Kadar hemoglobin normal untuk pria adalah 13 gdL atau lebih, sedangkan untuk wanita adalah 12 gdL atau lebih. Seseorang yang memiliki
kadar hemoglobin dibawah normal disebut mengalami anemia. Faktor lain yang harus diperhatikan saat melakukan uji HbA1c adalah anemia hemolitik,
hemoglobinopathy, kehamilan, defisiensi vitamin B12, inflamasi akut dan kronis, dan infeksi parasit World Health Organization, 2011.
F. Landasan Teori
Metode antropometri adalah salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan status nutrisi seseorang. Metode ini banyak
digunakan karena murah dan mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Beberapa teknik dalam metode ini antara lain pengukuran lingkar pinggang LP dan
pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul RLPP. Pengukuran LP dan RLPP adalah suatu teknik yang dapat memprediksi adanya obesitas sentral pada
seseorang, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular Al-Zurfi, Aniza, Mohd.Rusli, and Norhayati,
2012; Lawrence, Anwar, Janice, and Sonia, 2007.
Obesitas sentral dengan meningkatnya lemak viceral yang mengeluarkan asam lemak bebas dapat menyebabkan sindrom metabolik dan resistensi insulin
yang mengakibatkan peningkatan glukosa darah. Rata-rata kontrol glikemik selama 2-3 bulan terakhir dapat diukur menggunakan HbA1c. HbA1c atau
hemoglobin A1c adalah protein yang terbentuk atas reaksi antara glukosa dan hemoglobin dalam sel darah merah. Pembentukan hemoglobin terglikasi tersebut
merupakan proses yang ireversibel dan terus terjadi peningkatan konsentrasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai usia eritrosit 2-3 bulan. Pada seorang anemia persisten, jumlah eritrosit menurun menyebabkan jangka hidup eritrosit lebih lama sehingga menyebabkan
kadar HbA1c tinggi. Peningkatan HbA1c juga beresiko meningkatkan penyakit kardiovaskular. Kadar HbA1c tidak hanya dipengaruhi oleh kadar glukosa darah
saja, namun juga dipengaruhi oleh anemia hemolitik, hemoglobinopathy, kehilangan darah secara akut dan kronik, kehamilan, uremia, defisiensi nutrisi,
dan anemia Liang et al., 2010; Tmova et al., 2011; Sluiter cit., Sinha et al., 2012.
G. Hipotesis
Terdapat korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar HbA1c pada pria dewasa sehat di
Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan berupa cross sectional. Penelitian observasional analitik digunakan
untuk mencari korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Rancangan penelitian cross sectional adalah rancangan penelitian yang mempelajari korelasi
antara faktor risiko dan faktor efek Notoatmodjo, 2010. Pada rancangan penelitian cross sectional penelitian terhadap subyek penelitian dilakukan satu
kali saja tanpa tindak lanjut atau pengulangan pengukuran Saryono, 2011. Peneliti melakukan observasi terhadap faktor risiko dan faktor efek pada satu
waktu yang sama. Analisis korelasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara lingkar pinggang LP dan rasio lingkar pinggang panggul
RLPP sebagai faktor risiko, dan HbA1c sebagai faktor efek pada pria dewasa sehat di Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : LP dan RLPP
2. Variabel tergantung : Kadar HbA1c
3. Variabel pengacau :
a. Terkendali : Usia dan jenis kelamin
b. Tidak terkendali : Aktivitas responden, keadaan patologis, dan gaya hidup responden.