juga membutuhkan produk deodorant khusus untuk menjaga
penampilannya. Sedangkan populasi sampel yang akan dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil PNS pria di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di kota Sei Rampah.
Adapun pertimbangan-pertimbangan populasi sampel adalah : 1. Populasi sampel adalah kelompok PNS pria yang telah aktif bertugas
rentang usia 18 – 56 tahun keseluruhan sebagai responden. 2. Populasi sampel adalah kelompok pria yang telah memiliki
penghasilan tetap yang memungkinkan mereka untuk mengambil sikap atau tindakan membeli buying action.
3. Efektivitas dan efisiensi waktu karena penulis saat ini berdomisili dan bekerja di Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai.
Uraian yang telah dikemukakan diatas tersebut menarik perhatian peneliti untuk meneliti hubungan antara penayangan iklan Rexona For
Men dengan minat pria untuk menggunakannya.
I.2 Perumusan Masalah
Didasari oleh latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut yaitu, “Sejauh
manakah hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat konsumen pria untuk menggunakannya.”.
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, dan untuk menghasilkan uraian yang sistematis, maka diperlukan pembatasan
masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Objek penelitian adalah iklan Rexona for Men versi “Perlindungan
Ekstrim untuk Pria” 2. Produk yang diiklankan adalah produk deodorant pengharum tubuh
3. Responden yang diambil adalah Pegawai Negeri Sipil Pria di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
4. Minat beli yang dimaksud adalah minat dalam arti dorongan, tujuan, dan keinginan yang timbul dikalangan remaja pria dibalik tindakan
membeli produk, dimana akan dilihat pengaruh dari penayangan iklan produk tersebut terhadap minat beli konsumen.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui sejauh mana minat PNS dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai terhadap iklan Rexona for Men. 2. Mengetahui dan melihat sejauh mana hubungan antara minat mereka
terhadap iklan Rexona for Men dengan minat mereka untuk mengkonsumsi produk tersebut.
3. Manfaat penelitian ini adalah : a. Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah sebagai sumbangan
atau masukan dalam pengembangan ilmu komunikasi. b. Secara praktis manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
I.5. Kerangka Teori
Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas, sistematis dan terarah, diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai landasan berpikir
sehingga menghasilkan pembahasan yang jelas. Karena itu perlu disusun kerangka teori yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah
dipilih akan disoroti Nawawi, 1991:40. Pada peneltian ini digunakan juga beberapa teori yang
berhubungan dengan penelitian untuk digunakan sebagai panduan atau landasan, yaitu sebagai berikut :
1. Teori Agenda Setting 2. Teori AIDDA
3. Teori 7 C of Communication
Universitas Sumatera Utara
I.5.1. Teori Agenda Setting
Teori Agenda Setting muncul pertama kali sekitar tahun 1973, teori ini diperkenalkan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald L. Shaw dengan
publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function Of The Mass Media”. Publikasi Opinion Quarterly No. 37.
Teori Agenda Setting menurut Cohen Rakhmat, 1993;68 yaitu : “The press is significantly more than a surveyor of information and opinion
it may not be successful much pf the time in telling the people what to think, but is stunningly successful in telling them what to think about.”
Maksudnya adalah bahwa teori Agenda Setting tidak dapat menentukan “apa yang harus dipikirkan” oleh masyarakat tetapi dapat
berpengaruh terhadap “apa yang dipikirkan” oleh masyarakat atau persepsi masyarakat tentang apa yang dianggap penting dengan kata lain
media massa mungkin tidak selalu dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap tetapi cukup mampu memberikan pengaruh terhadap
apa yang dipikirkan orang. Lebih lanjut Mc Combs dan L. Shaw Rakhmat, 1993 ; 68
memberikan asumsi dasar teori Agenda Setting ini yaitu bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh
masyarakat. Jika media memberikan tekanan pada suatu kejadian maka media itu akan mempengaruhi opini khalayak terhadap kejadian tersebut.
I.5.2. Teori AIDDA
Teori AIDDA atau disebut juga teori pendekatan persuasi adalah proses komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :
1. A → Attention
Perhatian 2. I
→ Interest Rasa Tertarik
3. D → Desire
Keinginan 4. D
→ Decistion Keputusan
5. A → Action
Sikap atau tindakan Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa konumikasi dimulai
dengan membangkitkan perhatian Attention, apabila perhatian
Universitas Sumatera Utara
komunikan telah terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat Interest, minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan
titik tolak timbulnya keinginan Desire komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah timbul keinginan harus diikuti oleh
keputusan Decision yakni keputusan untuk mengambil sikap atau tindakan Action. Effendy, 2000 ; 305
I.5.3. Teori 7 C of Communication
Menurut Cutlip Center Rosady, 1997; 72-74 bahwa teori 7 C of Communication terdiri dari 7 elemen penting yang haru dipenuhi agar
suatu pesan yang disampaikan Komunikator dapat diterima dengan baik oleh Komunikan yaitu :
1. Credibility.Kredibilitas 2. Context Konteks
3. Content Isi 4. Clarity Kejelasan
5. Continuity and Consistency Kontinuitas dan Konsistensi 6. Channels Saluran
7. Capability of Audience Kemampuan Audiens
Konsep Posisioning
Rhenald Kasali 1992;157 Menyatakan posisioning sebagai salah satu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek,
perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau kensumennya. Upaya ini dianggap perlu karena
situasi masyarakat atau pasar konsumennya sudah over communicated. Menurut David A. Acker Kasali, 1992;156 ada beberapa cara
untuk melakukan strategi posisioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui :
1. Penonjolan karakteristik produk 2. Penonjolan harga dan mutu
3. Penonjolan penggunaannya 4. Posisioning munurut pemakaiannya
Universitas Sumatera Utara
5. Posisioning menurut kelas produk 6. Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
7. Posisioning langsung terhadap pesaing. Dalam hal ini positioning yang digunakan adalah penonjolan karakteristik
produk deodoran yang ditujukan untuk kaum pria.
I.6. Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya,
inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial, melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian event yang berkaitan
satu sama lain Singarimbun, 1989 ; 32
Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya adalah rumusan definitif singkat, padat dan kompak tentang
dugaan rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil
pemikiran nasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi,
1993 :40 Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi
penelitian dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut : 1. Variabel Bebas X
Adalah variabel yang menjadi pendahuluan atau penyebab dari variabel lain, atau yang mempengaruhi munculnya variabel lain Y
Variabel X dalam penelitian ini adalah iklan Rexona For Men di Televisi.
2. Variabel Terikat Y Adalah Variabel yang muncul setelah adanya variabel bebas X dan
masih mempunyai kaitan gejala dengan X
Universitas Sumatera Utara
Variabel Y dalam penelitian ini adalah Minat Beli Konsumen terhadap produk Rexona for Men setelah menyaksikan iklannya
I.7. Model Teoritis