Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.5 Pengaruh Persepsi Mahasiswa FKIP Tentang Kesejahteraan Guru Terhadap Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru Coefficientsa a Dependent Variable: T.Minat Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa FKIP tidak berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, hal ini disebabkan karena t hitung = 0,494 dengan taraf signifikansi 0,622 lebih kecil dari t tabel = 1,645 pada taraf signifikansi 0,05 95. Nilai R 2 sebesar 0,001 yang berarti 0,1 minat mahasiswa FKIP menjadi guru dijelaskan oleh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Jadi dapat disimpulkan H diterima, artinya tidak ada pegaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Kesimpulan ini didukung oleh hasil Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constant 106,962 6,869 15,571 ,000 1 T.Persep s i ,035 ,070 ,034 ,494 ,622 perhitungan t hitung = 0,494 lebih kecil dari t tabel = 1,645 atau nilai probabilitas 0,622 lebih besar dengan taraf signifikansi a = 5 atau 0,05. Berdasarkan deskripsi data persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru diperoleh hasil sebagai berikut : tidak ada responden untuk kriteria sangat positif, positif sebanyak 42 responden, cukup positif sebanyak 138 responden, kurang positif sebanyak 26 responden dan 2 responden yang termasuk dalam kriteria sangat tidak positif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi cukup positif terhadap kesejahteraan guru. Namun pada kenyataannya dalam penelitian ini ditemukan tidak ada pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hasil penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan teori sebelumnya yang terdapat dalam teori faktor- faktor yang mempengaruhi proses seleksi persepsi, yaitu faktor dari luar yang di antaranya adalah prinsip intensitas semakin besar stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal tersebut dipahami atau diperhatikan, prinsip keberlawanan atau kontras stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya akan menarik banyak perhatian, prinsip pengulangan stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian lebih besar dibandingkan dengan sekali melihat, serta prinsip baru dan familiar baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian Miftah Thoha,1988 : 145-152. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gaji guru yang rendah, tertindas oleh birokrasi dan sulit berkembang, serta merosotnya status sosial guru di tengah masyarakat membuat profesi guru menjadi pilihan terakhir. Sebagaimana profesi guru, mahasiswa program studi kependidikan juga dianggap warga kelas dua. Ketika penghargaan guru kurang, mereka yang kuliah di program studi kependidikan favorit juga enggan menjadi guru. Program Studi Kependidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma, umpamanya, sangat favorit tetapi hanya sedikit yang berminat menjadi guru. http:www.atmajaya.ac.idcontent.asp?f=0id=2370 . Seperti yang diungkapkan oleh Drs A Kardiyat Wiharyanto MM, seorang dosen Pendidikan Sejarah USD Yogyakarta dalam tulisannya di http:www.suaramerdeka.comharian040112kha2.htm , yang menuliskan bahwa Jika sampai saat ini profesi guru kurang diminati karena mereka tahu bahwa profesi guru tidak memberikan kesempatan kepada me reka untuk menjadi pemimpin, memperoleh kekayaan yang banyak, kekuasaan yang cukup, atau pengaruh yang luas. Mereka yang tahu bahwa status guru rendah jelas tidak akan memilih menjadi guru sebagai titian kariernya. Menurut peneliti, tidak adanya pengaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru dikarenakan masih banyak mahasiswa yang memiliki pandangan bahwa profesi guru bukanlah profesi yang bergengsi dan tidak menjanjikan dalam hal kesejahteraan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata YKKS Semarang, Paulus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mujiran. Beliau mengatakan bahwa semua orang pasti mengakui jasa seorang guru bagi dirinya walau hanya di dalam hati, tetapi mereka hanya mengakui dengan tanpa upaya memberikan suatu penghargaan yang lebih dibanding kepada profesi lain. Akibatnya, profesi guru yang dulu merupakan profesi yang paling bergengsi dan menjadi dambaan bagi generasi muda pada zaman leluhur kita, kini menjadi profesi yang kurang diminati dan dihargai dibanding dengan profesi lainnya. Orang tua akan sangat bangga jika anaknya menjadi seorang dokter, insinyur, tentara, polisi, atau profesi lainnya dibanding menjadi seorang guru. Masyarakat menyambut baik Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut, khususnya Pasal 14 mengenai kesejahteraan guru, yang salah satunya adalah pemberian tunjangan profesional sebesar gaji pokok yang menjadi daya magnet luar biasa bagi masyarakat. Guru yang memperoleh tunjangan profesional adalah guru yang telah lulus uji sertifikasi. Namun, pada kenyataannya, banyak guru yang telah lulus uji sertifikasi belum menerima tunjangan profesional. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi Pendidikan DPR RI Aan Rohanah yang menyatakan kecewa terhadap program peningkatan mutu profesionalisme dan kesejahteraan guru melalui sertifikasi. Pasalnya, banyak guru yang sudah lulus sertifikasi belum juga menerima Surat Keputusan SK. Lebih ironis lagi tunjangan profesi para guru tersebut tak kunjung dibayar pemerintah meski rekening mereka telah diminta sejak Oktober tahun lalu http:www.kompas.comkompas- cetak070907opini3798645.htm . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sejalan dengan yang dialami oleh Siti Halimah, guru bantu di SDN Kemang, Serang Banten yang terakhir kali menerima honor pada tanggal 15 Januari 2007 lalu. Siti Halimah merupakan salah satu guru yang tergabung dalam Koalisi Guru Banten mengadu ke Komisi X DPR. Mereka mendesak pemerintah untuk serius menyelesaikan implikasi sertifikasi guru. Pasalnya, banyak guru yang sudah lulus uji sertifikasi kuota tahun 2006 dan 2007 belum menerima tunjangan profesi guru seperti yang dijanjikan dalam UU Guru dan Dosen. http:www.kompas.comreadxml2008061216232927pemerintah. didesak.bayar.tunjangan.profesi.guru . Di Banyuwangi sebanyak 686 orang guru bantu hingga bulan Agustus 2008 belum menerima gaji. Gaji guru bantu sudah tersendat sejak awal tahun 2008. Gaji Januari dan Februari, baru disetor Juni lalu. Keterlambatan ini, menyebabkan beberapa guru bantu harus menggadaikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap bulan guru bantu menerima gaji sebesar Rp 710 ribu http:www.tempointeraktif.comhgnusa20080824brk,20080824- 132082,id.html . Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru oleh pemerintah kurang konsisten dilaksanakan, terbukti dengan maraknya tuntutan dan unjuk rasa yang dilakukan oleh para guru yang telah lulus uji sertifikasi namun sampai saat ini belum pernah mendapatkan tunjangan professional, seperti yang dilakukan oleh ratusan guru bantu yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Bantu Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang berunjuk rasa di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96. Mereka menuntut gaji guru bantu DKI Jakarta dibayarkan rutin setiap bulan sampai dengan penerimaan gaji PNS dan segera memproses berkas- berkas calon pegawai negeri sipil http:www.kompas.comread xml2008090219293595lima.bulan.guru.bantu.tidak.digaji. Hal tersebut di atas sangat memprihatinkan dunia pendidikan di Indonesia karena pemerintah belum mampu melaksanakan apa yang telah diamanatkan Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dari kenyataan ini masyarakat tetap menilai bahwa profesi guru belum bergengsi karena dari sisi kesejahteraan profesi guru belum dapat meningkatkan kesejahteraan guru. Dimungkinkan, hal tersebut di atas menjadi penyebab tidak adanya pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dari analisis yang telah dibahas pada BAB V maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pegaruh positif persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan nilai t hitung = 0,494 lebih kecil dari t tabel = 1,645 atau nilai probabilitas 0,622 lebih besar dengan taraf signifikansi a = 5 atau 0,05.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Universitas

Dari hipotesis menunjukkan tidak terdapat pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru, maka disarankan pihak Universitas lebih meningkatkan masyarakat khususnya mahasiswa FKIP tentang pendidikan keguruan dengan berbagai cara misalnya dengan mengadakan seminar-seminar yang dapat memotivasi mahasiswa untuk menjadi guru sehingga terbentuk persepsi yang positif terhadap profesi guru. Persepsi yang positif di masyarakat dapat meningkatkan jumlah mahasiswa yang berminat menjadi guru. Program studi sebaiknya memberikan banyak informasi mengenai ilmu keguruan dan dapat menjalin kerjasama dalam hal perekrutan tenaga kerja

Dokumen yang terkait

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan staf kesekretariatan : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 178

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Kesejahteraan Guru dan Prestasi BelajarTerhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS

0 1 13

Pengaruh persepsi mahasiswa FKIP tentang kesejahteraan guru terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 144

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164

Kontribusi konsep diri dan persepsi mahasiswa tentang sertifikasi guru terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Jurusan IPS FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 203