B. Uji Komparatif Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar HbA1c
Uji komparatif bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan bermakna antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung, dalam
penelitian ini adalah LP dan RLPP terhadap kadar HbA1c. Keterbatasan dari penggunaan kriteria o
b esitas pada LP atau dalam
penentuan obesitas adalah heterogenitas pada massa total, dan komposisi otot rangka, lemak subkutan, dan jaringan intraabdominal adiposa, serta tulang pada
etnis atau ras yang berbeda. Lebih kecilnya ukuran tulang pelvis pada ras Asia, kemungkinan kurangnya gizi saat anak-anak, dapat mempengaruhi lingkar
pinggang dan lingkar panggul Misra
et al., 2006. Data LP responden pria dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua
kelompok. Pertama kelompok dengan LP ≥90cm disebut mengalami obesitas
sentral, kedua adalah kelompok dengan LP 90cm yang disebut kelompok normal tidak mengalami obesitas sentral. Responden dikelompokkan menjadi kelompok
obesitas sentral sebanyak 10 orang LP ≥90cm, dan kelompok normal sebanyak
36 orang LP 90cm. Kedua data kelompok obesitas sentral dan normal diuji dengan uji Shapiro-Wilk karena data kurang dari 50 orang. Data yang telah diuji
normalitasnya tersebut menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal untuk LP kelompok normal p=0,019 karena nilai signifikansi p0,05, namun
terdistribusi normal untuk LP dengan obesitas sentral p=0,953 karena nilai signifikansi p0,05. Berdasarkan normalitas data yang didapat maka digunakan
uji komparatif nonparametrik Mann-Whitney karena salah satu variabel data tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdistribusi normal. Hasil uji komparatif Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi p=0,062 yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan kadar HbA1c
antara kelompok responden LP 90cm dan LP ≥90cm namun tidak bermakna.
Tabel VI. Uji Komparatif HbA1c pada
Lingkar Pinggang ≥90cm dan Lingkar Pinggang 90cm Responden Pria
Kadar HbA1c LP 90cm
n=36 LP ≥90cm
n=10 p
5,405,0-6,2 5,66±0,302
0,062 data terdistribusi normal mean±SD
data tidak terdistribusi normal medianminimum-maksimum
Hasil dari penelitian Hasanuddin, Patellongi, Idris, and Rosdiana 2011 tentang pengukuran LP dibagi menjadi dua kategori obesitas dan non-obesitas
menunjukkan rata-rata kadar HbA1c pada pria muda dengan obesitas lebih tinggi daripada kadar HbA1c pada remaja yang non-obesitas. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara kadar HbA1c berdasarkan lingkar pinggang kategori obesitas sentral dan non-obesitas p=0,041.
Penelitian Lukich, Dov, and Marina 2014, kriteria obesitas abdominal diukur dengan menggunakan LP. Hasil menunjukkan kadar HbA1c secara
signifikan lebih tinggi pada kelompok penelitian obesitas sentral disertai diabetes daripada pada kelompok non-obesitas dengan penyakit diabetes p=0,008.
Penyebab tidak ada perbedaan bermakna antara variabel lingkar pinggang dengan kadar HbA1c karena ada data yang menunjukkan bahwa nilai lingkar pinggang
yang rendah memiliki kadar HbA1c yang tinggi dan sebaliknya, nilai lingkar pinggang tinggi namun kadar HbA1c rendah.
Uji komparatif antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HbA1c dilakukan dengan mengelompokkan kategori obesitas sentral dengan nilai
RLPP 0,90 dan kelompok normal tidak obesitas sentral dengan nilai RLPP ≥0,90. Responden dikelompokkan menjadi kelompok obesitas sentral sebanyak 29
orang RLPP ≥0,90, dan kelompok normal sebanyak 17 orang RLPP 0,90.
Kedua data kelompok obesitas sentral dan normal diuji dengan uji Shapiro-Wilk karena data kurang dari 50 orang. Data yang telah diuji normalitasnya tersebut
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal untuk RLPP kelompok normal p=0,282 karena nilai signifikansi p0,05 dan terdistribusi normal untuk RLPP
kelompok obesitas sentral p=0,200 karena nilai signifikansi p0,05. Berdasarkan normalitas data yang didapat maka digunakan uji komparatif
numerik t-test tidak berpasangan karena kedua variabel terdistribusi normal. Hasil uji komparatif t-test tidak berpasangan menghasilkan nilai signifikansi p=0,504
dengan taraf kepercayaan 95 yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan kadar
HbA1c antara kelompok responden RLPP 0,90 dan RLPP ≥0,90
namun tidak bermakna.
Tabel VII. Uji Komparatif HbA1c Rasio Lingkar Pinggang Panggul 0,90
dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul ≥0,90 Responden Pria
Kadar HbA1c RLPP 0,90
n=17 RLPP ≥0,90
n=29 p
5,547±0,350 5,479±0,286
0,504
Hasil yang didapat berbeda dengan penelitian Paek and Ki-Hong 2010, yang menyatakan bahwa pada jenis kelamin pria menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada kadar HbA1c berdasarkan obesitas abdominal p0,001. Perbedaan hasil antara penelitian di atas dengan hasil penelitian, pada peneliti
tidak adanya perbedaan bermakna antara kelompok RLPP obesitas dan non- obesitas terhadap kadar HbA1c disebabkan karena pada nilai LP tidak termasuk
obesitas namun pada pengukuran RLPP sudah termasuk obesitas. Nilai pengukuran RLPP yang menunjukan obesitas sentral menunjukkan kadar HbA1c
yang tidak lebih tinggi serta ada data yang menunjukkan bahwa nilai RLPP yang rendah menunjukkan kadar HbA1c yang tinggi sehingga dapat disimpulkan belum
tentu seseorang yang memiliki obesitas abdominal memiliki kadar HbA1c yang tinggi.
Pada penelitian Nishimura et al. 2011, menunjukkan bahwa risiko kardiovaskular 2,4 kali lebih tinggi pada kelompok dengan HbA1c ≥6,5
dibandingkan dengan kelompok dengan HbA1c 6,0 secara signifikan p0,01. Hiperglikemia kronik diasosiasikan dengan meningkatnya risiko penyakit
kardiovaskular sebagai komplikasi makrovaskular, oleh karena itu pentingnya kontrol glikemik jangka panjang dalam batas normal dengan pengukuran HbA1c
pada penderita diabetes untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
C. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang