Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

terapi bagi penyandang autistic sebagai upaya mengembalikan mereka dari keterasingan melalui system pembelajaran instruksional dengan metode Penatalaksanaan Perilaku. Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis memilih guru dan anak autis sebagai obyek penelitian karena penulis ingin memahami komunikasi yang digunakan oleh guru terhadap anak autis baik berupa komunikasi verbal maupun non verbal. Penulis memilih Pelangi School and Treatment Centre sebagai tempat penelitian karena Pelangi School merupakan salah satu terapi terbesar yang ada di Surabaya dengan standar pelayanan dan pembelajaran yang telah ditetapkan serta telah terdaftar sebagai salah satu anggota Yayasan Autis Indonesia. Dimana dari 36 pusat terapi yang ada di Surabaya rata-rata belum terdaftar dalam keaggotaan YAI karena mutu dan layanan pendidikan yang kurang memadai.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas didentifikasikan permasalahan- permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pola komunikasi antara terapis dengan anak autis di Pelangi School and Treatment Center Surabaya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pola komunikasi yang lakukan antara terapis dengan anak autis di Pelangi School and Treatment Center Surabaya

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis Dapat digunakan untuk menamabah wacana psikologi komunikasi komunikasi interpersonal tentang pola komunikasi antara terapis dengan anak autis. 2. Secara Praktis Dapat memberikan gambaran bagi pembaca, terapis, dan khususnya orang tua dalam membina hubungan komunikasi yang baik dengan anaknya yang menderita autis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi Cheery dalam stuart,1893. Sebuah definisi singkat yang dibuat oleh Harold D. Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah Who says What In Which Channel To Whom With What effect ? ”siapa yang menyampaikan,apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid 1981 sehingga melahirkan suatu definisi yang baru yang menyatakan bahwa “ Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau 12 lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam. Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi pesan, dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi. Pengertian ini kemudian di deskripsikan secara lebih detail oleh Shanon dan Weaver 1949 bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. Hafied Cangara, 2009:19-21.

2.1.2 Komunikasi Interpersonal

Untuk lebih meningkatkan kajian mengenai komunikasi interpersonal maka berikut ini akan diuraikan beberapa teori yang mendukung tentang komunikasi antar pribadi yang diungkapkan oleh beberapa para ahli. Menurut Devito yang dikutip Liliweri, bahwa Komunikasi Antar Pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25