32
agar jumlah kuersetin yang akan diekstraksi diketahui secara tepat. Basis krim dan larutan baku kuersetin ini kemudian akan diproses dan ditetapkan kadarnya secara
kolorimetri menggunakan pereaksi AlCl
3
. Ekstraksi kuersetin dari sediaan krim diawali dengan menambahkan aseton sebanyak 25 ml ke dalam basis krim yang
telah diberi larutan baku kuersetin 200 ppm. Penambahan aseton berguna untuk menambah volume sampel sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya
1. Tahap pemecahan sediaan krim
Larutan HCl 25 berfungsi untuk memecah bentuk sediaan krim. Gambar 13 menunjukkan sabun organik trietanolamin stearat yang terbentuk
dari asam stearat dan trietanolamin. Ion H
+
dari HCl akan ditangkap oleh gugus R-COO
-
menjadi R-COOH, sehingga trietanolaminstearat kembali menjadi trietanolamin dan asam stearat. Rusaknya struktur trietanolaminstearat sebagai
emulgator akan mengakibatkan sistem emulsi terpecah menjadi fase air dan fase minyak.
C
1 7
H
3 5
-C O O
-
O H C H
2
C H
2
H N C H
2
C H
2
O H C H
2
C H
2
O H
Gambar 13. Struktur trietanolaminstearat, penyabunan dari asam stearat dan trietanolamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Tahap hidrolisis glikosida flavonoid
Pada penelitian ini hidrolisis glikosida flavonoid dilakukan menggunakan asam HCl 25 untuk memecah glikosida flavonoid menjadi
aglikon flavonoid dan gulanya. Dalam penelitian ini, kuersetin sesungguhnya tidak perlu dihidrolisis karena kuersetin sudah berada dalam bentuk aglikonnya.
Proses hidrolisis pada penelitian ini hanya dilakukan sebagai model jika akan dilakukan penetapan kadar flavonoid. Flavonoid di alam terdapat dalam bentuk
glikosida flavonoid sehingga proses hidrolisis perlu dilakukan. Mekanisme reaksi hidrolisis glikosida flavonoid oleh asam dapat dilihat pada gambar 14. Heksamin
0,5 berguna untuk menangkap kelebihan ion H
+
dari HCl agar tidak terjadi oksidasi flavonoid oleh HCl.
HO
OH O
O OH
OH
O
HO
OH O
O OH
OH
OH O
OH OH
OH O
OH OH
HO
H
+ HO
OH O
O OH
OH
OH O
OH OH
OH O
OH OH
HO
H
2
O
HO
OH O
O OH
OH
OH H
+
O O
HO OH
OH OH
OH OH
OH
+
H
+
Glikosida Flavonoid rutin
Gula rhamnosa Kuersetin
Gambar 14. Mekanisme reaksi hidrolisis glikosida flavonoid menjadi gula dan aglikon menggunakan asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Proses hidrolisis pada penelitian ini dilakukan selama 30 menit pada suhu 70°C. Pada penelitian ini tidak dilakukan optimasi proses hidrolisis waktu
dan suhu hidrolisis glikosida flavonoid. Markham 1988 menyebutkan bahwa untuk glikosida flavonoid dengan ikatan gula pada 3-O-glikosida, hidrolisis terjadi
antara menit ke-8 hingga menit ke-30. Sedangkan glikosida flavonoid dengan ikatan gula pada 4’-O-glikosida, hidrolisis terjadi antara menit ke-2 hingga menit
ke-8. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat diasumsikan hidrolisis glikosida flavonoid selama 30 menit sudah cukup mewakili proses hidrolisis ekstrak teh
hijau. Prosedur hidrolisis pada penelitian ini mengacu pada prosedur hidrolisis flavonoid yang tertera pada Anonim 2000. Selama proses hidrolisis, di atas labu
alas bulat diberi pendingin balik untuk mengembunkan kembali pelarut sehingga campuran antara aseton dan air tidak menguap.
3. Ekstraksi cair-cair