disebar. Kehadiran responden yang tidak sesuai target menjadikan tim peneliti menjemput warga yang belum datang secara langsung dan mengumumkan ulang
undangan melalui siaran di masjid, mengingatkan warga yang telah diundang sebelumnya maupun yang belum diundang untuk datang.
5. Validasi, reliabilitas, dan kalibrasi instrumen penelitian
Instrumen yang divalidasi adalah pita pengukur merk Butterfly
®
. Uji reliabilitas dilakukan dengan pengukuran reliabilitas sebanyak 5 kali, diharapkan
dapat menunjukan hasil pengukuran yang akurat dan presisi. Suatu alat kesehatan dapat dikatakan baik dan reliabel apabila memenuhi nilai koefisien variansi
sebesar ≤5 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011. Kalibrasi dilakukan di Balai Metrologi Yogyakarta. Alat Cobas C 501
®
untuk mengukur kadar HbA1c oleh Pramita Yogyakarta telah tervalidasi sebelum digunakan.
Uji reliabilitas dilakukan sebayak 5 kali berturut –turut masing-masing
pada pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pengukuran ini dilakukan pada orang yang sama, pada pria berusia 57 tahun menghasilkan nilai koefisien
variansi sebesar 0,280 pada lingkar pinggang dan 0,448 pada lingkar panggul. Berdasarkan nilai koefisien variansi yang didapat, serta alat yang sudah
dikalibrasi, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitan yang digunakan reliabel dan valid.
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Parameter yang diukur oleh peneliti adalah lingkar pinggang dan lingkar panggul sedangkan pengambilan darah responden untuk pengukuran nilai HbA1c,
dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Pramita Yogyakarta dengan alat Cobas C 501
®
. Responden yang telah menandatangani informed consent dan telah
berpuasa 10-12 jam sebelum waktu pengambilan darah, diambil darahnya oleh analis Laboratorium Pramita Yogyakarta. Pengukuran antropometri dilakukan
oleh peneliti dengan mengikuti panduan World Health Organization 2008. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk
terakhir dan illiac crest, sedangkan untuk lingkar panggul dilakukan pada bagian terbesar dari panggul yang mengitari bagian pantat. Pita pengukur yang
dilingkarkan pada tubuh responden tidak boleh terlalu ketat, menekan pada kulit, dan membuat responden tidak nyaman. Posisi pita pengukur adalah paralel
terhadap lantai, posisi responden berdiri tegak, tangan di samping, kaki rapat satu sama lain, dan dilakukan pada fase terakhir respirasi normal.
7. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah diberikan langsung kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari
Laboratorium Pramita Yogyakarta. Responden dikumpulkan di balai desa kemudian peneliti menyerahkan hasil dan ikut membantu menjelaskan secara
singkat mengenai hasil pengukuran antropometri dan pemeriksaan darah, serta memberikan penjelasan terapi non farmakologi secara umum untuk mencegah
penyakit kardiovaskular kepada semua responden. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengambilan data, selanjutnya diolah dengan menyusun data sejenis dan menggolongkan data tersebut sesuai dengan
kategori yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan analisis data.
J. Analisis Data