6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang, sehingga
individu mengerti rangsang yang diinderanya. Ada tiga komponen dalam persepsi, yaitu : 1 seleksi, 2 interpretasi, dan 3 reaksi. Seleksi
dilakukan terhadap rangsang yang masuk dari luar melalui penginderaan. Penafsiran dibuat untuk mengorganisasikan rangsang atau informasi
sehingga mempunyai makna bagi individu. Tanggapan adalah bentuk tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari interpretasi Walgito, 1993 :
53. Menurut Sarlito 1983 : 39, persepsi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan. Kemampuan untuk mengelompokkan benda-benda antara satu benda dengan benda lain yang
berdekatan atau serupa, memfokuskan perhatiannya pada satu obyek, sedangkan obyek-obyek yang lain disekitarnya dianggap sebagai latar
belakang. Persepsi juga didefinisikan sebagai proses diterimanya rangsang
obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Persepsi bukan sekedar penginderaan
tetapi sebagai the interpretation experience penafsiran pengalaman. Irwanto, dkk., 1991 : 71.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses di dalam diri individu yang terjadi dengan
langkah-langkah tertentu. Mula- mula, melalui inderanya individu menerima rangsang sebagai informasi. Informasi itu kemudian diolah dan
ditafsirkan. Pengolahan dan penafsiran informasi tersebut menimbulkan tanggapan dalam diri individu. Tanggapan individu dapat berbentuk
pendapat maupun dalam bentuk tingkah laku. Persepsi bersifat subyektif tanggapan individu yang satu dengan yang lainnya, terhadap obyek yang
sama dapat berbeda.
2. Aspek-Aspek Persepsi
Pengertian persepsi sebagaimana dijelaskan di atas memperlihatkan aspek-aspek pokok persepsi itu, yaitu : rangsang,
tanggapan dan perilaku. a. Rangsang
Setiap rangsang ditimbulkan oleh obyek. Rangsang dapat berasal dari luar diri individu, dapat pula berasal dari dalam individu.
Rangsang yang berasal dari luar diri individu akan mengenai alat indera selaku penerima rangsang atau reseptor, lalu meneruskannya ke
syaraf penerima atau sensoris. Sedangkan rangsang yang berasal dari dalam diri individu langsung mengenai penerima Walgito, 1993 : 54.
b. Tanggapan Tanggapan terjadi dalam suatu proses yang disebut proses
persepsi. Proses persepsi bermula dari adanya obyek yang menimbulkan rangsang, lalu rangsang mengenai reseptor. Tahap ini
disebut kealaman, karena terjadi secara alamiah. Rangsang yang diterima oleh reseptor diterima diteruskan ke syaraf setelah mengalami
penyeleksian, dan dilanjutkan oleh syaraf ke otak sebagai pusat kesadaran. Tahap ini disebut sebagai proses fisiologis, karena terjadi di
otak, yang memungkinkan individu mengalami dan menyadari sepenuhnya rangsang yang diterimanya melalui reseptor. Tahap ini
disebut psikologis, karena berhubungan dengan penyadaran. Proses ini terjadi di otak juga merupakan proses persepsi sebenarnya. Setiap
rangsang disadari kemudian ditanggapi oleh individu melalui syaraf motorik Walgito, 1993 : 54
c. Perilaku Noerhadi Alfian, 1985 : 208 – 209 menegaskan bahwa
persepsi yang diperoleh dalam proses penyadaran ini ditentukan oleh nilai- nilai yang dianut individu. Dalam proses itu persepsi sekaligus
merupakan suatu nilai, pendapat dan pandangan. Setiap nilai, pendapat dan pandangan yang dianggap penting oleh individu, menuntut
individu untuk melaksanakannya. Maka persepsi perlu dilihat dalam rangkaian perilaku, persepsi berfungsi sebagai persiapan ke perilaku
konkret. Nilai- nilai ini tidak hanya mempengaruhi persepsi, melainkan juga perilaku.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Persepsi