Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan

Tenaga Kependidikan di SMA Negeri 1 Prambanan, merupakan tenaga pendidikan yang dapat dinyatakan sudah berpendidikan. Tenaga pendidikan yang sejumlah 58 orang, diantaranya pegawai tetap atau yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil adalah 42 tenaga pendidikan. Sedangkan yang pegawai tidak tetap sebanyak 16 tenaga pendidikan. Diantara tenaga kependidikan 58 orang, yang menjadi guru atau pendidik adalah 42 orang. Jika dilihat dari segi umur kebanyakan tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Prambanan berada di atas 50 tahun, yaitu sekitar 36 tenaga pendidik. Selain itu, tenaga pendidik yang umurnya di bawah 50 tahun yaitu 6 tenaga pendidik atau guru.

B. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan

1. Hasil Wawancara Hasil Wawancara yang dilakukan kepada guru Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Prambanan yaitu Ibu Dra. Kristina S.S,. Observasi dan wawancara tersebut dilakukan pada tgl tanggal 6 Juni 2016 pukul 08.00- 09.00 Wib. Tujuan dari pelaksanaan observasi dan wawancara adalah untuk mengetahui mengenai sejauh mana pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013 yang di dalamnya ada pendekatan saintifik dan Lembar Kerja Siswa, sehingga dalam wawancara ini diharapkan agar pengembangan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum 2013. Hasil wawancara singkat tersebut merupakan gambaran penggunaan lembar kerja siswa di SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat dilampiran 3, halaman 176-178. Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru-guru di SMA Negeri 1 Prambanan masih sangat kurang memahami terkait LKS yang mengacu pada Kurikulum 2013. Selama ini guru-guru di SMA Negeri 1 Prambanan sudah mengembangkan dan membuat LKS namun masih sangat sederhana. Hal ini dikarenakan pemahaman para guru terkait Kurikulum 2013 dan komponen-komponen yang ada pada LKS masih sangat kurang. Berdasarkan teori Kurikulum 2013 yang sudah dipaparkan lihat Bab II, halaman 33-68 memberikan gambaran bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 membutuhkan cara-cara yang baik yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran adalah salah satu cara yang baik untuk digunakan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yaitu media LKS. Hal ini sangat jelas pada saat wawancara yang mengatakan bahwa guru sangat membutuhkan LKS yang dapat membangkitkan semangat siswa, kreativitas siswa dan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. 2. Hasil Analisis LKS Yang Digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan Salah satu data mentah atau data awal yang dibutuhkan oleh peneliti adalah LKS yang selama ini digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan dapat dilihat dilampiran 4, halaman 179-185. Kemudian peneliti melakukan analisis LKS sesuai dengan kriteria valid, praktis dan efektif. a. Analisis Kevalidan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan. Tabel 4.3 Hasil Analisis Penilaian Kevalidan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan lihat lampiran 5, halaman 186-189 No. Aspek yang dinilai Skor untuk setiap aspek 1 Kelengkapan unsur-unsur LKS 1 2 Rumusan petunjukinstruksi LKS sederhana 1 3 Rumusan materi pembelajaran dalam LKS 1 4 ketercapainya indikatortujuan pembelajaran. 3 5 Bahasa yang digunakan pada LKS 3 6 Tampilan LKS indah dan menarik. 1 7 LKS memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 1 8 LKS mampu menjadikan siswa lebih proaktif dan kreatif 1 9 LKS memfasilitasi siswa untuk mengamatimengindera. 1 10 LKS memfasilitasi siswa untuk menganalisis. 3 11 LKS memfasilitasi siswa untuk berkomunikasi. 2 12 Kejelasan dan kerapian penomoran 3 13 LKS bernuansa aktif dan menyenangkan. 1 14 Tempat berefleksi. 1 15 LKS memampukan siswa menemukan konsep materi 1 Total skor 24 Skor tiap item didapat dari hasil analisis jawaban sangat sesuai 5, sesuai 4, cukup 3, kurang sesuai 2 dan tidak sesuai 1. Kemudian nilai validitas LKS ditentukan dengan rumus: Mv = Mv = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mv = 1,6 Jadi, skor rata-rata mean hasil analisis LKS pada kriteria valid adalah 1,6 dengan kategori “tidak valid atau LKS perlu digantikan”. b. Analisis Kepraktisan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan. Tabel 4.4 Hasil Analisis Kepraktian LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan Lihat Lampiran 5, halaman 189 No. Aspek yang dinilai Skor untuk setiap aspek 1 Keseuaian penggunaan LKS dalam proses pembelajaran. 2 2 Kelengkapan huruf pada kata-kata atau kalimat yang dipakai. 3 3 Kesesuaian besar kecilnya LKS dengan perkembangan siswa. 2 4 Kemudahan memahami seluruh isi LKS. 3 5 Kemudahan memahami pembelajaran dengan menggunakan LKS. 1 Total skor 11 Skor tiap item didapat dari hasil analisis jawaban sangat sesuai 5, sesuai 4, cukup 3, kurang sesuai 2 dan tidak sesuai 1. Kemudian nilai kepraktisan LKS ditentukan dengan rumus: Mp = Mp = Mp = 2,2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jadi, skor rata-rata mean hasil analisis LKS pada kriteria praktis adalah 2,2 dengan kategori “kurang praktis dan LKS perlu perbaikan atau digantikan ”. c. Analisis Keefektifan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan. Tabel 4.5 Nilai siswa kelas X IPS 3 pada materi Sistem dan Alat Pembayaran lihat lampiran 6, halaman 190-191 No. Nama siswa Nilai siswa Skor tiap siswa 1 Ambar Puspita Sari 90 5 2 Aninda Nur Asyifa 80 5 3 Annisa Rahma Lathifah 66 4 4 Anugrah Lintang Pratista 76 4 5 Arnelia Anindya Nariswari 70 4 6 Bagas Satrio Aji 80 5 7 Cholidatun Nurul Fitri 83 5 8 Dama Anindya Hadi 83 5 9 Deby Ayu Angraeni 70 4 10 Desy Fitri Karyati 86 5 11 Dyah Octaviona Eko Putri 80 5 12 Farahdibha Meyrena Agustin 66 4 13 Ganggas Prasidya Dewangga 90 5 14 Garnish Mustika Jati 80 5 15 Irma Nur Damayanti 76 4 16 Kurnia Fitria Ningrum 73 4 17 Melani Kartika Wardani 90 5 18 Muhammad Estuaji Maulana 66 4 19 Nabila Salsabila 86 5 20 Nadia Oktavianti 90 5 21 Novemita Khoirunnisa 86 5 22 Raka Aditya Ilman Maulana 73 4 23 Shandra Novia Edsantrika 80 5 24 Wahyu Rano Nugrroho 93 5 25 Yusuf Taufik Fadil 73 4 Total skor 115 Hasil analisis keefektifan hanya dilihat dari data hasil belajar yang diberikan oleh guru Ekonomi yaitu Ibu Dra. Kristina S.S., karena kegiatan pembelajaran pada materi Sistem dan Alat Pembayaran sudah dilaksanakan sebelum peneliti melakukan penelitian. Dengan itu, peneliti tidak menganalisis tentang data aktivitas siswa dan respon siswa, karena data itu diperoleh dari siswa bukan dari guru. Kemudian peneliti menganalisis LKS yang digunakan di sekolah tidak mendukung adanya kedua data tersebut, karena LKS yang ada berupa soal-soal evaluasi yang dikerjakan oleh siswa ketika proses kegiatan pembelajaran sudah selesai. Dengan itu, peneliti melakukan analisis pada kriteria keefektifan yaitu data hasil belajar lihat lampiran 6, 190-191. Skor tiap siswa didapat dari hasil analisis konversi nilai hasil belajar menurut Arikunto dengan interval skor 0-40 1, 40-55 2, 56-65 3, 66-79 4 dan 80-100 5. Kemudian nilai keefektifan LKS ditentukan dengan rumus hasil belajar: Mh = Mh = Mh = 4,6 Jadi, skor rata-rata mean hasil analisis LKS pada kriteria efektif menurut hasil belajar adalah 4,6. Kemudian pemberian skor rata-rata ditentukan dengan rumus: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E = E = E = E = E = 1,84 Jadi, skor rata-rata mean hasil analisis LKS pada kriteria efektif adalah 1,84 dengan kategori “tidak efektif dan perlu pergantian ”. Berdasarkan hasil analisis LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan pada kriteria valid, praktis, dan efektif, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman yang dimiliki guru mengenai lembar kerja siswa masih kurang baik. Dibuktikan dengan hasil analisis kevalidan LKS yang digunakan di SMA Negeri 1 Prambanan dengan skor rata-rata dari LKS 1,6 maka LKS dinyatakan “tidak valid dan LKS perlu digantikan”. Artinya LKS tidak layak untuk digunakan di sekolah sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Analisis kepraktisan penggunaan LKS berada pada tingkat skor rata-rata 2,2 yang artinya LKS “kurang praktis dan perlu perbaikan atau digantikan ”, kemudian kurang baik atau kurang tepat apabila diberikan kepada siswa untuk dikerjakan sebagai media pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk menemukan konsep pembelajaran dengan baik. Analisis keefektifan dengan skor rata-rata 1,84 dan rata-rata nilai siswa adalah 79,44 dari 25 siswa di kelas X IPS 3 sudah berada dalam tingkat nilai baik atau diatas KKM 75. Skor rata-rata tersebut merupakan skor dalam kategori “tidak efektif dan LKS perlu digantikan ”. Peneliti juga memperhatikan nilai siswa satu per satu, maka masih banyak siswa yang tidak lulus KKM yang tampak pada tabel 4.5, diantaranya Annisa Rahma Lathifah dengan skor nilai 66, Arnelia Anindya Nariswari dengan skor nilai 70, Deby Ayu Angraeni dengan skor nilai 70, Farahdibha Meyrena Agustin dengan skor nilai 66, Kurnia Fitria Ningrum dengan skor nilai 73, Muhammad Estuaji Maulana dengan skor nilai 66, Raka Aditya Ilman Maulana dengan skor nilai 73, dan Yuruf Taufik Fadil dengan skor nilai 73. Peneliti melihat bahwa nilai hasil belajar siswa tidak ada pemerataan secara keseluruhan yang dihasilkan dari nilai LKS yang selama ini sudah diterapkan di sekolah. Penilaian keefektifan penggunaan LKS yang digunakan di Sekolah SMA Negeri 1 Prambanan, hanya dilihat dari sisi hasil belajar karena proses belajar mengajar sudah selesai. Dengan demikian data tentang keaktifan dan respon siswa atas LKS yang digunakan di sekolah tidak diperoleh. Para guru di SMA Negeri 1 Prambanan sudah mencoba menyusun dan mengembangkan media Lembar Kerja Siswa, akan tetapi guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belum terampil dalam menyusun lembar kerja siswa sehingga guru sering menggunakan Lembar Kerja Siswa yang diperjualbelikan oleh penerbit-penerbit lainnya dan menerapkan lembar kerja siswa yang sangat sederhana pada saat ujian dan ulangan. Ketika peneliti menganalisis secara kasat mata tentang lembar kerja siswa yang digunakan di sekolah, masih sangat banyak kekurangan dari lembar kerja siswa, contohnya di dalam LKS tidak ada materi, tidak ada kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dengan alat indera untuk dianalisis dan diamati. LKS tidak memberikan kesan kepada siswa untuk menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. LKS tidak mengandung terjadinya kerjasama antara seluruh siswa di kelas. Namun LKS hanya berupa soal-soal pilihan ganda dan essay yang perlu dijawab, kemudian dikerjakan oleh siswa secara pribadi lalu diserahkan kepada guru. Kesulitan yang dihadapi oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Prambanan dalam menyusun dan mengembangkan media lembar kerja siswa yaitu pemahaman akan komponen-komponen pengembangan Lembar Kerja Siswa sesuai dengan Kurikulum 2013 masih kurang. Sehingga dalam menyusun lembar kerja siswa komponen-komponen tersebut tidak diperhatikan dan tidak tercantum dalam Lembar Kerja Siswa yang diterapkan di sekolah. Berdasarkan hasil analisis di atas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa perlu adanya LKS yang baik, sesuai dengan Kurikulum 2013. Dengan itu, peneliti mengambil keputusan untuk menyusun, membuat dan mengembangkan media LKS sesuai dengan Kurikulum 2013 khususnya mata pelajaran Ekonomi pada Materi Sistem dan Alat pembayaran. LKS ini akan dikembangkan sesuai dengan kriteria yang sudah peneliti tetapkan dan berdasarkan teori-teori yang mendukung terjadinya pengembangan LKS yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

C. Deskripsi Produk Awal Yang Dikembangkan