Konsep Posisioning Implementasi Teori

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam penyampaian pesan yang dimaksud. Channel is any way by which news, ideas, etc may travel ; radio and television band of frequencies within which signals from a transmitter must be kept to prevent interference from other transmitters -- saluran adalah segala jalan untuk dapat menyampaikan berita, pemikiran,dll ; pita frekuensi dimana sinyal-sinyal dari suatu pemancar radio dan televisi disimpan untuk mencegah gangguan dari pemancar lainnya Hornby, et al, 1963 : 155 7. Capability of Audience Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiens atau komunikan, kebiasaan membaca mereka atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dsb. perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan suatu kampanye.

II.5. Konsep Posisioning

Rhenald Kasali 1992;157 Menyatakan posisioning sebagai salah satu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau kensumennya. Upaya ini dianggap perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumennya sudah over communicated. Menurut David A. Acker Kasali, 1992;156 ada beberapa cara untuk melakukan strategi posisioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui 1. Penonjolan karakteristik produk 2. Penonjolan harga dan mutu Universitas Sumatera Utara 3. Penonjolan penggunaannya 4. Posisioning munurut pemakaiannya 5. Posisioning menurut kelas produk 6. Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya 7. Posisioning langsung terhadap pesaing. Dalam hal ini positioning yang digunakan adalah penonjolan karakteristik produk yaitu deodoran yang ditujukan untuk kaum pria.

II.6. Implementasi Teori

Media Massa adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antar mereka, secara massal dan cenderung bersifat satu arah. Di Indonesia yang dimaksud dengan media massa adalah Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Radio dan Televisi. Tiga yang disebutkan pertama adalah media cetak, sedangkan dua lainnya adalah media elektronik. Bagi masyarakat modern media massa telah menjadi kebutuhan dasar. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, Televisi saat ini acapkali dijadikan media untuk menyampaikan pesan, termasuk juga iklan berbagai jenis produk yang hendak dipasarkan. Salah satunya adalah produk deodorant Rexona for Men. Produk ini adalah salah satu hasil ekstensifikasi perluasan produk Rexona yang sebelumnya sudah cukup terkenal sebagai salah satu produsen consumer goods khususnya produk kecantikan dan wewangian. Universitas Sumatera Utara Produk tersebut dibuat untuk memenuhi tuntutan konsumen, khususnya konsumen pria. Untuk itu produsen menjalankan strategi positioning produk yaitu berusaha menonjolkan karakteristik produk dimana produk ini dikhususkan untuk segmen konsumen pria saja. Adapun iklan produk Rexona for Men ini juga dibuat berdasarkan karakteristik produk tersebut, dimana dalam iklan tersebut digambarkan bahwa pengguna produk adalah pria yang enerjik, yang menggunakan produk dalam mendukung aktivitasnya. Selain itu produsen juga menggunakan slogan didalam iklan bahwa pria mengeluarkan keringat lebih banyak dari wanita, dengan kata lain produsen berusaha menyampaikan bahwa pria juga membutuhkan sebuah produk yang berbeda dari yang biasa digunakan wanita. Didalam penelitian ini penulis mencoba melihat seberapa besar minat responden untuk membeli poduk yang diiklankan, Untuk itu digunakan juga teori AIDDA sebagai dasar teori untuk menelaah hubungan tersebut. Teori AIDDA itu sendiri menggambarkan adanya suatu kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan diakhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu. Hal ini sesuai dengan tujuan penayangan iklan Rexona for Men di Televisi yang bertujuan menarik minat konsumen unuk kemudian mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Universitas Sumatera Utara 1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang BPPKDS Tahun 1992

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1 1 Deskripsi Kabupaten Serdang Bedagai III.1.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai Kronologi Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang dan tahun 1992 hal tersebut telah menjadi kajian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada masa itu. Dasar pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu Kabupaten. Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya Keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor 02DPRD1992 tanggal 27 Februari 1992 tentang Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 dua wilayah, yaitu Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang. Perencanaan pemekaran tersebut terhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998. Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan di Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, memberikan ruang yang semakin terbuka terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan pemekaran. Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran Kabupaten Deli Serdang yakni: 2. Panitia Pembentukan Kabupaten Deli PPKD Tahun 1992. Universitas Sumatera Utara