26
Gambar 10. Spektrum pengukuran operating time kompleks antara
2. Penetapan panjang gelombang maksimum
Penetapan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk menentukan panjang gelombang pengukuran dimana kompleks antara kuersetin dengan AlCl
3
memberikan absorbansi optimum. Penetapan panjang gelombang maksimum merupakan faktor penting dalam analisis kimia dengan metode spektrofotometri.
Pengukuran pada panjang gelombang maksimum akan memberikan perubahan absorbansi paling besar untuk setiap satuan kadar. Selain itu, kurva absorbansi
pada sekitar panjang gelombang maksimum relatif datar sehingga jika akan dilakukan pengukuran ulang dan replikasi akan meminimalkan terjadinya
kesalahan pengukuran. Menurut Mabry 1970, panjang gelombang maksimum kompleks yang
terbentuk antara kuersetin dengan AlCl
3
adalah 428 nm. Pada penelitian ini dilakukan verifikasi penetapan panjang gelombang maksimum teoritis karena
kuersetin dengan AlCl
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
penelitian dilakukan pada kondisi, alat, bahan, waktu dan individu yang berbeda sehingga dapat dihasilkan panjang gelombang maksimum yang berbeda.
Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan terhadap tiga seri kadar lar
3
Penetapan panja kukan pada larutan baku
kuersetin utan baku kuersetin untuk memastikan bahwa pada panjang gelombang
tersebut benar-benar terjadi absorbansi yang maksimum dan untuk mengetahui reprodusibilitas metode yang digunakan. Pembacaan absorbansi dilakukan pada
rentang panjang gelombang antara 400-500 nm karena kompleks antara kuersetin dengan AlCl
3
akan menghasilkan warna yang memiliki panjang gelombang maksimum pada rentang tersebut.
Gambar 11. Spektrum pengukuran panjang gelombang maksimum kompleks antara kuersetin dengan AlCl
ng gelombang maksimum dila dengan kadar 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. Hasil pengukuran panjang
gelombang maksimum dapat dilihat pada tabel IV dan gambar 11. Dari ketiga seri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
larutan baku kuersetin didapat panjang gelombang maksimum untuk kadar 8 ppm yaitu 427,4 nm dan untuk kadar 6 ppm 427,1 nm. Sedangkan untuk kadar 4 ppm,
spektrofotometer yang digunakan tidak dapat mendeteksi panjang gelombang maksimum. Hal ini terjadi karena pada kadar tersebut didapatkan puncak kurva
yang relatif datar. Kurva dengan puncak yang relatif datar menunjukkan bahwa absorbansi maksimum senyawa tersebut tidak terbaca pada satu titik panjang
gelombang sehingga spektrofotometer tidak dapat memberikan informasi secara pasti berapa panjang gelombang pada saat absorbansinya maksimum.
Tabel IV. Hasil penetapan panjang gelombang maksimum
maksimum yang diperoleh Kadar larutan kuersetin
Panjang gelombang 4 ppm
Tidak terdeteksi 6 ppm
427,1 nm 8 ppm
427,4 nm
Panjang gelo maksimum yang dipilih untuk penetapan kadar
kuersetin mbang
dalam krim adalah 427,4 nm. Panjang gelombang ini dipilih karena lebih mendekati panjang gelombang maksimum teoritisnya, yaitu 428 nm. Dalam
Farmakope Indonesia edisi IV 1995 disebutkan bahwa pengujian panjang gelombang maksimum mempunyai makna jika absorbansi maksimum tersebut
tepat pada atau dalam batas 2 nm dari panjang gelombang yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum yang didapat
adalah 427,4 nm, artinya absorbansi kompleks antara kuersetin dengan AlCl
3
terbaca secara maksimum pada panjang gelombang tersebut. Panjang gelombang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ini memiliki selisih kurang dari 2 nm dari panjang gelombang teoritisnya sehingga panjang gelombang ini masih dapat diterima.
3. Penetapan kurva baku kuersetin