Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

Gangguan komunikasi terjadi pada kekurangmampuan anak dalam memahami konseptual bahasa atau pesan yang disampaikan oleh orang lain komunikator. Sedangkan gangguan interaksi sosial terjadi pada kekurangmampuan pada anak dalam mengembangkan hubungan timbale balik antara anak dengan orang lain atau lingkungan. Dimana anak cenderung menyendiri, apatis atau cuek dan kurang memiliki sikap empati. Pada gangguan perilaku terjadi pada lingkup anaka kekuarngmampuan anak dalam mengontrol diri dan emosi sehingga mereka terlihat canggung atau cenderung bersikap semaunya yang tidak sesuai dengan norma atau aturan yang ada pada lingkungan umum. Seperti mengepak-ngepakan tangan ketika kita merasa senang atau gembira, bersikap agresifmenyerang orang lain atau self injury menyakiti diri sendiri dengan membenturkan kepala didinding, mencubit dan menggigit pada dirinya sendiri. Pada kondisi perilaku yang seperti ini dapat dikatakan bahwa anak memiliki tingkat tempertantrum yang tinggi, sehingga anak menjadi berperilaku tidak normal pada lingkungan. Adanya gangguan pervasif pada usia perkembangan tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan anak dalam mengikuti sekolah regular. Pada kasus tersebut maka dalam waktu akhir ini khususnya di Surabaya telah berdiri beberapa lembaga pendidikan non formal yang khusus menangani anak-anak autis salah satunya adalah Pelangi School Treament and Center. Pelangi merupakan lembaga pendidikan formal dan non formal yang khusus menangani anak-anak dengan spectrum autis melalui metode ABA Appplied, Behaviour, Analysis atau LOVASS sebagai metode pembelajaran. Pelangi menyediakan beberapa jenis terapi antara lain : 1. Bina bicara dan komunikasi 2. Stimulasi motorik. 3. Tata lasana perilaku 4. Sensorik integrasi Tingkat pembelajaran atau pelatihan pada anak autis di Pelangi School Treatment and Center dibagi dalam 2 sistem pembelajaran yaitu 1. System pembelajaran One on One Therapy satu anak autis dengan satu terapis atau yang disebut dengan kelas orientasi individu. 2. Sistem pembelajaran kelas orientasi sekolah atau yang disebut kelas klasikal. Dimana pada kelas ini terdiri dari 1-5 anak dalam satu kelas dengan satu terapis dan satu shadow. Melihat dari adanya hambatan pervasif pada anak autis dengan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah sekolah regular atau umum. Dengan ini perlunya adanya suatu pola komunikasi khusus yang perlu diterapkan dalam tujuan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan konseptual bahasa baik komunikasi verbal maupun non verbal. Disini peneliti ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi yang dijalankan oleh terapis terhadap anak autis agar nantinya mereka dapat mengikuti disekolah umum. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan mengambil sampel terapi sebagai sumber informasi utama. Di Pelangi School and Treatment Center terdapat 12 terapis dan peneliti belum tahu jumlah sampel yang akan diambil tetapi peneliti akan mengambil sampel dengan kriteria- kriteria tertentu dan apabila dalam hasil wawancara kurang mewakili maka peneliti akan menambah sampel lagi.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pencarian pola komunikasi antara terapis dengan anak autis di Pelangi School Surabaya. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metodelogi analisis kualitatif Tipe penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis faktual dan akurat serta fakta-fakta dan bersifat dan sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep biasanya satu konsep dan kerangka konseptual. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel.Rahmad,2006:69 Menurut Rachmad dalam bukunya Riset Komunikasi 2006:29, secara umum penelitian menggunakan metodelogi kualitatif mempunyai cirri sebagai berikut : 1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrument pokok penelitian. 2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan- catatan dilapangan dan tipe-tipe lain dari bukti documenter. 3. Analisis data lapangan. 43 4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes kutipan-kutipan dan komentar. 5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiannya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk kontruksi social. 6. Subjektif dan beranda hanya dalam referensi peneliti. Periset sebagai sarana penggalian interpretasi data. 7. Realitas adalah holistic dan tidak dapat dipilah-pilah. 8. Periset memproduksi penjelasanunik tentang situasi yang terjadi dan individu-individunya. 9. Lebih pada kedalaman depth daripada keluasan breadth 10. Prosedur riset : empiris-rasional dan tidak berstruktur. 11. Hubungan antara teori-teori,konsep, dan data-data memunculkan atau membentuk suatu teori baru. Pendekatan kualitatif dipilih dengan pertimbangan lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda,menyajikan secara langsung hakekat antara peneiti dengan informan, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, meskipun mempunyai bahaya bagi peneliti. Metode penelitian kualitatif yang akan digunakan adalah pendekatan fenomologis, artinya peristiwa dan kaitan-kaitannya orang-orang biasa dalam situasi-situasi dengan menekankan pada aspek subyektif dari perilaku orang dan pendekatan interaksi simbolik yang berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran, dimana menjadi paradigma

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25