hasil kerja yang efektif. Tentang disiplin kerja Bedjo Siswanto 1987:188 mendefinisikan sebagai berikut: Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan serta tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. 2. Tujuan disiplin kerja Disiplin kerja ditetapkan dalam organisasi maupun perusahaan, dan tujuannya adalah untuk mencapai hasil kerja yang optimal dengan sedit mungkin mengurangi ketidakefektifan dan ketidakefisiena n dalam bekerja. Selain itu disiplin kerja juga bertujuan untuk menjaga kontinuitas perusahaan dalam berproduksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Tujuan diadakannya disiplin kerja menurut Bedjo Siswanto 1987:280 antara lain adalah: a. Para tenaga kerja menepati segala peraturan kebijakan ketenagakerjaan maupun perturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku tertulis maupun tidak tertulis serta melaksanakan perintah manajemen. b. Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta mampu memberikan servis yang maksimal pada pihak yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dibebankan kepadanya. c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya. d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-narma yang berlaku pada perusahaan. e. Sebagai tindak lanjut dari hal-hal tersebut di atas para pekerja mampu memperoleh tingkat prestasi yang tinggi sesuai dengan harapan- harapan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan disiplin kerja diharapkan berbagai bentuk penyimpangan maupun pelanggaran sedikit mungkin dapat dihindari. Akan tetapi sebaiknya peraturan mengenai kedisiplinan harus sesuai dengan kondisi baik lingkungan maupun pekerjaan. Melanggar aturan merupakan wujud tindakan indisipliner. Maka perlu mendapat sanksi bagi pelakunya. Sanksi tersebut dapat ringan, sedang, atau berat sesuai dengan kadar kesalahannya. Hanya saja sanksi hendaknya diberikan bukan semata- mata untuk membangun sikap karyawan. Maka sanksi harus diberikan dengan tepat, baik tepat waktu maupun orangnya dan benar-benar disertai tindakan korektif. Tindakan korektif ini dimaksudkan untuk memberikan ganjaran kepada seseorang agar tidak terjadi pelanggaran lebih lanjut, selain itu tindakan ini dimaksudkan untuk menimbulkan disiplin diri yang memungkinkan seseorang melaksanakan disiplin tanpa paksaan. Sasaran tindakan kedisiplin kerja harus bersifat positif, mendidik, mengoreksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 kekeliruan, dan mengembalikan kepada sikap normal yang wajar dan manusiawi. 3. Tolok ukur disiplin kerja Menurut Jose Riwukaho 1988:163 tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin kerja karyawan yaitu: a. Frekuensi kehadiran karyawan dikantor pada hari-hari kerja serta ketepatan masuk dan pulang kerja. b. Tinggi rendahnya tingkat kewaspadaan pegawai dalam penggunaan bahan-bahan dan alat kantor. c. Tinggi rendahnya hasil kerja karyawan dilihat dari segi kualitas dan kuantitas. d. Tinggi rendahnya ketaatan karyawan dalam mengikuti cara-cara kerja yang telah ditentukan. e. Tinggi rendahnya semangat karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1.