46
reliabilitas penelitian ini didasarkan pada nilai r tabel = 0,150 pada df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2 df = 81 – 2 = 79 dengan taraf
signifikan 5. Nilai r alpha dari masing- masing variabel adalah sebagai berikut lampiran 2 halaman 127 – 129 : pengalaman kerja = 0,7003
variabel motivasi kerja = 0,7810, variabel kepuasan kerja = 0,8616, variabel disiplin kerja = 0,7811 dan variabel prestasi kerja = 0,8418.
Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa nilai- nilai r alpha r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat instrumen penelitian
ini dapat dikatakan reliabel.
H. Analisis Data
a. Uji prasyarat analisis 1. Pengujian Linearitas
Pengujian linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan linear atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terikat
dari data yang diperoleh. Rumus yang digunakan adalah rumus persamaan garis regresi dengan menghitung nilai “F” atau analisis varians untuk uji
linearitas Sudjana, 2002:332. F
=
e 2
TC 2
S S
Keterangan:
2 K
TC JK
S
TC 2
− =
47
k n
E JK
e S
2
− =
JK TC = Tuna Cocok JK E = Kekeliruan
Untuk menguji linearitasnya dengan mengkons ultasikan F hitung yang lebih kecil dari pada F
tabel
dengan taraf signifikan 5 dan derajat kebebasan k-2 serta n-k, maka kedua variabel tersebut dinyatakan
mempunyai hubungan linear. Sebaliknya apabila F
hitung
lebih besar dari F
tabel
pada taraf signifikan 5 dengan derajat kebebasan k-2 dan n-k, kedua variabel dinyatakan tidak mempunyai hubungan linear. Kriteria
pengujian ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut: - Ho diterima jika : F
hit
0,05 k-2, n-k F
tabel
0,05 k-2, n-k -
Ho ditolak jika: F
hit
0,05 k-2, n-k F
tabel
0,05 k-2, n-k 2. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya masing- masing variable dan untuk mengetahui kegunaan uji normalitas
maka digunakan uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga sampel skor yang diobservasi dengan
distribusi teoritis tertentu. Adapun rumus Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut Sugiyono,1999:255 :
D = maksimum X
Sn X
Fo −
48
Keterangan : D
= deviasi penyimpangan Fo X = distribusi frekuensi kumulatif teoritis
Sn X = distribusi frekuensi yang diobservasi
Bila probabilitas ? yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikan 5 berarti sebaran data variabel tidak normalpada
taraf signifikan 5 . Begitu sebaliknya. 3. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji heteroskedastisitas Menurut Algifari 1997:85-86 heteroskedastisitas artinya varians
variabel dalam model tidak sama konstan. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir estimator
yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan
populasinya tidak bias dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya konsisten. Diagnosis adanya
heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan pengujian korelasi ranking Spearman. Adapun
rumusnya sebagai berikut Sudjana,1990:230 :
1 di
6 -
1
2 2
− =
∑
N N
r
s
49
Keterangan: di = selisih ranking standar deviasi s dan ranking nilai mutlak error
e. Nilai e = Y – Y N = banyaknya sampel
Kriteria pengujian heteroskedastisitas yaitu jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikan 5 dan db 100 maka tidak
ada heteroskedastisitas. Sedangkan jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel pada taraf signifikan 5 dan db 100 maka ada
heteroskedastisitas. b. Uji multikolinearitas
Menurut Algifari 1997:84 multikolinearitas artinya variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1. Untuk menguji multikolinearitas menggunakan rumus VIF
hitung Variance Inflation Factor. Adapun rumus yang digunakan yaitu Singgih Santoso, 2002: 356 :
VIF = 1 Tolerance
Kriteria pengujian multikolinearitas yaitu jika VIF hitung lebih besar dari 5 maka ada multikolinearitas. Sedangkan VIF hitung lebih
kecil dari 5 maka tidak ada multikolinearitas. c. Uji autokorelasi
Autokorelasi merupakan adanya korelasi antara anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari adanya
otokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai
variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu Algifari,1997:88. Untuk mendiagnosis adanya otokorelasi dalam
suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut n = 100,
α = 5 , k =
3, maka dari tabel D-W dengan α
= 5 , k = 3, n = 100 :
Tabel 7 Kriteria Autokorelasi
D – W Kesimpulan
Kurang dari 1,61 Ada autokorelasi
1,61 s.d. 1,74 Tanpa kesimpulan
1,74 s.d. 2,26 Tidak ada autokorelasi
2,26 s.d. 2,39 Tanpa kesimpulan
dari 2, Lebih 39 Ada autokorelasi
b. Statistik Deskripsi
Peneliti akan menyajikan data yang diperoleh dari penelitian yaitu data mengenai pengalaman kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan dispiln
kerja karyawan yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada karyawan ke dalam tabel penilaian. Dalam hal ini peneliti akan menghitung
nilai rata-rata dan standart deviasi, dan selanjutnya menyusun tabel penilaian. Pengalaman kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja
karyawan diklasifikasikan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP tipe II yaitu Masidjo, 1995:157:
51
Tabel 8 Kategori Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II
Skor Nilai
81 – 100 Sangat tinggi
66 – 80 Tinggi
56 – 65 Cukup
46 – 55 Rendah
46 Sangat rendah
c. Pengujian Hipotesis 1. Untuk menguji Hipotesis ke-1, ke-2, ke3, dan ke-4 digunakan teknik
Analisis Regresi Linier Sederhana .
Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan oleh variabel independen, melalui persamaan
Sudjana, 2002:312 : Y = a + bx
Untuk mencari a, rumusnya adalah a = Y – bx, sedangkan b = r
x y
S S
, dimana r adalah koefisien korelasi yang dicari dengan rumus dengan
rumus Sudjana, 2002:369 : r =
{ }
{ }
2 2
2 2
Yi Yi
n Xi
Xi n
Xi -
XiYi n
Σ −
Σ Σ
− Σ
ΣΥ Σ
Σ i
Keterangan: r
= koefisien korelasi Xi
= variabel bebas Yi
= variabel terikat Σ
XiYi = jumlah hasil kali Xi dan Yi
n = jumlah sampel
S
y
= simpangan baku variabel y S
x
= simpangan baku variabel x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Untuk mengetahui apakah harga r itu signifikan atau tidak maka dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut Sudjana,2002:380 :
t =
2
1 2
r n
r −
−
Keterangan : r = koefisien korelasi sederhana
n = jumlah sampel Hipotesis akan diterima jika t hitung lebih besar dari t tabel dan
sebaliknya, hipotesis akan ditolak jika t hitung lebih kecil dari t tabel dengan menggunakan taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan n-2
2. Untuk menguji hipotesis ke-5 digunakan Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis ini digunakan untuk meprediksi pengaruh antara seluruh prediktor variabel bebas dengan kriterian variabel terikat serta
untuk mengetahui sumbangan atau pengaruh yang diberikan oleh prediktor terhadap kriterian. Persaman regresi linier berganda dengan 4
prediktor dinyatakan dengan rumus Sudjana,2002:348 : Y = a
1
. X
1
+ a
2
. X
2
+ a
3
. X
3
+ a
4
. X
4
+ k Keterangan:
a
1
= slope yang berpengaruh terhadap variabel X
1
a
2
= slope yang berpengaruh terhadap variabel X
2
a
3
= slope yang berpengaruh terhadap variabel X
3
a
4
= slope yang berpengaruh terhadap variabel X
4
X
1
= variabel pengalaman kerja X
2
= variabel motivasi kerja X
3
= variabel kepuasan kerja X
4
= variabel disiplin kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Y = variabel prestasi kerja
Sedangkan koefisien a
1,
a
2,
a
3
, dan a
4
dihitung dengan persamaan: Σ
X
1
y = a
1
Σ X
1 2
+ a
2
Σ X
1
X
2
+ a
3
Σ X
1
X
3
+ a
4
Σ X
1 .
X
4
Σ X
2
y = a
1
Σ
1
X
2
+ a
2
Σ X
2 2
+ a
3
Σ X
1
X
3
+ a
4
Σ X
1 .
X
4
Σ X
3
y =a
1
Σ X
1
.X
3
+ a
2
Σ X
1
X
2
+ a
3
Σ X
3 2
+ a
4
Σ X
1
X
4
Σ X
4
y = a
1
Σ X
1
X
4
+ a
2
Σ X
1
X
2
+ a
3
Σ X
1
X
3
+ a
4
Σ X
4 2
Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, digunakan rumus :
2 4
4 3
3 2
2 1
1 4
3, 1,.2,
y
R y
y x
a y
x a
y x
a y
x a
Σ Σ
+ Σ
+ +
Σ =
∑
Untuk mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan
rumus koefisien determinasi berbentuk R
y1,2,3,4 2
= R
2.
Sedangkan F
tes
yang dipergunakan untuk menguji signifikansi antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat adalah
Sudjana, 2002:385 :
1 1
F
2 2
− −
− =
k n
R k
R
Keterangan: k
: banyaknya variabel bebas n
: banyaknya responden R
2
: koefisien determinasi Harga F
hitung
yang diperoleh dikonsultasikan dengan F
tabel
pada db derajat kebebasan = {k:n-k-1} dan pada taraf signifikan 5 . Kriteria:
54
Jika F
hitung
F
tabel
maka harga R
y1,2,3,4
signifikan, dan berarti ada korelasi antar variabel bebas secara keseluruhan dengan variabel terikat.
55
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
PT. Naga Bhuana Anekapiranti adalah nama sebuah perusahaan mebel yang berdiri pada tanggal 25 Agustus 1998. Perusahaan ini dipimpin oleh
Bapak Samuel Gunawan Wijaya. Pertama kali didirikan perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi kertas kardus yang
berfungsi untuk packing barang yang bernama PT. Naga Mas Seroja Sejahtera. Karena banyaknya pembeli yang memesan kardus-kardus tersebut
untuk packing mebel, maka timbul ide untuk memperluas usahanya di bidang meubel karena di bidang ini dirasa cukup menjanjikan. Sehingga produksi
mebel dan packing akan menjadi satu kesatuan usaha yang lebih menguntungkan dan saling mendukung. Semula perusahaan meubel dan kertas
kardus itu berada di satu lokasi yang sama yaitu di jalan Ciu, Telukan, Grogol, Sukoharjo, namun karena ruang yang ada semakin sempit dan tidak
mencukupi maka perusahaan kertas kardus PT. Naga Mas Saroja Sejahtera pindah lokasi di Perum Seroja Sukoharjo, sedangkan perusahaan meubel PT.
Naga Bhuana Anekapiranti masih tetap didaerah Telukan, Grogol. Pada awal beridirinya PT. Naga Bhuana Anekapiranti hanya
mempunyai 9 orang karyawan yang terdiri dari Kepala bagian dan Supervisor, dimana 9 orang karyawan tersebut di training di perusahaan sejenis selama
kurang lebih dua bulan dan kemudian digabungkan kembali untuk beroperasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI