- Responden tertarik tidak tertarik terhadap iklan tersebut - Responden berminat tidak berminat terhadap produk yang diiklankan
- Responden berminat tidak berminat untuk membeli produk tersebut - Responden memutuskan untuk membeli tidak membeli produk
tersebut
I.10. Hipotesis Penelitian
Menurut Kerlinger, hipotesis adalah pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan dua variabel atau lebih Sumanto, 1990:30.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H
o
: Tidak terdapat hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat pria Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten
Serdang Bedagai untuk membeli dan menggunakannya. H
a
: Terdapat hubungan antara penayangan iklan Rexona for Men dengan minat Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten
Serdang Bedagai untuk membeli dan menggunakannya.
I.10. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori,
kerangka konsep, model teoritis, operasional variable, defenisi operasional, hipotesis, metodologi penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian, deskripsi lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data
dan teknik analisa data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara
Hasil dan pembahasan : analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORITIS
II.1, Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1,1. Teori Komunikasi
Setiap hari, dalam berbagai cara kita berkomunikasi. Kita mengkomunikasikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Sederhana atau
kompleks, baik disengaja maupun tidak sengaja, direncanakan maupun tak terencana, aktif maupun pasif, komunikasi merupakan salah satu
perlengkapan penting dalam mencapai hasil, pemuasan kebutuhan, dan pemenuhan ambisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan bagian terbesar dalam kehidupan kita sehari-hari. Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
“communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna atau sama arti.
Effendy,1993;30. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu
pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan dan
sebagainya yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara tatap muka maupun tidak langsusng melalui media, dengan tujuan
untuk mengubah sikap, pandangan, ataupun perilaku Effendy,1993;60.
Universitas Sumatera Utara
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Dalam proses komunikasi paling sedikit terdapat tiga unsur pokok,
yaitu si penyampai pesan komunikator, pesan message, dan si penerima pesan komunikan.
Proses komunikasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu Effendy,2000;11 :
1. Proses komunikasi secara primer, yaitu proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikannya.
2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal
ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang
relatif jauh atau berjumlah banyak. Ditrinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut
Effendy,1993;53: a. Komunikasi verbal verbal communication
Universitas Sumatera Utara
1. Komunikasi lisan oral communication 2. Komunikasi tulisan written communication
b. Komunikasi nirverbal non verbal communication 1. Komunikasi kial gestured communication
2. Komunikasi gambar pictorial communication 3. Lain-lain.
c. Komunikasi tatap muka face-to-face communication d. Komunikasi bermedia mediated communication
Pada dasarnya ada beberapa tujuan dilakukannya komunikasi yaitu Effendy,1993;55 :
a. Mengubah sikap to change the attitude b. Mengubah opinipendapatpandangan to change the opinion
c. Mengubah perilaku to change the behavior d. Mengubah masyarakat to change the society
Adapun fungsi komunikasi pada dasarnya yaitu Effendy,1993;55: a. Menginformasikan to inform
b. Mendidik to educate c. Menghibur to entertain
d. Mempengaruhi to influence
II.1,2. Teori Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan salah satu dimensi dari komunikasi. Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa
Universitas Sumatera Utara
modern. Media massa modern meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi dan film yang dipertunjukkan digedung bioskop. Effendy,1993;79
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan mengirimkan pesan-pesan kepada khalayak luas dan juga merupakan
sebuah proses pencarian, penggunaan serta pengaruh pesan terhadap khalayak.
Peradaban dan sejarah ditentukan oleh kekuasaan media pada satu masa. Perkembangan teknologi membuat masyarakat kembali satu
dalam “desa global” global village yang memungkinkan jutaan orang berhubungan langsung maupun tidak langsung melalui media komunikasi
massa. Media sebagai instistusi sosial melihat media sebagai organisasi
yang kompleks dan sebuah instistusi sosial yang penting dalam masyarakat, karena itu media tidaklah semudah mekanisme
penyebarluasan informasi dan media tidak mungkin dipisahkan dari institusi masyarakat dimana khalayak berada. Kebanyakan teori kritikal
komunikasi melihat media massa sebagai hal yang utama karena potensi media dalam menyebarluaskan ideologi yang dominan dan
memperlihatkan sisi alternatif. Karakteristik media massa Effendy,1993;81:
a. Komunikasi bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melaui media massa adalah
terbuka untuk semua orang. b. Komunikasi bersifat heterogen
Universitas Sumatera Utara
Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam
kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang
berjenis-jenis, maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup, dan derajat kehormatan, kekuasaan, dan
pengaruh. c. Media massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksudkan dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan
komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang
bersifat umum sebagai komunikator. Hubungan antara media dan khalayak menekankan pada dua jenis
khalayak, yaitu massa dan komunitas kecil dan khalayak pasif dan khalayak aktif. Massa adalah khalayak dalam populasi besar yang
dianggap sama dan dapat dipengaruhi oleh media, tapi disisi lain ada anggota-anggotanya yang terpinggirkan karena tidak sampai mendapat
pengaruh media sehingga mereka dipengaruhi kelompok lain. Komunitas kecil melihat khalayak tidak bisa dikategorikan sebagai media yang sama,
Universitas Sumatera Utara
karena masing-masing khalayak mempunyai pemikiran, penilaian, dan kepentingan tersendiri.
Khalayak pasif adalah khalayak yang mudah dipengaruhi oleh media karena mendapat efek yang kuat dari media., karena itu khalayak
pasif dapat disamakan dengan massa. Khalayak aktif disamakan dengan komunitas kecil karena khalayak menggunakan media yang mereka
anggap dapat memuaskan kebutuhan informasinya, sehingga efek dari media secara keseluruhan diterima minimal.
Salah satu media massa yang lazim dikenal adalah televisi, televisi memiliki kelebihan antara lain sifatnya yang audio-visual memiliki gambar
dan suara serta daya jangkau yang luas terhadap komunikan. Adapun iklan sebagai salah satu usaha pemasaran yang digunakan
produsen untuk memperkenalkan produknya, baik barang maupun jasa, juga turut memanfaatkan berbagai kelebihan televisi tersebut dengan
menciptakan iklan yang kreatif dan komunikatif untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen
II.2. Teori Agenda Setting II.2.1. Sejarah Agenda Setting
Teori Agenda Setting muncul pertama kali sekitar tahun 1973, teori ini diperkenalkan oleh Maxwell Mc Combs dan Donald L. Shaw dengan
publikasi pertamanya berjudul “The Agenda Setting Function Of The Mass Media”. Publikasi Opinion Quarterly No. 37.
Universitas Sumatera Utara
Teori Agenda Setting menurut Cohen Rakhmat, 1993;68 yaitu : “The press is significantly more than a surveyor of information and opinion
it may not be successful much pf the time in telling the people what to think, but is stunningly successful in telling them what to think about.”
Maksudnya adalah bahwa teori Agenda Setting tidak dapat menentukan “apa yang harus dipikirkan” oleh masyarakat tetapi dapat
berpengaruh terhadap “apa yang dipikirkan” oleh masyarakat atau persepsi masyarakat tentang apa yang dianggap penting dengan kata lain
media massa mungkin tidak selalu dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap tetapi cukup mampu memberikan pengaruh terhadap
apa yang dipikirkan orang.
II.2.2. Implikasi Agenda Setting Dalam Periklanan
Meskipun kebanyakan studi-studi penelitian agenda setting didasarkan pada berita yang diterbitkan media massa dan pemilihan
berita, namun kerangka teori agenda setting dapat juga diterapkan dalam periklanan, khususnya semenjak periklanan masuk kedalam satu ruang
lingkup yang sama yaitu bidang komunikasi. Iklan merupakan salah satu bentuk dari spesialisasi komunikasi
massa. Hal ini disebabkan dalam penyampaian tujuannya menggunakan unsur-unsur komunikasi, yakni komunikator periklanan, pesan, media
melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, komunikasi atau khalayaknya, dan efek yang diharapkan dari penayangan iklan tersebut.
Iklan atau advertising berasal dari bahasa latin ad-vere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. S. John Wright,
Universitas Sumatera Utara
mendefenisikan iklan sebagai suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu
menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui salinan tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif Liliweri, 1992 :
20. Pandangan yang diajukan oleh Wright ini mengandung 2 makna, yakni: 1 iklan dipandang sebagai alat pemasaran, dan 2 iklan dalam
pengertian proses komunikasi yang bersifat persuasif. Institut praktisi periklanan Inggris mendefenisikan periklanan
merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan pada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa
tertentu dan biaya yang semurah-murahnya Jefkins, 1996 :5 . selanjutnya secara sederhana Rhenald Kasali 1995 :9 mendefenisikan
iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang diajukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi persuasif yang menginformasikan dan
mempromosikan suatu produk ataupun jasa melalui media massa kepada masyarakat.
Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan itu dibuat. Suatu iklan senantiasa bertujuan untuk
mengenalkan atau mengingatkan kembali pada khalayak untuk ertarik pada produk itu efektif, dan kemudian menggunakannya konatif.
Dengan demikian sebuah iklan setidaknya harus dapat menarik perhatian
Universitas Sumatera Utara
khalayaknya, dengan tujuan utamanya adalah untuk membuat agar khalayaknya terpengaruh dan mau membeli produk yang diiklankan.
Iklan berhubungan dengan pesan-pesan yang bersifat persuasif, dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa iklan membujuk konsumen untuk
membeli produknya, hampir sama dengan metode yang digunakan media massa dalam menyampaikan beritanya, periklanan juga menggunakan
metode agenda setting untuk menarik perhatian khalayaknya, metode agenda setting akan dapat membantu iklan dalam membangun agenda
publiknya melalui penempatan iklan dalam media massa, lamanya penayangan iklan tersebut juga melalui penayangan gambaran tentang
permasalahan yang ada dalam masyarakat untuk menawarkan bagaimana solusi dari masalah tersebu.
Teori Agenda Setting menyatakan bahwa media massa tidak mengatakan pada publiknya yang harus dipikirkan, tetapi untuk
mengatakan pada publik untuk berpikir tentang apa yang harus dipikirkan. Menurut model agenda setting masyarakat akan menerima setiap
informasi yang diberikan dan penggabungan topik-topik atau isu-isu penting menjadi suatu siklus pengetahuannya. Mc Combs and Shaw
mengatakan bahwa semakin penting suatu berita atau issu didalam media massa maka semakin penting pula isu atau topik tersebut didalam publik
dikutip dari www.ciadvertising
.org studiesstudent97-falltheoryagenda – setting media.html.
Sutherland dan Galloway mengatakan bahwa penerapan dari agenda setting pada bidang periklanan mengimplikasikan bahwa fungsi
Universitas Sumatera Utara
yang mendasar dari periklanan tidak mencoba untuk membujuk sikap dan tindakan membeli dari konsumen melainkan untuk memfokuskan
perhatian konsumen pada nilai-nilai produk, merek ataupun atribut dari sebuah produk sebagai pertimbangan dalam menentukan sikap dan
keputusan untuk membeli dikutip dari www.ciadvertising.orgstudiesstudent97-falltheory
agenda-SettingAdv. Selanjutnya Sutherland dan Galloway menggambarkan diagram
yang menunjukkan implikasi model agenda setting dalam periklanan adalah sebagai berikut :
Akibat dari agenda Akibat dari penelitian Setting
Periklanan
Gambar II.1 : Model Agenda Setting Dalam Periklanan
Sumber : www.Ciadvertising.orgstudent-accountFall-01adv382jIrahma
agenda-settingadv.html Menurut model diatas Sutherland dan Galloway mengatakan
bahwa dalam pengiriman pesan melalui media massa adalah melalui 2 tahapan, yaitu :
1. tahapan pertama dalam model tersebut menjelaskan bahwa penonjolan isi pesan iklan yang berupa nilai-nilai, produk, merek
ataupun akibat dari suatu produk akan turut memperbesar pengaruh penonjolan isi pesan iklan tersebut dalam agenda publiknya. Hal ini
dikarenakan sebagai akibat dari model agenda setting, penonjolan isi
Advertising Salience Penonjolan dalam iklan
Public Salience Penonjolan dalam
publik masyarakat Behavioral Outcome
Tindakan untuk membeli
Universitas Sumatera Utara
pesan iklan pada media dalam lingkungan juga dapat diukur akan menjadi penonjolan pada agenda publik pula.
2. Tahapan kedua adalah model tersebut menggambarkan sebuah hubungan dari penonjolan dalam agenda publik kepada tindakan juga
dihasilkan. Hal ini terjadi dikarenakan sebagai akibat dari riset periklanan penonjolanan dalam pemikiran publik ini akan
berhubungan langsung dengan tindakan yang muncul, misalnya tindakan membeli sebuah produk.
Dari model diatas dapat disimpulkan bahwa teori agenda setting dalam periklanan menyatakan bahwa penonjolan pesan atau informasi
iklan dari suatu media iklan akan dapat menarik perhatian sekaligus mempengaruhi publik untuk memikirkan pesan iklan yang dilihatnya
tersebut. Setelah konsumen tertarik pada iklan yang ditayangkan dan menganggap pesan atau informasi iklan tersebut penting maka iklan
tersebut akan menonjol dalam agenda publiknya. Iklan yang menonjol ini kemudian menimbulkan persepsi dan opini dalam pemikiran
konsumennya, baik itu mengenai isi pesan iklannya, nilai-nilai, ciri-ciri atau merek produknya yang selanjutnya akan menentukan tindakan konsumen
terhadap produk yang diiklankan tersebut, yakni tindakan untuk membeli. Dalam model agenda setting, terdapat elemen-elemen atau
keadaan-keadaan yang turut mempengaruhi hubungan antara periklanan dan konsumennya. Pertama sangka terpaan dutation of exposure
terhadap isu-isu yang khusus, karena segala sesuatu akan menangkap lebih cepat dari yang lain, kedua isu lokal akan lebih disenangi dan
Universitas Sumatera Utara
dipahami oleh khalayaknya, ketiga media yang digunakan dalam penyampaian pesannya yang diharapkan akan memberikan pengaruh
yang kuat pada khalayaknya, mis. Televisi, radio, ataupun surat kabar www.Ciadvertising.orgstudent-accountspring-02adv
382je offpaper 1 html.
Dalam periklanan, untuk mengkomunikasikan isu-isu atau hal-hal yang menonjol dari iklan pada pemikiran atau kesadaran konsumen
adalah melalui : 1. Penempatan media iklan, adalah penggunaan media perantara yang
dipilih sebagai tempat iklan tersebut ditayangkan baik media yang bersifat nasional atau lokal kepada target pasarnya
2. Headline iklan atau bentuk utama informasi dari iklan tersebu, adalah bentuk pesan iklan yang disampaikan apakah yang bersifat humor
lucu ataupun serius yang akan dapat membantu untuk menarik perhatian konsumen akan iklan tersebut.
Lamanya waktu penayangan iklan, adalah lamanya iklan tersebut ditayangkan ditengah, konsumen, apakah dalam waktu empat bulanan
ataupun tahunan menggambarkan efektifitas kegiatan kampanye, produk yang beriklankan tersebut www.ciadvertising.orgstudent-accountFall-
01adv382jIrahmaagenda-settingadv.html Faktor-faktor diatas akan mempengaruhi persepsi dan pengenalan
konsumen mengenai produk tertentu. Iklan berperan dalam membuat konsumennya mengamati, merasakan, melihat dan mempelajari secara
tidak langsung mengenai produk-produk yang dikemukakam baik itu
Universitas Sumatera Utara
berupa layananservice, ataupun nilai nilai ataupun keunggulannya melalui informasi yang diberitahukan melalui iklan tersebut.
Menurut Sutherland dan Galloway, terdapat pandangan umum dalam masyarakat bahwa jika konsumen melihat produk atau layanan
tertentu sering diiklankan di media massa, maka layanan yang sangat bagus
wwwciadvertising.orgSAFall-02adv 382j hal 382protect1 advertising-bs.html.
dengan kata lain produk yang diiklankan secara terfrekuensi dan berulang-ulang dimedia massa akan dianggap sebagai
produk yang lebih baik dan populer dalam pemikiran atau agenda konsumennya. Lebih jauh, produk yang sering diiklankan ini akan
dianggap lebih memiliki kualitas dibandingkan yang tidak diiklankan.
II.3. Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure Attention-Action Procedure AIDDA merupakan singkatan dari Attention
Perhatian, Interest
Ketertarikan, Desire
Minat, Decision
Keputusan,dan Action Tindakan. Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui
pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan diakhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu, Proses AIDDA ini
dapat kita lihat pada skema dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Appeal -
Attractiveness
Appeal +
Gambar II.2 : Skema Proses Teori AIDDA
Proses AIDDA ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini
komunikator harus mampu menimbulkan daya tarik pada komunikan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian
ini adalah dihindarkannya munculnya himbauan Appeal yang negatif yang akan menumbuhkan kegelisahan Anexity Arrousing. William Mc
Guire, seorang ahli komunikasi kenamaan menyatakan dalam karyanya “Persuasi” bahwa anexity arrousing communication menimbulkan efek
ganda, pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan pencegahan
preventive dipihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung fight to fight yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk
sikap permusuhan atau tidak menaruh perhatian sama sekali kepada pesan.
Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian Attention akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila
perhatian komunikan tidak terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat Interest yang merupakan derajat yang lebih
Anexity Rasa Preventivepenolakan Arrousing Takut Tidak ada perhatian
A – I – D – D - A
Universitas Sumatera Utara
tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat Desire untuk melakukan suatu
kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hal ini belum cukup, untuk itu harus dilanjutkan dengan munculnya keputusan Decision yaitu
keputusan untuk melakukan kegiatan Action sebagaimana diharapkan komunikator.
Dalam model AIDDA ini hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian dan minat komunikan,
berhasil tidaknya hal tersebut tergantung oleh attractiveness ketertarikan dari komunikan karena perhatian tersebut adalah efek pada tahap
permulaan dalam diri seorang komunikan. Sekali lagi perlu diingatkan bahwa langkah pertama yang harus
dilakukan pada model AIDDA ini adalah menarik perhatian, perhatian terhadap sesuatu akan menimbulkan minat dan kecenderungan yang kuat
akan sesuatu dari minat yang kuat ini kemudian timbul hasrat keinginan yang merupakan akibat lanjutan. Sedang keputusan adalah efek lebih
jauh lagi yang timbul setelah melewati proses pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
II.4. Teori 7 C of Communication
Cutlip Center Rosady, 1997; 72-74 menyatakan bahwa teori 7 C of Communication terdiri dari 7 elemen pentibg dalam komunikasi yaitu :
1. Credibility
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari
kinerja, baik dari pihak komunikator dan komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga
tujuannya. 2. Context
Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan
keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif. 3. Content
Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang
banyak dan bermanfaat. 4. Clarity
Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh komunikator dan komunikan atau mempunyai persamaan
arti antara komunikator dengan komunikannya. 5. Continuity and Consistency
Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan
bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten
dan tidak membingungkan audiensnya. 6. Channels
Universitas Sumatera Utara
Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam penyampaian pesan yang dimaksud. Channel is any
way by which news, ideas, etc may travel ; radio and television band of frequencies within which signals from a transmitter must be kept to
prevent interference from other transmitters -- saluran adalah segala jalan untuk dapat menyampaikan berita, pemikiran,dll ; pita frekuensi dimana
sinyal-sinyal dari suatu pemancar radio dan televisi disimpan untuk mencegah gangguan dari pemancar lainnya Hornby, et al, 1963 : 155
7. Capability of Audience Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu
kemampuan dari audiens atau komunikan, kebiasaan membaca mereka atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dsb. perlu diperhatikan
oleh pihak komunikator dalam melakukan suatu kampanye.
II.5. Konsep Posisioning
Rhenald Kasali 1992;157 Menyatakan posisioning sebagai salah satu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek,
perusahaan, individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau kensumennya. Upaya ini dianggap perlu karena
situasi masyarakat atau pasar konsumennya sudah over communicated. Menurut David A. Acker Kasali, 1992;156 ada beberapa cara
untuk melakukan strategi posisioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui 1. Penonjolan karakteristik produk
2. Penonjolan harga dan mutu
Universitas Sumatera Utara
3. Penonjolan penggunaannya 4. Posisioning munurut pemakaiannya
5. Posisioning menurut kelas produk 6. Posisioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
7. Posisioning langsung terhadap pesaing. Dalam hal ini positioning yang digunakan adalah penonjolan karakteristik
produk yaitu deodoran yang ditujukan untuk kaum pria.
II.6. Implementasi Teori
Media Massa adalah media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antar mereka, secara massal dan cenderung bersifat satu
arah. Di Indonesia yang dimaksud dengan media massa adalah Surat Kabar, Tabloid, Majalah, Radio dan Televisi. Tiga yang disebutkan
pertama adalah media cetak, sedangkan dua lainnya adalah media elektronik. Bagi masyarakat modern media massa telah menjadi
kebutuhan dasar. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, Televisi saat ini
acapkali dijadikan media untuk menyampaikan pesan, termasuk juga iklan berbagai jenis produk yang hendak dipasarkan. Salah satunya adalah
produk deodorant Rexona for Men. Produk ini adalah salah satu hasil ekstensifikasi perluasan produk Rexona yang sebelumnya sudah cukup
terkenal sebagai salah satu produsen consumer goods khususnya produk kecantikan dan wewangian.
Universitas Sumatera Utara
Produk tersebut dibuat untuk memenuhi tuntutan konsumen, khususnya konsumen pria. Untuk itu produsen menjalankan strategi
positioning produk yaitu berusaha menonjolkan karakteristik produk dimana produk ini dikhususkan untuk segmen konsumen pria saja.
Adapun iklan produk Rexona for Men ini juga dibuat berdasarkan karakteristik produk tersebut, dimana dalam iklan tersebut digambarkan
bahwa pengguna produk adalah pria yang enerjik, yang menggunakan produk dalam mendukung aktivitasnya. Selain itu produsen juga
menggunakan slogan didalam iklan bahwa pria mengeluarkan keringat lebih banyak dari wanita, dengan kata lain produsen berusaha
menyampaikan bahwa pria juga membutuhkan sebuah produk yang berbeda dari yang biasa digunakan wanita.
Didalam penelitian ini penulis mencoba melihat seberapa besar minat responden untuk membeli poduk yang diiklankan, Untuk itu
digunakan juga teori AIDDA sebagai dasar teori untuk menelaah hubungan tersebut. Teori AIDDA itu sendiri menggambarkan adanya
suatu kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan
diakhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu. Hal ini sesuai dengan tujuan penayangan iklan Rexona for Men di Televisi yang
bertujuan menarik minat konsumen unuk kemudian mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang BPPKDS Tahun 1992
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1 1 Deskripsi Kabupaten Serdang Bedagai
III.1.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai Kronologi
Keinginan untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang sebenarnya telah cukup lama muncul di kalangan masyarakat Kabupaten
Deli Serdang dan tahun 1992 hal tersebut telah menjadi kajian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada masa itu. Dasar
pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu Kabupaten.
Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya Keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor
02DPRD1992 tanggal 27 Februari 1992 tentang Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang yang menetapkan
Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 dua wilayah, yaitu Kabupaten Deli dan Kabupaten Serdang. Perencanaan pemekaran
tersebut terhenti dan kembali bergulir pada saat reformasi terjadi tahun 1998.
Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan di Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun
2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, memberikan ruang yang
semakin terbuka terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan pemekaran.
Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran Kabupaten Deli Serdang yakni:
2. Panitia Pembentukan Kabupaten Deli PPKD Tahun 1992.
Universitas Sumatera Utara
3. Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai P3KSB Tahun 2002.
BPPKDS merencanakan Kabupaten Deli Serdang di bagi menjadi dua kabupaten sesuai dengan konsep Pemekaran Tahun 1992 dengan
usulan ibukota Kabupaten Pemekaran antara lain: Dolok Masihul, Sei Rampah dan Perbaungan.
PPKD lebih menekankan pada pembentukan Kabupaten baru yakni Kabupaten Deli dengan ibukota Patumbak, sehingga tujuan dari
diadakannya pemekaran tidak tampak, tetapi lebih pada keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Deli Serdang.
P3KSB mengajukan konsep pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 dua yakni Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk
dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Kabupaten Sei Rampah.
Keinginan yang begitu besar dari masyarakat disikapi dengan arif bijaksana oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan menyusun
konsep dasar pemekaran Kabupaten dan melakukan kajian-kajian dalam rangka pemekaran tersebut.
Berdasarkan penelitian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengusulkan
Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 dua yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk, dan Kabupaten Serdang Bedagai
sebagai kabupaten Pemekaran.
Dasar Hukum
Perjalanan panjang proses pemekaran Kabupaten Deli Serdang secara hukum dimulai dari ditetapkannya Keputusan DPRD Kabupaten
Deli Serdang Nomor: 13KPTahun 2002 Tanggal 2 Agustus 2002 Tentang Persetujuan Pembentukan Pemekaran Kabupaten Deli Serdang.
Selanjutnya DPRD Propinsi Sumatera Utara melalui Keputusan Nomor: 18K2002 Tanggal 21 Agustus 2002 menetapkan Persetujuan Pemekaran
Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
DPRD Kabupaten Deli Serdang melalui Keputusan Nomor 26KDPRD2003 Tanggal 10 Maret 2003 menetapkan Persetujuan Usul
Rencana Pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi 2 dua Kabupaten yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten
Serdang Bedagai sebagai Kabupaten Pemekaran dengan ibukota Sei Rampah.
Pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai didasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah Kesultanan
Serdang dan Kesultanan Bedagai. Menindaklanjuti Keputusan yang ada, Gubernur Sumatera Utara
melalui Surat Nomor: 1366777 tanggal 30 Agustus 2002 meneruskan usul Pemekaran Kabupaten Deli Serdang, Nias dan Toba Samosir kepada
Menteri Dalam Negeri di Jakarta. Berdasarkan persetujuan DPR RI, Presiden Republik Indonesia
menerbitkan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di
Propinsi Sumatera Utara. Tanggal 6 Januari 2004 Menteri Dalam Negeri mengeluarkan
Keputusan Nomor 131.21-26 Tahun 2004 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara dan mengangkat Bapak
Drs.H.Chairullah S.IP,M.AP sebagai Penjabat Bupati Serdang Bedagai. Atas nama Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 Januari 2004
Gubernur Sumatera Utara Bapak T. Rizal Nurdin melantik Bapak Drs. H.Chairullah S.IP,M.AP sebagai Penjabat Bupati Serdang Bedagai.
Setelah Masa Transisi 1 satu tahun diangkat kembali Penjabat Bupati Drs.H.Kasim Siyo,M.si pada tanggal 3 Maret 2005 yang ditugaskan untuk
melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah Pilkada secara langsung maka terpilihlah Ir. H.T. Erry Nuradi,MBA menjadi Bupati Serdang Bedagai masa
bakti 2005 – 2009
Universitas Sumatera Utara
III.1.1.2 Geografis Letak Wilayah
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57” Lintang
Utara, 30 16” Lintang Utara, 980
33” Bujur Timur, 990 27” Bujur Timur
dengan luas wilayah 1900,22 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten
Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah Barat dengan Kabupaten Deli Serdang.
Dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500 meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 11 kecamatan dan
243 desakelurahan.
Iklim
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Kabupaten Deli Serdang sebagai
kabupaten induk. Pengamatan Stasiun Cuaca Sampali menunjukkan rata- rata kelembapan udara per bulan sekitar 84 , curah hujan berkisar
sampai 30 sampai dengan 340 mm perbulan dengan periodik tertinggi pada bulan Agustus – September 2004, hari hujan per bulan bekisar 8 -
26 hari dengan periode hari hujan yang lebih besar pada bulan Agustus - September 2004. Rata - rata kecepatan udara berkisar 1,10 mdt dengan
tingkat penguapan sekitar 3,74 mmhari. Temperatur udara per bulan minimum 23,70 C dan maksimum 32,20 C.
III.1.1.3 Pemerintahan
Kabupaten Serdang Bedagaai memiliki luas wilayah 1900,22 kilometer persegi, terbagi dalam 11 kecamatan dan 237 desa dan 6
kelurahan, didiami oleh penduduk dari beragam etniksuku bangsa, agama dan budaya. Dimana suku tersebut antara lain Karo, Melayu,
Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain – lain. Potensi sumber daya alam di Kabupaten Serdang Bedagai yang paling menonjol diantaranya: sektor
pertanian, perkebunan dan perikanan serta sektor pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
Sejak terbentuknya pemerintahan daerah yang baru, Sei Rampah merupakan ibukota Kabupaten sebagai pusat pemerintahan, jaraknya
dengan kota – kota kecamatan sangat bervariasi antara 7 km sd 51 km. Disamping Kec. Sei Rampah sebagai kota pusat pemerintahan, Kec.
Perbaungan juga merupakan kota pusat perdagangan di Kab. Serdang Bedagai yang diandalkan dimana kedua kecamatan ini menjadi indikator
keberhasilan pertumbuhan pembangunan yang dilaksanakan. Kota-kota kecamatan yang letaknya relatif jauh diatas 50
kilometer antara lain, Kec. Dolok Merawan. Kecamatan-kecamatan lain jaraknya berkisar 7 sampai dengan 32 kilometer. Adanya wacana
pemekaran wilayah kecamatan, dimungkinkan beberapa kecamatan yang masih memiliki wilayah cukup luas berpeluang untuk dimekarkan.
Diantaranya Kec. Perbaungan, Sei Rampah dan Dolok Masihul. Hal ini sejalan dengan upaya untuk percepatan proses pelaksanaan
pembangunan di daerah.
III.1.1.4 Penduduk dan Ketenagakerjaan Penduduk
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Kabupaten baru yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah kabupaten Deli Serdang. Jumlah
penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 berjumlah 588.263 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki – laki 295.806 jiwa
dan perempuan 292.457 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangganya mencapai 137.042 RT.
Kepadatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004 adalah sebesar 310 jiwakm². Kepadatan penduduk terbesar adalah
di kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 567 jiwakm2, disusul kecamatan Tanjung Beringin 527 jiwakm², Teluk Mengkudu 489 jiwakm². Sedangkan
kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah kecamatan Sipispis 139 jiwa km², dan kecamatan Kotarih 141 jiwa km².
Ditinjau dari segi persebaran penduduk, jumlah penduduk terbesar adalah di kecamatan Perbaungan yaitu sebesar 120,193 jiwa atau
Universitas Sumatera Utara
sebesar 19,47 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Serdang Bedagai. Kecamatan – kecamatan lain diantaranya Kecamatan Sei
Rampah 102,766 jiwa, Kecamatan Tebing Tinggi 78,134 jiwa dan kecamatan Dolok Masihul 71,1301 jiwa.
Ketenagakerjaan
Dari sekitar 588,263 jiwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai yang berusia 10 tahun keatas penduduk usia kerja, sebanyak 255,565
orang merupakan angkatan kerja. Mereka adalah berstatus bekerja 208.072 orang dan berstatus menganggur 47.493 orang. Mereka yang
berstatus mencari pekerjaan ini sering disebut dengan pengangguran terbuka open employment. Sedang mereka yang melakukan kegiatan
non ekonomis bukan angkatan kerja sebanyak 202.192 orang. Mereka adalah yang mempunyai kegiatan utama sekolah 94.662 orang, mengurus
rumah tangga 80,724 orang dan melakukan kegiatan lainnya 26.806 orang, ditinjau menurut lapangan usaha penduduk yang bekerja, lebih dari
81,962 orang penduduk Kabupaten Serdang Bedagai bekerja di sektor pertanian. Sektor perdagangan menyerap pekerja sebanyak 32.698
orang, sektor industri 32.253 orang dan sektor jasa mencapai 30.877 orang. Sedangkan sektor terendah adalah sektor pertambangan
penggalian dan sektor jasa keuangan masing – masing sebesar 403 orang dan 538 orang.
III.1.1.5 Sosial Pendidikan dan Kebudayaan
Membentuk sumber daya manusia berkualitas, tentunya harus diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan yang memadai. Ditingkat
pendidikan dasar jumlah sekolah sebanyak 484 yang terdiri dari 438 Sekolah Dasar NegeriInpres dan sebanyak 26 Sekolah Dasar Swasta.
Jumlah SLTP Negeri sebanyak 32 unit, SLTP swasta sebanyak 47 unit. Jumlah SMU negeri sebanyak 8 unit dan SMU swasta sebanyak 20 unit.
Universitas Sumatera Utara
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri sebanyak 1 unit sedangkan yang diselenggarakan oleh swasta sebanyak 24 unit.
Selain itu, sekolah pendidikan agama baik tingkat dasar maupun menengah adalah sebagai berikut; Madrasyah Ibtidaiyah MI adalah 22
unit, Madrasyah Tsanawiyah MTs sebanyak 57 unit dan Madrasyah Aliyah MA sebanyak 20 unit termasuk yang diselenggarakan oleh
swasta. Dari kenyataan diatas terlihat bahwa peran masyarakat swasta dalam meningkatkan kecerdasan bangsa cukup besar, hal ini ditujukan
dengan banyaknya sekolah – sekolah swasta dibandingkan sekolah negeri khusus di tingkat sekolah menengah.
Dengan fasilitas pendidikan yang ada, jumlah murid yang dapat ditampung adalah sebanyak 76.446 siswa untuk tingkat SD, 22.010 siswa
untuk tingkat SLTP, dan 6.914 siswa untuk tingkat SMU. Untuk memberdayakan rumah ibadah yang ada, khususnya untuk
umat Islam di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat 165 orang mubalihq yang secara aktif memberikan pengajaran agama. Selain itu, jumlah Imam
dan Khotib di Kabupaten Serdang Bedagai masing – masing sebanyak 468 orang dan 476 orang, sedangkan ulamanya sebanyak 189 orang.
Pertanian
Pada tahun 2004 luas panen tanaman padi padi sawah dan ladang mengalami kenaikan sebesar 3,11 persen dibanding tahun 2003
yaitu dari 66.876 ha menjadi 68.957 ha. Rata – rata produksi mengalami penurunan dari 5,11 tonha pada tahun sebelumnya menjadi 4,46 tonha
pada tahun 2004, produksi padi sawah dan ladang juga mengalami penurunan sebesar 9,97 persen dari 341.717 ton menjadi 307.630 ton
pada tahun 2004. Komoditi palawija yang terdiri dari jagung, ubi kayu, kacang tanah,
kacang kedele, pada tahun 2004 mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan baik luas panen, rata – rata produksi dan produksinya. Tanaman
jagung mengalami kenaikan luas panen dari 4.989 ha menjadi 5.642 ha atau naik sebesar 13,08 persen.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman ubi kayu mengalami penurunan luas panen cukup drastis sebesar 75,55 persen dari 66.352 ha menjadi 16.223 ha pada tahun 2004.
Rata – rata produksinya meningkat 5,13 tonha menjadi 12,27 tonha, demikian juga produksinya menurun 41,55 persen dari 340.454 ton pada
tahun 2003 menjadi 198.985 ton pada tahun 2004. Pada periode 2003 – 2004 terjadi kenaikan pada komoditi palawija
kacang kedelai dan kacang hijau. Tanaman kacang kedelai mengalami penurunan luas panen sebesar 3,65 persen yaitu 602 ha pada tahun 2003
menjadi hanya 580 ha pada tahun 2004. Rata – rata produksi turun dari 1,28 tonha menjadi 1,11 tonha. Produksinya mengalami penurunan dari
771 ton pada tahun 2003 menjadi 642 ton pada tahun 2004. Luas panen komoditi kacang hijau mengalami kenaikan sangat
signifikan yaitu sebesar 153,75 persen yaitu dari 120,0 ha menjadi 153,75 ha pada tahun 2004. Sedangkan produktivitasnya mengalami peningkatan
sebesar 21,78 persen. Pada tahun 2004 produksi kacang hijau mengalami kenaikan sebesar 97,92 persen yakni dari 1.685 ton pada tahun 2003
menjadi 3.335 ton pada tahun 2004.
Industri
Di Kabupaten Serdang Bedagai, sektor industri dikelompokkan atas industri skala besar, sedang, kecil dan rumah tangga yang
pengklasifikasiannya berdasarkan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri tersebut. Data mengenai industri besar dan sedang BS tersedia
setiap tahun. Pada tahun 2004, nilai produksi Industri Mebel Kayu mencapai 631
juta Rupiah dengan nilai investasi sebesar 170 juta rupiah. Industri Pupuk Alam Non Sintetis, nilai produksinya mencapai 319,5 juta dengan nilai
investasi sebesar 95 juta. Sedangkan untuk total nilai produksi terendah dicapai oleh Industri Pembuatan Peti Tempat Barang dari Kayu yaitu
sebesar 51,5 juta dengan total investasi 20 juta. Jumlah gilingan padi di Kabupaten Serdang Bedagai sebanyak 262
unit dengan rincian 164 unit yang memiliki surat izin dan 98 unit yang tidak memiliki surat izin. Mengenai kapasitas gilingan yang mampu diserap oleh
Universitas Sumatera Utara
setiap gilingan untuk menggiling padi di seluruh kecamatan, terlihat bahwa gilingan di kecamatan Perbaungan memiliki jumlah gilingan paling banyak.
Adapun kapasitas gilingan seluruh Kabupaten Serdang Bedagai mampu menggiling padi sebanyak 84.550 ton.
Sebahagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Serdang Bedagai dipenuhi oleh perusahaan Listrik Negara PLN dan sebagian
lainnya dipenuhi oleh listrik non PLN. Pada tahun 2003 data tahun 2004 tidak tersedia daya tersambung mencapai 154.304.816 VA sedangkan
jumlah pelanggan listrik sebanyak 129.306.
Perdagangan
Dalam bidang perdagangan dapat dilihat bahwa SIUP yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengalami
kenaikan yaitu dari 61 SIUP tahun 2002 menjadi 71 SIUP pada tahun 2003 atau naik sebesar 16,39 persen. Namun pada tahun 2004 meningkat
lagi sebesar 154,93 persen atau naik dari 71 SIUP pada tahun 2003 menjadi 181 SIUP pada tahun 2004.
Jika dilihat dari jumlah penerbitan TDP pada tahun 2004 terlihat TDP yang diterbitkan dapat dirinci 162 yang berkategori baru dan 79 yang
berkategori ulang. Jumlah TDP yang diterbitkan untuk PTCV sebanyak 41 buah, untuk FirmaKoperasi sebanyak 1 buah dan untuk Perusahaan
Perseorangan sebanyak 203 buah. Banyaknya usaha sektor perdagangan di Kabupaten Serdang
Bedagai hasil Sensus Ekonomi 1996 menunjukkan bahwa jumlah perdagangan besar sebanyak 597 usaha, perdagangan eceran sebanyak
6.693 usaha, rumah makan sebanyak 2.385 usaha dan hotel penginapan sebanyak 3 usaha.
Perhubungan
Jalan merupakan sarana yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkat usaha di bidang
ekonomi menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang
dari satu daerah ke daerah lain.
Universitas Sumatera Utara
Panjang jalan di seluruh Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2003 mencapai 2.292,49 km yang terbagi atas jalan negara 85,31 km,
jalan propinsi 65,63 km dan jalan kabupaten 2.141,55 km. Setiap tahunnya baik prasarana jalan maupun jembatan selalu mendapatkan
prioritas untuk perbaikan dengan menggunakan berbagai sumber dana. Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup jangkauan baik
pelayanan dan peningkatan kerjasama internasional maupun peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi dan data berjalan lancar.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan berkenaan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos.
Banyaknya surat yang dikirim oleh kantor Pos Giro pada tahun 2004 sebanyak 219.144 surat yang terdiri dari surat tercatat, biasa dan kilat.
Sedangkan untuk kiriman untuk paket pos telah terkirim sebanyak 893 unit dan untuk wesel pos telah terkirim sebanyak 15.681 buah.
Keuangan
Sebagai kabupaten baru, Kabupaten Serdang Bedagai mulai berpacu diri untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang demi
memakmurkan seluruh rakyatnya sesuai tuntutan pembangunan era otonomi. Untuk itu, di dalam melaksanakan proses pembangunan
wilayahnya, pemerintah kabupaten akan membutuhkan sumber – sumber pembiayaan untuk menjalankan roda pemerintahan.
Salah satu sumber pembiayaan yang akan digunakan adalah dari Pendapatan Asli Daerah PAD yang sampai saat ini masih merupakan
sumber pembiayaan untuk pembangunan daerah, diantaranya sumber – sumber tersebut berasal dari penerimaan pajak bumi dan bangunan
PBB, retribusi dan lain – lain. Perkembangan harga – harga baik kebutuhan pokok maupun
kebutuhan lainnya di Kabupaten Serdang Bedagai selama tahun 2004 relatif stabil dimana fluktuasi harga yang terjadi cenderung sama dengan
fluktuasi harga yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Produk Domestik Regional Bruto PDRB
PDRB merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. Penghitungan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai dan di seluruh
KabupatenKota di Sumatera Utara setiap tahun selalu mengalami perbaikan. Untuk lebih menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi,
Badan Pusat Statistik BPS telah melakukan perubahan tahun dasar penghitungan yaitu dari tahun 1983 menjadi tahun 1993 dan rencananya
akan kembali terjadi perubahan tahun dasar lagi dari 1993 yang akan digeser ke tahun 2000.
Pada tahun 2004 total nilai PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp.3.668.853,42 juta, sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan 1993 adalah sebesar Rp. 1.108.721,95 juta. Peranan sektoral dalam pembentukan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai cukup
bervariasi, sektor yang memiliki peranan terbesar adalah sektor pertanian sebesar 47,45 persen, diikuti sektor industri sebesar 20,12 persen, sektor
perdagangan hotel dan restoran 20,01 persen. Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukkan tingkat
pencapaian kinerja ekonomi makro dimana perkembangan sembilan struktur ekonomi akan dapat diamati selama siklus ekonomi sedang
berlangsung sehingga sinyalemen positif atau negatif yang mempengaruhi kinerja ekonomi makro secara umum dapat diantisipasi sedini mungkin.
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Serdang Bedagai mencapai 3,31 persen pada tahun 2004, pencapaian ini meningkat yang cukup signifikan
bila dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2003 sebesar 3,04 persen.
III.1 2 Deskripsi Pemkab Serdang Bedagai
Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai resmi berdiri setelah disahkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2003 perihal pembentukan
Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Toba Samosir, Sampai saat ini Pemkab Serdang Bedagai telah dipimpin oleh 2 Penjabat Bupati yaitu
Drs. H.Chairullah S.IP,M.AP 15 Januari 2004 – 3 Maret 2005 dan Drs.H.Kasim Siyo,M.Si 3 Maret 2005 – 5 Agustus 2005, sementara
Universitas Sumatera Utara
Bupati Definitif pertama yang terpilih melalui Pemilihan Kepala Daerah Pilkada adalah Ir. H.T. Erry Nuradi,MBA, dilantik pada tangaal 5 Agustus
2005 untuk masa bakti 2005 – 2009. Saat ini struktur Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 13
Dinas, 4 Badan, 4 Kantor dan 3 Orang Asisten yang membawahi 10 Bagian dibawah Sekretariat Daerah serta 3 Bagian yang berada dibawah
Sekretariat Dewan sebagai pembantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintahan. Adapun struktur Pemerintahan di Kabupaten Serdang
Bedagai sebagai berikut :
A. SEKRETARIAT DAERAH I. Asisten I Administrasi Pemerintahan
1. Bagian Pemerintahan 2. Bagian Hukum dan Organisasi
3. Bagian Humas
II. Asisten II Administrasi Ekonomi dan Pembangunan
1. Bagian Pengendalian Pembangunan 2. Bagian Perekonomian
3. Bagian Sosial dan Budaya 4. Bagian Pemuda dan Olahraga
III. Asisten III Administrasi Umum
1. Bagian Umum 2. Bagian Keuangan
3. Bagian Perlengkapan
B. SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
1. Bagian Umum 2. Bagian Risalah dan Persidangan
3. Bagian Keuangan
C. DINAS-DINAS
1. Dinas Pendidikan Nasional Daerah 2. Dinas Kesehatan Daerah
3. Dinas Pekerjaan Umum Daerah 4. Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah
Universitas Sumatera Utara
5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah 6. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Daerah
7. Dinas Perindag dan Koperasi Daerah 8. Dinas Pendapatan Daerah
9. Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah 10.Dinas Sosial Daerah
11.Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Daerah
12.Dinas Pasar, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran 13.Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja
D. BADAN-BADAN
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA 2. Badan Kepegawaian Daerah BKD
3. Badan Pengawasan Daerah BAWASDA 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa BPMD
E. KANTOR-KANTOR
1. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2. Kantor Ketahanan Pangan
3. Kantor Kesbang Linmas 4. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan
III.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan metode korelasional. Menurut Nawawi 1995;67-68 observasi adalah
salah satu metode yang digunakan dalam penelitian, khususnya bidang sosial. Metode observasi itu sendiri terbagi 2 yaitu metode observasi
langsung, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan gejala data yang tampak pada objek penelitian pada saat
peristiwa atau keadaan berlangsung, sedangkan metode observasi tidak langsung adalah dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang dilaksanakan setelah peristiwa atau situasi atau
Universitas Sumatera Utara
kejadiannya terjadi, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah observasi tidak langsung.
Metode korelasional bertujuan untuk menelitian sejauh mana variabel faktor yang satu berkaitan dengan variabel faktor yang lain.
Selain itu metode korelasional digunakan untuk mengukur hubungan antara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas dari
pengetahuan kita tentang variabel bebas serta memudahkan untuk membuat rancangan eksperimen Rakhmat, 1995:31.
III.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi dan diadakan di lingkungan Pemrintah Kabupaten Serdang Bedagai karena peneliti mempunyai berbagai alasan
yang bertujuan agar penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Alasan tersebut adalah karena adanya keterbatasan waktu dan gerak bagi
peneliti dalam penelitian ini.
III.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan pada bulan April sd bulan Juni 2006.
III.5. Populasi dan Sampel III.5.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten Serdang Bedagai dengan karakteristik Pegawai
Negeri Sipil yang pernah menyaksikan iklan Rexona for Men ditelevisi. Jumlah keseluruhan Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah Kabupaten
Serdang Bedagai berdasarkan data bulan Nopember 2006 adalah 586 lima ratus delapan puluh enam orang sementara jumlah pria adalah 307
tiga ratus tujuh orang mencakup seluruh Dinas, Badan, Kantor dan Bagian yang berkantor di lingkungan Kantor Bupati Serdang Bedagai
sumber data Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Nopember 2006.
Universitas Sumatera Utara
III.5.2. Sampel
Teknik penetapan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Dengan Menggunakan rumus Taro Yamane. Berdasarkan data populasi yang ada, maka untuk menentukan
besarnya sampel dipergunakan rumus Taro Yamane Rakhmat, 1993:83. Berdasarkan data jumlah atau populasi Pegawai Negeri Sipil di Pemeritah
Kabupaten Serdang Bedagai. 1
2
+ =
Nd N
n Keterangan :
N= Sampel n = Populasi
d = Presisi 5 Maka berdasarkan rumus tersebut diatas maka dapat ditentukan
jumlah populasi yaitu : 1
05 ,
307 307
2
+ =
n n = 75,4 atau 75 responden.
Jadi jumlah sampel pada peneltian ini adalah sebanyak 75 orang responden.
2. Purposive Sampling yang artinya bahwa pengambilan sample didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Arikunto, 1989:113. Sampel dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai yang pernah menyaksikan iklan Rexona for Men di televisi. Dengan menggunakan metode ini didapatlah sebab
responden dari masing-masing instansi di Pemkab Serdang Bedagai yang berkantor di lingkungan Kantor Bupati sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
A. SEKRETARIAT DAERAH
1. Bagian Pemerintahan = 8
► 8:307x 75 = 1,95 = 2 2. Bagian Hukum Organisasi
= 8 ► 8:307x 75 = 1,95 = 2
3. Bagian Humas = 7
► 7:307x 75 = 1,71 = 2 4. Bagian Pengendalian Pembangunan = 7
► 7:307x 75 = 1,71 = 2 5. Bagian Perekonomian
= 7 ► 7:307x 75 = 1,71 = 2
6. Bagian Sosial dan Budaya = 8
► 8:307x 75 = 1,95 = 2 7. Bagian Pemuda dan Olahraga
= 14 ►14:307x 75 = 3,42 = 3
8. Bagian Umum = 12
►12:307x 75 = 2,93 = 3 9. Bagian Keuangan
= 12 ►12:307x 75 = 2,93 = 3
10. Bagian Perlengkapan = 11
►11:307x 75 = 2,69 = 3
B. DINAS-DINAS
1. Dinas Kesehatan = 21
►21:307x 75 = 5,13 = 5 2. Dinas Pertanian Peternakan
= 10 ►10:307x 75 = 2,44 = 2
3. Dinas Kehutanan Perkebunan = 12
►12:307x 75 = 2,93 = 3 4. Dinas Pendapatan Daerah
= 24 ►24:307x 75 = 5,86 = 6
5. Dinas Sosial = 10
►10:307x 75 = 2,44 = 2 6. Dinas Kependudukan, Capil KB
= 9 ► 9:307x 75 = 2,20 = 2
C. BADAN-BADAN 1. BAPPEDA
= 17 ►17:307x 75 = 4,15 = 4
2. BKD = 15
►15:307x 75 = 3,66 = 4 3. BAWASDA
= 20 ►20:307x 75 = 4,89 = 5
4. BPMD = 21
►21:307x 75 = 5,13 = 5
D. KANTOR-KANTOR
1. Kantor SatPol PP = 30
►30:307x 75 = 7,33 = 7 2. Kantor Ketahanan Pangan
= 9 ► 9:307x 75 = 2,20 = 2
3. Kantor Kesbang Linmas = 7
► 7:307x 75 = 1,71 = 2 4.
Total 75 orang
Kantor PDL = 8
► 8:307x 75 = 1,95 = 2
Universitas Sumatera Utara
3. Accidental Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil siapa saja yang ditemui dilapangan berdasarkan kriteria
diatas.
III.6. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
1. Melalui studi Kepustakaan Library Sources, yaitu dengan cara
mempelajari dan mengumpulkan data-data dan teori pendukung melalui buku-buku yang relevan dan mendukung penelitian ini.
2. Observasi yaitu melakukan pengamatan mengenai iklan Rexona
for Men dan elemen-elemen yanga ada didalamnya. 3.
Penelitian lapangan Field Research, yaitu pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian melalui teknik penyebaran
kuesioner, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan secara tertulis untuk dijawab oleh para
responden.
III.7. Metode Analisa data. 1. Analisa Tabel Tunggal, yaitu analisa yang dilakukan dengan
membagi variabel penelitian ke dalam sejumlah frekuensi dan persentase.
2. Analisa Tabel Silang, yaitu suatu analisa untuk mengetahui
apabila variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel lainnya.
3. Uji Hipotesis, adalah suatu cara untuk mengetahui apakah
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak atau diterima. Untuk menguji Hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
Pearson Product Moment Correlations yaitu : : Rumus untuk mencari koefisien korelasinya adalah :
Rumus untuk mencari koefisien korelasinya adalah :
Universitas Sumatera Utara
[ ]
[
]
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
Yi Yi
n Xi
Xi Yi
Xi XiYi
n r
xy
Keterangan : r
xy
: koefisien korelasi product moment n
: jumlah sample x
: variabel bebas y
: variabel terikat Alasan penggunaan rumus Pearson Product Moment Correlations
adalah: 1. Sebaran data normal
2. Penggunaan skala interval Pearson Product Moment Correlations adalah metode analisa data
untuk melihat hubungan antara dua variabel yang sebarannya normal dengan menggunakan skala interval. Bilangan r menunjukkan bilangan
antara - 1,00 hingga + 1,00, jika tidak ada hubungan sama sekali diantara variabel X dan Y, maka nilai r = 0. Jika nilai r positif maka variabel-
variabel dikalikan secara positif, sedangkan jika nilai r negatif maka variabel-variabel dikatakan berkorelasi negatif. Atau makna hubungan
dapat diterjemahkan dengan : r
tabel
r
temuan
, maka hubungan tidak signifikan r
tabel
r
temuan
, maka hubungan signifikan r
tabel
= r
temuan
, maka harga distribusi table r disesuaikan dengan melihat sampel
Untuk mengukur kuat lemahnya korelasi digunakan skala Guildford berikut :
Kurang dari 0.19 = Hubungan rendah sekali
0.20 – 0.39 = Hubungan rendah tapi pasti
0.40 – 0.69 = Hubungan yang cukup berarti
0.70 – 0.94 = Hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0.95 = Hubungan sangat tinggi; kuat sekali
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji tingkat signifikan antara gejala yang diambil dengan gejala yang terlepas dari pengamatan maka digunakan rumus
r -
1 1
- N
rs t
2
= Keterangan : t = nilai t-hitung
r = nilai koefisien relasi N = jumlah sample
Untuk menemukan prediksi kekuatan hubungan antar variabel menggunakan Uji Determinasi digunakan rumus :
D – r
xy
² x 100
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN