10
O O
HO OH
OH
AlCl
3
O O
HO OH
OH O
HO O
Al O
Cl
Flavon
OH O
O Al
Cl Cl
O Al
Cl Cl
H
+
Gambar 7. Reaksi pembentukan kompleks antara AlCl
3
dengan flavon
D. Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut. Metode ini paling sering digunakan
untuk proses pemisahan. Alat yang digunakan tidak khusus dan sederhana, jika tidak dinyatakan lain, maka alat yang digunakan untuk pemisahan adalah corong
pisah Khopkar,1990. Ekstraksi pelarut dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun
mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat tersebut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut Khopkar,1990.
Pada kesetimbangan akan terjadi:
[
1 X
[
X
] ]
adalah kadar zat terlarut pada pase pertama fase organik, sedangkan
adalah kadar zat terlarut pada fase kedua fase air. Semakin besar nilai koefisien distribusi KD, maka semakin besar kadar zat yang terlarut
2
[ ] [ ]
2 1
X X
KD =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pada fase organik. Sedangkan nilai KD yang kecil menunjukkan bahwa kadar zat yang terlarut dalam fase organik kecil Khopkar,1990.
E. Spektrofotometri Visibel 1. Interaksi elektron dengan radiasi elektromagnetik
Suatu senyawa organik memiliki tiga macam elektron, antara lain elektron pi
π, sigma σ, dan elektron pasangan bebas n. Jika suatu molekul terpancar radiasi elektromagnetik, maka akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat
yang lebih tinggi Mulya dan Suharman, 1995. Metode spektroskopik analisis tergantung pada pengukuran radiasi elektromagnetik yang diabsorpsi oleh analit
Skoog, 1994. Eksitasi elektron
σ ke σ terjadi pada ikatan tunggal, eksitasi elektron π ke
π terjadi pada ikatan rangkap dua dan tiga. Sedangkan eksitasi elektron n ke σ atau n ke π terjadi pada atom yang memiliki pasangan elektron bebas Mulya
dan Suharman, 1995.
2. Analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri visibel
Analisis kuantitatif zat tunggal dengan metode spektrofotometri visibel dilakukan dengan mengukur harga absorbansi A pada panjang gelombang
maksimum. Alasan dilakukan pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah: perubahan absorban untuk setiap satuan kadar adalah paling besar pada
panjang gelombang maksimal, sehingga akan diperoleh kepekaan analisis yang maksimal. Selain itu, pita serapan di sekitar panjang gelombang maksimal adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
datar dan pengukuran ulang memberikan kesalahan yang kecil sehingga akan memenuhi hukum Lambert-Beer Mulya dan Suharman, 1995.
3. Kolorimetri
Metode kolorimetri dapat digunakan untuk penetapan kadar flavonoid yaitu dengan menggunakan pereaksi AlCl
3
. Terjadi kompleks tahan asam antara gugus hidroksi dan keton yang bertetangga dengan pereaksi AlCl
3
dan membentuk kompleks tidak tahan asam dengan gugus ortohidroksi pada
flavonoid. Oleh karena itu, pereaksi AlCl
3
digunakan untuk mendeteksi kedua gugus tersebut Mursyidi, 1990.
Penetapan kadar secara kolorimetri harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain Vogel, 1994:
1. Selektivitas reaksi warna 2. Kesebandingan antara warna dan kadar
3. Kestabilan warna 4. Reprodusibilitas
5. Kejernihan larutan 6. Sensitivitas
F. Validasi Metode Analisis
Validasi merupakan suatu dasar untuk memastikan kualitas dan reliabilitas hasil analisis Ermer and Miller, 2005. Parameter-parameter validasi
metode analisis antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Akurasi, menunjukkan kedekatan hasil analisis yang diperoleh menggunakan metode analisis tertentu dengan nilai yang sebenarmya. Penentuan akurasi
metode analisis dapat dilakukan dengan cara membandingkan kadar terukur dari suatu senyawa standar yang sengaja ditambahkan ke dalam sampel pada
jumlah yang tertentu pula. Harga perbandingan tersebut dikenal sebagai persen perolehan kembali recovery Anonim, 2003. Tabel berikut ini ialah
kriteria penerimaan akurasi yang baik
Tabel I. Kriteria akurasi metode analisis
Kadar zat aktif impurities
yang diukur
Rata-rata recovery yang diterima
≥ 10 98 – 102
≥1 90 - 110
0,1 – 1 80 - 120
0,1 75 - 125
Anonim,2004 2. Presisi, merupakan kedekatan suatu hasil analisis dengan hasil analisis yang
lain pada beberapa penentuan kuantitatif pada sampel yang sama dan homogen dengan menggunakan metode analisis yang sama. Presisi biasanya
dinyatakan dengan persen koefisien variansi CV. Tabel berikut ini ialah kriteria penerimaan presisi yang baik
Tabel II. Kriteria presisi metode analisis
Kadar analit dalam sampel
yang diukur Kriteria presisi
yang diterima CV dalam
≥ 10,0 ≤ 2
1,0 – 10,0 ≤ 5
0,1 – 1,0 ≤ 10
0,1 ≤ 20
Anonim,2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Spesifisitas selektivitas, menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk mengukur suatu analit dalam campuran yang kompleks tanpa adanya
pengaruh dari komponen lain dalam campuran Christian, 2004. 4. Limit of detection LOD merupakan jumlah analit terkecil yang masih dapat
terdeteksi. 5. Limit of quantitation LOQ merupakan jumlah analit terkecil yang masih
dapat terukur dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima. 6. Linearitas, merupakan kemampuan metode analisis untuk menghasilkan nilai
yang proporsional terhadap kadar analit dalam sampel pada rentang kadar tertentu Christian, 2004.
7. Range, merupakan rentang kadar terendah sampai kadar tertinggi analit yang dapat diukur secara kuantitatif menggunakan metode analisis tertentu dan
menghasilkan akurasi, presisi, dan linearitas yang memadai Anonim, 2003.
G. Landasan teori