Krim Analisis Sediaan Krim

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini produksi lebih diarahkan untuk emulsi minyak dalam air yang dapat dicuci dengan air dan ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika Anonim, 1995. Gambar 1. Sistem emulsi tipe OW dan WO Emulsi adalah sistem heterogen yang mengandung minimal satu cairan yang tidak campur, didispersikan pada cairan lainnya dalam bentuk droplet. Emulsi terdiri dari fase dispers fase internal, medium dispers fase eksternal, dan agen pengemulsi. Diameter droplet umumnya 0,1 sampai 10 µm. Krim ditujukan untuk penggunaan eksternal. 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Istilah krim biasanya ditujukan untuk emulsi tipe minyak dalam air sehingga lebih sesuai untuk penggunaan eksternal. Emulsi air dalam minyak bersifat tidak larut air, tidak mudah tercuci, dan terasa berminyak, sedangkan emulsi minyak dalam air akan bercampur dengan air, tercuci oleh air, dan tidak terasa berminyak Allen, 2002. Salah satu aplikasi bentuk sediaan krim yaitu sebagai sediaan sunscreen. Sunscreen merupakan bahan yang menyerap atau memantulkan radiasi sehingga melemahkan energi ultraviolet sebelum terpenetrasi ke kulit Stanfield, 2003.

B. Analisis Sediaan Krim

Analisis senyawa dalam sediaan krim dapat dilakukan dengan cara merusak bentuk sediaan kemudian mengekstraksi senyawa dalam sediaan tersebut dengan pelarut yang sesuai. Krim pada dasarnya merupakan sistem emulsi yang berisi fase minyak, fase air, dan emulgator. Emulgator berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara fase air dan fase minyak sehingga terbentuk sistem emulsi. Sifat khas dari emulgator adalah memiliki gugus polar dan nonpolar pada strukturnya. Jika emulgator dalam sediaan krim dirusak, maka sistem emulsi akan terpecah dan terjadi pemisahan fase air dan fase minyak Voigt, 1994. Selanjutnya, untuk memisahkan analit dari senyawa-senyawa lain dilakukan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut organik. Emulgator menurut jenisnya terbagi menjadi emulgaor ionik anionik dan kationik, emulgator nonionik, dan emulgator amfoter. Contoh emulgator amfoterik adalah N-alkil asam amino, contoh emulgator nonionik adalah eter alkilaril polioksietilen, contoh emulgator kationik yaitu alkoksialkilamin. Salah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 satu emulgator anionik adalah trietanolaminstearat, yang disebut juga dengan sabun organik. Emulgator anionik dapat dirusak strukturnya menggunakan asam. Ion H + dari asam akan ditangkap oleh gugus R-COO - menjadi R-COOH, sehingga trietanolaminstearat akan kembali menjadi bentuk trietanolamin dan asam stearat Cunniff, 1995; Senzel, 1977.

C. Flavonoid 1. Struktur dan kegunaan flavonoid