Larutan Baku Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam Askorbat Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

gerak metanol : bufer fosfat 0,01 M pH 3 yang akan di optimasi yaitu 10 : 90; 20 : 80; 30 : 70; 40 : 60 dan 50 : 50. Asam askorbat merupakan senyawa yang bersifat polar sehingga cenderung akan lebih optimal terelusi dengan menggunakan fase gerak yang bersifat polar dalam sistem KCKT fase terbalik. Fase gerak yang telah dipersiapkan, disaring dengan menggunakan kertas Whatman 0,45 µm dengan maksud untuk menghilangkan partikel-partikel yang dapat mengotori kolom dan mengganggu pengukuran. Selanjutnya, fase gerak harus didegassing selama kurang lebih 15 menit untuk menghilangkan gelembung gas yang dapat mengganggu detektor.

C. Larutan Baku

Baku asam askorbat yang digunakan adalah reference standard dengan kemurnian 98,7 yang didapatkan dari PT. Supelco dan memiliki Certificate of Analysis CoA yang dapat dilihat pada lampiran 1 sehingga terjamin kemurniannya. Tujuan pembuatan larutan baku adalah memastikan di dalam sampel terdapat zat asam askorbat yang hendak dianalisis. Tujuan tersebut dilihat dari kesamaan waktu retensi antara waktu retensi larutan baku dengan senyawa analit dalam sampel. Pada penentuan panjang gelombang maksimum dibuat larutan baku dengan tiga level konsentrasi berbeda, yaitu 40, 50, dan 60 µgmL pada pelarut campuran fase gerak. Larutan baku tersebut diukur absorbansi pada panjang gelombang UV antara 200-400 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Optimasi sistem KCKT dilakukan dengan menggunakan larutan baku asam askorbat dengan konsentrasi 100 µgmL. Tujuan dibuat larutan baku asam askorbat adalah untuk mengetahui waktu retensi asam askorbat. Larutan baku ini akan digunakan dalam optimasi komposisi fase gerak dan kecepatan alir sistem KCKT. Uji kesesuaian sistem KCKT menggunakan larutan baku asam askorbat dengan konsentrasi 100 µgmL juga. Uji kesesuaian sistem dilakukan pada kondisi sistem KCKT dengan komposisi dan kecepatan alir fase gerak yang optimal. Larutan baku yang sudah dibuat perlu disaring terlebih dahulu dengan milipore dengan tujuan untuk menghilangkan partikel yang dapat menyumbat kolom dan mengkontaminasi fase diam. Setelah dilakukan penyaringan, larutan baku juga perlu didegassing sebelum diinjeksikan ke dalam sistem KCKT dengan tujuan untuk menghilangkan gelembung gas yang bisa mengganggu respon detektor.

D. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Asam Askorbat Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

Panjang gelombang yang digunakan untuk pengamatan pada instrumen KCKT fase terbalik ditentukan dengan mengukur panjang gelombang analit tunggal terlebih dahulu menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Secara teori, asam askorbat memiliki rentang panjang gelombang di daerah UV yaitu antara 200-400 nm. Asam askorbat diukur pada tiga seri konsentrasi yaitu 40, 50, dan 60 µgmL. Pembuatan tiga seri konsentrasi dilakukan dengan maksud untuk melihat kenaikan respon absorbansi terhadap kenaikan konsentrasi sehingga kita dapat memastikan bahwa bentuk spektra serta panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah benar-benar milik asam askorbat. Gugus kromofor dan auksokrom pada asam askorbat dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini: Gambar 10. Gugus kromofor dan auksokrom asam askorbat Pola spektrum asam askorbat pada konsentrasi 40, 50, dan 60 µgmL menunjukkan bahwa kenaikan respon absorbansi sebanding dengan kenaikan konsentrasi dan dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini: Gambar 11. Spektra asam askorbat pada seri konsentrasi 40, 50 dan 60 µgmL dengan pelarut campuran fase gerak metanol : 0,01 M bufer fosfat pH 3 Hasil spektra asam askorbat pada tiga seri konsentrasi menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum asam askorbat adalah 244 nm. Menurut Moffat dkk. 2011, panjang gelombang maksimum asam askorbat adalah 243 nm. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV 1995, pergeseran panjang gelombang yang diijinkan adalah sebanyak 1 nm. Hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkan panjang gelombang maksimum yang bergeser 1 nm dari teoritis, sehingga panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat diterima dan digunakan untuk pengukuran dengan sistem KCKT fase terbalik.

E. Optimasi Komposisi Fase Gerak

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi pemutih kulit merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 21 125

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek "X".

1 1 114

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam rokok `merek X` menggunakan standar internal asetanilida.

0 2 135

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam rokok `merek X` menggunakan standar internal asetanilida

0 17 133

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DALAM TABLET MERK “X” DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 2 110

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

Optimasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik - USD Repository

0 4 140

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KAFEIN DAN TEOBROMIN DALAM COKELAT BUBUK MERK “X” Skripsi

0 1 145

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik pada pemisahan salbutamol sulfat dan guaifenesin dalam sediaan obat sirup ``Merek X`` - USD Repository

0 0 118