Bentuk puncak pemisahan asam askorbat Waktu retensi t Nilai resolusi R Nilai HETP Nilai koefisien variansi

Pemisahan yang baik adalah pemisahan yang menghasilkan bentuk puncak simetris, waktu retensi 10 menit, memiliki nilai resolusi ≥ 1,5 terhadap puncak terdekat, dan nilai koefisien variansi CV ≤ 2 Snyder dkk., 2010.

1. Bentuk puncak pemisahan asam askorbat

Bentuk puncak yang diharapkan adalah simetris. Parameternya adalah asymmetry factor A s dan tailing factor T f . Nilai asymmetry factior A s dihitung pada 10 tinggi puncak dan nilai tailing factor T f dihitung pada 5 tinggi puncak. Perhitungan A s dan T f dapat dilakukan dengan persamaan yang tercantum pada Gambar 6. Apabila nilai A s dan T f = 1, maka dapat dikatakan puncak yang dihasilkan simetris. Akan tetapi, pada nilai A s dan T f 2 puncak juga masih dikatakan baik Snyder dkk., 2010.

2. Waktu retensi t

R Pengamatan waktu retensi dilakukan untuk melihat waktu yang dibutuhkan suatu senyawa berpisah dengan optimal dalam suatu campuran. Apabila waktu yang didapatkan kurang dari 10 menit, maka dapat dikatakan waktu pemisahan efektif Snyder dkk., 2010.

3. Nilai resolusi R

s Nilai resolusi pemisahan puncak dapat dihitung dengan persamaan berikut: W 0,5W t t Rs 1 2 R1 R2 + − = Dimana : t R1 dan t R2 = waktu retensi komponen W 1 dan W 2 = lebar alas puncak komponen Pemisahan yang baik adalah pemisahan yang menghasilkan nilai resolusi sebesar ≥1,5 Rohman dan Gandjar, 2007.

4. Nilai HETP

Nilai HETP dapat dihitung melalui persamaan berikut: N L HETP = Dimana : L = panjang kolom N = jumlah lempeng dimana nilai N merupakan bilangan lempeng teoritik dan dapat dihitung dengan persamaan berikut: 2 h 2 1 R W t x 5,54 N ⎟⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = Dimana : tR = waktu retensi analit h 2 1 W = lebar puncak pada posisi setengah tinggi puncak Apabila nilai HETP semakin kecil, maka efisiensi kolom akan semakin baik dan pemisahan juga semakin baik.

5. Nilai koefisien variansi

Nilai koefisien variansi resolusi, tailing factor, HETP, AUC dan waktu retensi asam askorbat hasil pemisahan diketahui dengan menghitung nilai CV dengan menggunakan persamaan berikut: x SD CV = Dimana : SD = standar deviasi data x = rata-rata jumlah data 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Pelarut

Pemilihan pelarut dalam analisis menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT menjadi penting karena analit harus terlarut dalam pelarut sebelum masuk ke sistem KCKT. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan asam askorbat adalah campuran fase gerak metanol dan bufer fosfat 0,01 M yang dominan mengandung akua demineralisata. Asam askorbat dapat terlarut dalam akua demineralisata dan metanol. Kelarutan asam askorbat dalam air pada suhu 20°C adalah 290 gL dan kelarutan dalam metanol adalah 125 gL International Œnological Codex, 2007. Syarat pemilihan pelarut adalah dapat melarutkan analit dengan baik, tidak berinteraksi dengan analit dan tidak toksik. Akua demineralisata merupakan jenis pelarut air yang bebas mineral. Proses mendapatkan akua demineralisata adalah dengan melewatkan air mineral yang mengandung ion melalui suatu kolom resin sehingga mineral yang ada akan tertahan pada kolom resin Falah dkk., 2009. Degradasi asam askorbat akan meningkat dengan adanya ion logam transisi seperti Cu 2+ dan Fe 3+ . Menurut Khan dan Sarwar 1999, ion Cu 2+ , Fe 3+ , Cr 6+ , Mn 2+ dan V 5+ mampu meningkatkan kecepatan reaksi degradasi asam askorbat pada suhu ruang 25°C. Kandungan trace metal dalam akua demineralisata sangat kecil Soen dkk., 1966 sehingga penggunaan akua demineralisata diharapkan dapat meminimalkan risiko degradasi asam askorbat oleh trace metal.

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi pemutih kulit merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 21 125

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merek "X".

1 1 114

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam rokok `merek X` menggunakan standar internal asetanilida.

0 2 135

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam rokok `merek X` menggunakan standar internal asetanilida

0 17 133

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DALAM TABLET MERK “X” DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK SKRIPSI

0 2 110

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

Optimasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair Obat Herbal Terstandar (OHT) Kiranti dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik - USD Repository

0 4 140

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KAFEIN DAN TEOBROMIN DALAM COKELAT BUBUK MERK “X” Skripsi

0 1 145

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak sistem kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik pada pemisahan salbutamol sulfat dan guaifenesin dalam sediaan obat sirup ``Merek X`` - USD Repository

0 0 118